Handout Mata Kuliah Sistem Komunikasi Indonesia


BAB I : PENDAHULUAN
A. Ruang Lingkup                         
1.      Apakah Di Indonesia ada Sistem Komunikasi?
2.      Atau, Adakah Sistem Komunikasi di Indonesia?
Pertanyaan di atas, setidak-tidaknya muncul bersamaan dengan dikeluarkannya:
SK Menteri Pendidikan & Kebudayaan RI, No. 0223/u/1998, Tentang: “Kurikulum Nasional”
1.      Tanpa SK Mendiknas, dengan tidak disadari selama ini kurikulum komunikasi telah membahas SKI, paling tidak “Unsur-Unsur Komunikasi” sebagai bahan utama pada MK Pengantar Ilmu Komunikasi & Teori Komunikasi
2.      Masalahnya, Pembahasan secara holistik antar berbagai unsur komunikasi & kasus komunikasi di Indonesialah yang mendasari perlu adanya MK SKI dalam kurikulum komunikasi
3.      Tanpa disadari pula, selama ini terdapat tumpang tindih & lebih membahas ke permasalahan umum ketika mengkaji unsur-unsur komunikasi & tidak secara spesifik  tentang unsur-unsur komunikasi di Indonesia
4.      Membahas SKI tidak ubahnya membahas tentang berbagai: “Fenomena, Kegiatan & Proses yang berkaitan langsung dengan unsur-unsur komunikasi di Indonesia”.Misalnya:Secara ringkas Komunikasi memiliki unsur-unsur: Sumber (Source), Pengirim Pesan (Communicator), Pesan (Message), Media (Channel), Penerima Pesan (Communicant) dan Efek (Effect). Meskipun beberapa pakar berbeda pada pembagian unsur komunikasinya, namun paling tidak, ada Pengirim (Komunikator), Pesan & Penerima (Komunikan)
5.      Sebagai bagian dari Ilmu Sosial, SASARAN Ilmu Komunikasi adalah: Pernyaan Pesan & Penyampaian Pesan yang disampaikan manusia, karena Manusia adalah Makhluk yang paling sempurna, yang dikarunia TUHAN dengan Akal Budi  & Pikiran.Dengan Akal Budi & Pikiranlah Manusia Mengalami Perubahan. Perubahan tidak akan terlepas dari Komunikasi.
6.      Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian Canggih maka: Bentuk, Pola & Peralatan Komunikasi  juga mengalami perubahan.Komunikasi tidak lagi hanya dilakukan secara personal (komunikasi yang melibatkan 2 orang), tapi juga dilakukan melalui kelompok & Komunikasi Massa.Dengan demikian ada perkembangan yang semakin kompleks dalam bidang komunikasi.
B. Komunikasi Dalam Sistem
SISTEM berasal dari Bahasa Yunani “Systema”Yang berarti:
1.      Suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian (Shrode & Voich, 1974)
2.      Hubungan yang berlangsung diantara satuan-satuan atau komponen secara teratur (Awad, 1979)



Defenisi Sistem:
Tatang M. Amirin (1996)
Sekumpulan unsur yang melakukan kegiatan, menyusun skema atau tata cara melakukan  suatu kegiatan pemprosesan untuk mencapai sesuatu atau beberapa tujuan dan hal ini dilakukan dengan cara mengolah data/energi/barang (benda) di dalam jangka waktu tertentu guna menghasilkan informasi/energi/barang (benda).
Defenisi Sistem Komunikasi
Sekelompok orang, pedoman & Media yang melakukan suatu kegiatan mengolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol & lambang menjadi pesan dalam membuat keputusan untuk mencapai  satu kesepakatan atau saling pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan tersebut menjadi sumber informasi.
            Jika defenisi di atas dijadikan alat untu mengamati dunia surat kabar, maka diartikan sebagai berikut:
“Sekumpulan orang, alat, mesin & fasilitas yang bekerja mengolah suatu berita/informasi dengan mengolahnya menjadi lembaran-lembaran tulisan guna memproduksi informasi yang telah direncankan atau ditetapkan pada saat pelanggan memerlukannya”.
Dalam Defenisi Sistem Komunikasi Paling Tidak Selalu ada:
1.      Sekumpulan Unsur (wartawan, Karyawan, Komputer, Mesin, Barang, Buku, Kertas  fasilitas lainnya)
2.      Tujuan Sistem (Menyebarkan informasi pada khalayak, membentuk image positif dalam humas, persuasi)
3.      Wujud hasil kegiatan atau proses sistem selama jangka waktu tertentu (media cetak, penerbitan interen, press release).
4.      Pengolahan data/energi/bahan (Bahan Berita 5W + 1H diolah menjadi berita Straight News atau Depth News, Kolom, Tajuk Rencana, Artikel, Fact Finding dll)
 Ciri-Ciri Sistem
1.      Adanya Interpendensi. Artinya: Komponen-komponen saling terkait, berinteraksi, dan berintedensi secara keseluruhan. Tidak bekerjanya satu unsur akan mempengaruhi kinerja unsur-unsur yang lain.Misalnya:Surat Kabar tidak akan ada jika tidak ada wartawan yang mencari berita atau tidaknya percetakan.
2.      Keluaran (output) sesuai dan konsisten dengan tujuan yang sudah direncanakan.Misalnya: Jika Tujuan utama media untuk menyebarkan informasi yang benar, obyektif  & berguna bagi masyarakat, tentu tidak dibenarkan jika informasi disiarkan justru memperkeruh madsyarakat & bersiofat subyektif
3.      Eksistensi Kesatuan (totalitas) dipengaruhi oleh komponen-komponennya, sebaliknya eksistensi masing-masing komponen dipengaruhi oleh kesatuannya.Misalnya: Kesatuan Pers, sangat dipengaruhi oleh (Totalitas) Komponen Wartawan, Surat Kabar, Karyawan, Komputer, Mesin dll, begitu juga komponen wartawan atau Karyawan dipengaruhi oleh komponen totalitas yang disebut Surat Kabar.
4.      Sebagai suatu kestuan yang mempunyai masukan (input)& Pengeluran (output) atau Tujuan tertentu
C. Sistem Komunikasi Indonesia (SKI)
ž  Ilmu Komuniikasi adalh bagian dari Ilmu Sosial.  Sehingga dapat dikatakan SKI menjadi sussistem dari Sistem  Sosial Indonesia,
karena yang mengatakan bahwa:
ž  Sistem Politik bagian atau sub sistem dari sistem sosial, Sehingga dapat dikatakan Sistem Komunikasi bagian dari sistem politik & Sistem Politik bagian dari Sistem Sosial
Lingkaran Hubungan antara Sistem Komunikasi dengan Sistem Politik & Sistem Sosial:
 


Artinya:
Corak Sistem Komunikasi dalam Masyarakat Indonesia akan sangat ditentukan oleh Corak, Bentuk dan Keragaman Masyarakat Indonsia sendiri.
Misalnya:
Jika dalam Sistem Sosial tertentu dikenal budaya “Ewuh Pakewuh Sungkan” maka sistem Komunikasi juga akan mencerminkan budaya seperti itu
Contohnya:
Ketika Proses komunikasi antara pimpinan & staffnya berlangsung, ada perasaan tidak enak untuk mengkritik atasan, artinya proses komunikasi sangat dipengaruhi oleh lingkup Sosial yang mempengaruhi seseorang
Cakupan SKI sangat Luas, Sehingga Perlu dibagi ke dalam beberapa kelompok besar diantaranya:
1.      Ditinjau dari segi Wilayah Geografis
Sistem Komunikasi dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
a.       Sistem Komunikasi Pedesaan
Sistem Komunikasi Pedesaan sangat bergantung       & dipengaruhi oleh keberadaan Opinion Leader             (pemimpin opini/Pemuka Pendapat) sabagai penerjemah pesan, karena kelebihannya         dibanding kebanyakan masyarakat, pengaruh seni          tradisional & komunikasi antar persona
b.      Sistem Komunikasi Perkotaan
Sistem Komunikasi Perkotaan sangat dipengaruhi oleh keberadaan Media Massa, karena Salah Satu Ciri Masyarakat Kota lebih Individual dibanding masyarakat Desa.Selain itu sejalan dengan perkembangan tingkat pendidikan warga kota yang sangat memungkinkan mereka lebih bergantung pada media massa sebagai sumber informasi.
2.      Ditinjau dari Media yang digunakanMedia yang digunakan diantaranya:
a. Sistem Media Cetak (Surat Kabar, Majalah, Tabloid)
b. Sistem Media Elektronik (Radio & Televisi)
c. Sistem Media Tradisional (wayang, Ketoprak, Ludruk atau bentuk Folklor) antara lain:
            - Cerita Prosa Rakyat (Legende, Dongeng)
            - Ungkapan Rakyat (Pribahasa, Pepatah)
            - Puisi Rakyat, Nyanyian Rakyat, Teater Rakyat
            - Gerak Isyarat (Main Mata tanda Cinta)
            - Alat Pengingat (Mengirim Sirih artinya mminang
            - Alat Bunyi-Bunyian (Kentongan, Gong, Beduk dll)
D. Mengapa Perlu Mempelajari SKI?
1.      Perkembangan Teknologi komunikasi yang kian pesat di Indonesia (Bahkan akan terus berkembang dimasa yang akan datang) dan akan mengubah pola arus informasi yang berkembang. Dengan perkembangan yang sangat pesat , pasti memerlukan Kajian Khusus & Mendalam
2.      Indonesia adalah negara yang multietnis.Artinya, Indonesia adalah negara yang mempunyai heterogenitas Suku, Agama, Ras & Antar Golongan (SARA). Hal ini memungkinkan masing-masing negara mempunyai ciri khas tersendisi, sehingga membedakan pola kontek Sistem Komunikasinya
3.      Meskipun Perkembangan Teknologi Komunikasi Sudah sedemikian pesat, tetapi mayoritas masyarakat Indonesia masih tinggal di Pedesaan.Hal ini mengakibatkan, perkembangan media massa tidak selamanya dapat dimanfaatkan di desa.Oleh karena itu, Ciri Komunikasi yang berkembang di desa jelas berbeda dengan yang ada di kota.
4.      SKI adalah bahasan yang kompleks & melibatkan banyak hal. Oleh Karena itu, ia tidak bisa dibahas secara sekilas dan dimasukkan dalam bahasan mata kuliah tertentu
5.      SKI jelas berbeda dengan Sistem Komunikasi di Negara lain.Perbedaan tersebut dilatar belakangi oleh Kondisi Sistem Sosial, Sistem Politik, Sistem Ekonomi & Sistem Budaya Masyarakat di Indonesia.
BAB II: Konsep-konsep dalam Sistem Komunikasi
A. Hakikat Sistem Komunikasi
            Pembahasan tentang sistem komunikasi tidak akan terlepas dari sistem sosial. Sehingga apa yang menjadi prosedur dan perilaku dalam sistem sosial,sangat mempengaruhi prosedur dan perilaku yang terjadi dalam sistem komunikasi sebahai sebuah hakikat. Maka dalam Sistem Komunikasi perlu dikaji tentang:
1. Proses Pertukaran Pesan dan
2. Hubungan antar sistem dalam sistem komunikasi itu sendiri
Hakikat Sistem Komunikasi
·         Suatu pola komunikasi yang saling melengkapi antar sistem dalam sistem komunikasi.
·         Hubungan antar unsur bersifat satu dan tidak terpisahkan satu sama lain. Artinya unsur yang lebih rendah memberikan andil yang sangat besar bagi berjalannyasistem yang lebih besar.
Contohnya:
-          Sistem Komunikasi yang lebih khusus adalah sistem pers.
-          Dalam sistem pers ada sistem manajemen redaksional.
-          Di bawahnya ada sistem berita (desk ekonomi, desk politik yang diperankan oleh Gate Keeper/Penjaga Rubrik)
-          Di bawahnya ada sistem yang berhubungan dengan reporter di lapangan
Note:   Semua sistem yang lebih rendah tersebut mempunyai andilyang besar dalam memberikan fasilitas dan menciptakan kondisi yang diperlukan oleh sistem yang lebih tinggi.
Misalnya: Bagaimana sistem redaksional akan berjalan dengan         baik bila tidak ada berita yang dibuat wartawan (SistemWartawan)
-          Sistem komunikasi tidak akan berjalan dengan baik, jika tidak menggunakan media tertentu.
-          Dalam sistem komunikasi yang semakin rumit dan semakin kompleks, saat ini peran media menjadi sangat penting
-          Perkembangan teknologi modern membuat komunikasi menjadi lebih mudah untuk dilaksanakan
Misalnya:
1.      Jika hendak menghubungi seseorang kita cukup hanya mengangkat gagang telfon, menekan nomor yang dituju, dan beberpa menit kemudian akan terhubung dengan orang yang akan dituju.
2.      Kita tidak perlu pergi ke jakarta untuk mengetahui kegiatan yang berlangsung di gedung DPR, tapi kita cukup membaca, mendengar atau melihat Koran, Radio & TV, semua informasi akan kita dapatkan secara cepat melalui lambang-lambang tulisan, bunyi suara atau simbol-simbol lain dari media massa.
B. Fungsi Komunikasi (By: Harold D. laswell)
1.      Penjajagan/Pengawasan Lingkunganyang melaksanakan fungsi ini antara lain:
a. Para diplomat
b. Atase (Perwakilan di LN dalam Perdagangan)
c. Koresponden LN sebagai usaha menjaga         lingkungan.
2.      Menghubungkan bagian-bagian terpisah dari masyarakat untuk menanggapi lingkungannya. Yang melaksanakan fungsi ini antara lain:
a. Para editor
b. Wartawan
c. Juru Bicara sebagai penghubung responInternal
3. Menurunkan warisan Sosial dari generasi ke  generasi berikutnya.Yang melaksanakan fungsi ini antara lain:“Para pendidik informal atau formal karena terlibat mewariskan adat istiadat, nilai dari generasi ke generasi”.
Fungsi Komunikasi (Charles R. Wright, 1988)
4. Entertainment (Hiburan) yaitu: Menunjukkan pada tindakan-tindakan komunikatif yang terutama sekali dimaksudkan untuk menghibur. Yang melaksanakan fungsi ini antara lain: “Semua Sumber Informasi”
C. Hubungan SKI dengan Sistem Lainnya
Sistem Komunikasi Indonesia (SKI) adalah: Sebuah Sistem yang tidak bisa berdiri sendiri. SKI berkaitan erat dengan sistem-sistem lainnya.Tidak dapat dipungkiri bahwa sistem lain berpengaruh langsung terhadap SKI, Begitu juga Sistem lain tersebut tidak akan lengkap keberadaannya tanpa adanya SKI.
Hubungan Antara Sistem Komunikasi Dengan Sistem lain:
1.      Sistem Komunikasi Dipengaruhi oleh Sistem Sosial.
Sistem Komunikasi berada di bawah subordinat sistem sosial. Sistem Sosial adalah sebuah bangunan sistem yang besar yang di dalamnya mempunyai beberapa sub sistem dintaranya: Sistem ekonomi, Sistem Budaya, Termasuk sistem komunikasi
Sistem Sosial yang mengedepankan budaya feodalisme atau paternalistik akan mempengaruhi proses komunikasi.
Sistem Sosial yang mengedepankan sitem kepercayaan, misalnya sistem kasta dalam suatu masyarakat akan memberi andil besar dalam proses komunikasi.
Misalnya:Sistem Kasta dalam suatu masyarakat pun akan memberi andil besar dalam proses komunikasi.
Ditinjau dari segi komunikasi, mereka yang berasal dari kasta sudra (golongan rendah) akan sangat kesulitan berkomunikasi dengan mereka yang berkasta Ksatria (golongan tinggi), Artinya, bahwa sistem kasta sebagai sistem kepercayaan dalam sistem sosial mempengaruhi Sistem Komunikasi.

2.      Sistem Komunikasi Dipengaruhi oleh Sistem    politik
Dalam praktik politik, Sistem Komunikasi akan dipengaruhi pula oleh keberadaan sistem politik. Misalnya:
a.       Sistem Politik Demokratis, akan memberi peluang pada  proses komunikasi (dalam sistem komunikasi) yang demokratis pula. Sebaliknya sistem politik otoriter akan membuat sistem komunikasi otoriter pula, sebab proses komunikasi yang dikembangkan hanya ditentukan oleh penguasa & berjalan top down, (dari atas ke bawah). Hal ini terjadi akibat pengaruh sistem politik yang memfungsikan pola seperti itu.
b.      Membandingkan sistem politik orde baru dengan orde reformasi.Pada era orde baru, sistem politik hanya ditentukan oleh pemerintah dengan mengibiri otonomi masyarakat, sedangkan era Orde Reformasi sistemnya lebih demokratis, terbukti dengan dibukanya kran-kran keterbukaan dan semua pihak boleh berbuat apa saja.
D. Fungsi-Fungsi Sistem Komunikasi
1.      Input (Masukan)
Input berasal dari lingkungan sistem lain.Dalam input ditemukan data, bahan, informasi, peristiwa untuk dijadikan “Bahan Mentah” bagi proses sistem Komunikasi.Bagi pemerintah, fungsi input nantinya akan berguna dalam menghasilkan kebijakan yang sudah diolah dalam sistem komunikasi setelah terjadi proses atau menghasilkan keluaran kebijakan.
2.      Output (Keluaran)
Output merupakan hasil atau konsekuensi dari bekerjanya sistem komunikasi yang mempunyai arti penting bagi masyarakat.Dalam output nanti akan diperoleh sikap apatis (apathy) atau Reward (ganjaran) masyarakat.Kebijakan yang tidak baik tentu akan menimbulkan keluaran (dampak) berupa sikap apatis masyarakat.
Apatis atau ganjaran tersebut nantinya akan menjadi suatu bahan, peristiwa, informasi bagi input. Dan seterusnya akan menjadi proses yang tidak akan pernah berhenti. Suatu sistem akan mati jika tidak ada proses yang terus menerus.
3.      Kontrol Sosial
Dalam memberikan umpan balik (Feed back) disitulah adanya fungsi kontrol sosial, baik berupa kritik atau honor (penghargaan, atas hasil sistem komunikasi.
Hal ini penting untuk dilakukan agar sistem komunikasi berjalan dinamis. Disamping itu, diperlukan suatu cara yang disepakati bersama dalam menuangkan kontrol sosial sehingga ada Rule of the Game.
Masyarakat tidak bisa seenaknya melakukan kontrol, ada aturan, kesepakatan dan komitmen bersama antara berbagai komponen masyarakat.Disinilah ada Value (nilai), Norm (Norma-norma), Law (hukum) &Das Sollen (apa yang seharusnya).











BAB III Komunikasi Sebagai Proses
Saat ini Indonesia Memasuki Era:
1.      Revolusi Komunikasi dari Daniel Lerner
2.      Masyarakat Pasca Industri (The Post Industrial Society) dari Daniel Bell
3.      Abad Komunikasi atau Gelombang Ketiga (The Third Wave) dari Alvin Toffler
4.      Kampung Global (Global Village) dari Marshall Mc. Luhan
Salah Satu Ciri yang Menyertai Berbagai istilah tersebut adalah “digunakannya Alat Komunikasisebagai media yang sangat penting dalam Tata Pergaulan manusia
Global Village adalah:
Dunia Diibaratkan sebagai sebuah kampung dengan suatu ciri:  “Apa yang terjadi di suatu wilayah (sudut Kampung) dalam waktu singkat (cepat) akan diketahui oleh seluruh masyarakat kampung tersebut”.
Menurut Collin Cherry:
Kasus Seperti diatas (Global Village), sering diistilahkan dengan Ledakan Komunikasi Massa, Yang membawa implikasi Geografis (Suatu daerah/egara yang pada akhirnya akan terseret arus pada jaringan komunikasi dunia) & Geometris (Berlipat)
Lima Revolusi Komunikasi

Di Indonesia
Perkembangan tersebut juga terasa sekali. Komunikasi Antar persona  yang dahulu menjadi andalan dalam proses komunikasi, lambat laun bergeser ke media audio & Surat Kabar & selanjutnya ke media audio visual ketika di Indonesia sudah ada Televisi (TVRI) pada thn 1962. Menyusul kemudian diperbolehkannya Televisi Swasta seperti: RCTI (1989), SCTV (1990), TPI (1991), AN-Teve (1993), bahkan tidak kurang dari 21 Televisi Asing sudah memasuki wilayah Indonesia antara lain: CNN, ESPN, HBO, TNT Cartoon, Viacom, Discovery dsb, bahkan menyusul, Metro TV, Global TV, TV 7, La Tivi & Trans TV, Semua itu membuat persaingan di lapangan media massa semakin ketat & tentu saja mempengaruhi proses komunikasi
Ketika era kebebasan dimulai, Pasca Soeharto Lengser (21 Mei 1998) banyak sekali media cetak bermunculan, (hampir di setiap wilayah di Indonesia) termasuk Lima Stasiun TV Swasta Baru). Semua itu akibat Proses & Inovasi manusia yang tidak kenal henti atau dengan kata lain terjadinya Revolusi Komunikasi
A. Komunikasi Sebagai Esensi Dasar   Manusia
Tidak dapat dipungkiri bahwa Manusia adalah makhluk individu. Konsekuensinya, bahwa ia akan berusaha memenuhi memenuhi kebutuhan individunyaterlebih dahulu, setelah itu barulah kebutuhan yang lain (kebutuhan sosialnya).
Bagi Cicero,  Setiap makhluk Hidup mencintai dirinya sendiri.
Konflik yang melanda manusia itu sendiri karena kadang lebih berfokus pada proses pemenuhan kebutuhan dirinya sendiri, sehingga sedikit mengabaikan kebutuhan sosial atau masyarakat.
Lima macam kebutuhan manusia menurut Abraham maslow:
1.      Kebutuhan Fisik Biologis: Bernafas, Menghirup Udara, Makan, Minum, mengeluarkan kotoran dari tubuh, seks, dsb.
2.      Kebutuhan Keamanan & jaminan hidup, Perlindungan & ketetapan: Pekerjaan Tetap,  pengembangan karir, hidup sehat & nyaman, dsb.
3.      Kebutuhan Diri & Penghargaan:  Status,Pangkat, Pengetahuan, Kepercayaan diri sendiri. Kebutuhan ini bisa terpenuhi melalui kekuasaan, gelar, lambang, promosi, penghargaan, peran diri, dsb.
4.      Kebutuhan akan Pemenuhan & Pencapaian Diri:  Kebutuhan ini akan tercapai dengan mendapatkan pertumbuhan & pengembangan kemampuan & pemenuhan Diri.  Artinya Kebutuhan ini akan bisa dicapai dengan keberhasilan melakukan tugas-tugas yang menantang, melaksanakan kerja kreatif, pendalaman batin/rohani.
5.      Kebutuhan Sosial & Bergabung dengan Kelompok: Kebutuhan ini meliputi, kebutuhan untuk diterima, dicintai, disayangi, berteman dsb. Kebutuhan ini bisa dipenuhi dengan menjadi anggota organisasi, kegiatan sukarela, klub & kegiatan kerohanian
Hal yang menarik dari kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow:
Disamping manusia sebagai makhluk  individu, ia selaigus makhluk sosial. Bisa dikatakan seseorang akan kelihatan Jati Diri Kemanusiannya ketika sudah terpenuhi kebutuhan sosialnya.
Sebaliknya ia akan Kehilangan Jati Dri Kemanusiannya jika mengasingkan diri dengan manusia lain. Karena, ketika bergabung dengan kelompok/makhluk sosial  ia dituntut untuk memberikan pengorbanan, menghargai orang lain, siap kalah, siap menang dalam kompetisi.
Bila manusia tidak berhungan dengan dengan manusia lain (sebagai makhluk sosial) tidak ubahnya sebagai Binatang Berakal Yang Berjalan
John Donne Mengatakan Bahwa:                            
“Tidak seorang manusiapun merupakan sebuah pulau yang Cukup Diri”
Setiap manusia adalah kepingan dari benua & merupakan bagian dari keseluruhan. Esensinya manusia adalah makhluk yang tidak terlepas dari orang lain, Hal inilah yang membuat manusia berhubungan & Berinteraksi dengan manusia lainnya.
Pada posisi inilah komunikasi menjadi sangat berperan sebagai salah satu manifestasi untuk memenuhi Kebutuhan Manusia
Melalui Komunikasi:
  1. Manusia Membangun Diri &  Lingkungannya.
  2. Peradaban manusia bisa maju,
  3. Peradaban manusia mengalami kemunduran,
  4. Harkat manusia bisa terangkat,
  5. Pula Manusia terjerumus ke dalam kenistaan & Bahkan melebihi Binatang.

BAB III (Lanjutan)
Komunikasi Sebagai Proses Sosial, Proses Budaya & Proses Politik
B. Komunikasi Sebagai Proses Sosial
Pengamatan Kingsley Davis pada Perilaku seorang anak yang bernama Anna (5 th): “Hampir Keseluruhan waktu & hidupnya Anna disekap diatas sebuah loteng, rumah seorang petani di Pensylvania, Amerika, (Anna diasingkan dari lingkungannya). Akibatnya: Ia mempunyai sifat yang berlainan dengan anak seusianya; ia tidak dapat berjalan, berbicara & mendengar dengan sempurna & dia juga tidak dapat makan sempurna seperti halnya manusia (Soekanto, 1990).
Apa yang terjadi pada Anna diatas menunjukkan:
1.      Pergaulan hidup dengan lingkungan merupakan faktor utama dalam membentuk kepribadian & perkembangan jiwa manusia.
2.      Mengingkari masyarakat sebagai bagian jiwa manusia adalah sesuatu yang mengingkari hidup.
3.      Manusia tidak akan mengalami perkembangan fisik & psikis yang baik jika ia mengasingkan dirinya dari masyarakat sekiotarnya.
4.      Ketidakmampuan manusia berkomunikasi dengan orang lain membuat dirinya seperti “Katak dalam Tempurung”
5.      Komunikasi adalah cara manusia untuk meng-Adakan dirinya dalam dunia.
6.      Hal ini juga yang menyadarkan  kita bahwa komunikasi merupakan sebuah proses yang berlangsung terus menerus (mengalami perkembangan yang bearti) sejalan dengan tingkat perkembangan masyarakat.
Menurut Peter L. Berger (1991) Hubungan antara manusia dengan masyarakat berlangsung secara dialektis dalam 3 momen:
1.      Eksternalisasi
Suatu pencurahan kedirian dunia, baik dalam aktivitas maupun mentalitas.
Melalui ekternalisasi manusia mengekspresikan dirinya dengan membangtun dunia.
Masyarakat, melalui eksternalisasi menjadi kenyataan sebagai buatan manusia.
2.      Objektivasi
Disandangnya produk-produk aktivitas (baik fisik maupun mental) suatu realitas yang berhadapan dengan para produsennya (dalam hal ini manusia itu sendiri) dalam suatu kefaktaan (faktisasi) yang eksternal terhadap yang lain, daripada produsennya sendiri.
Masyarakat berhadapan dengan manusia adalah kenyataan yang berhadapan.
3.      Internalisasi
Peresapan kembali realitas oleh manusia dan mentransformasikannya sekali lagi struktur-struktur dunia obyektif ke dalam struktur-struktur kesadaran subjektif.
Kesimpulannya:
·         Melalui eksternalisasi, masyarakat adalah produk manusia (menjadi kenyataan yang diciptakan oleh manusia).
·         Melalui objektivasi, masyarakat menjadi kenyataan sendiri yang berhadapan dengan manusia.
·         Melalui internalisasi, manusia merupakan produk masyarakat ()menjadi kenyataan yang dibentuk masyarakat)
            Kenyataan yang berhadapan antara Masyarakat dengan manusia ada hubungan yang saling mempengaruhi tersebut dibangun tidak lain dengan proses komunikasi. Dalam hubungannya dengan proses sosial, komunikasi menjadi sebuah cara dalam melakukan perubahan sosial (Sosial change). Komunikasi berperan menjembatani perbedaan dalam masyarakat karena mampu merekatkan kembali sistem sosial masyarakat dalam usahanya melakukan perubahan. Namun demikian komunikasi juga tidak akan lepas dari kontek sosialnya, artinya: komunikasi seseorang akan diwarnai oleh sikap, perilaku, pola, norma, pranata masyarakatnya. Jadi antara komunikasi & masyarakat, saling mempengaruhi & saling melengkapi, Yang jelas: Komunikasi Berperan dalam perubahan masyarakat. Disinilah Pembahasan Komunikasi sebagai Proses Sosial terjadi.
Hubungan antara Perubahan Sosial dengan Komunikasi  (By. Goran Hedebro, 1982)
1.      Teori komunikasi mengandung makna pertukaran pesan. Tidak ada perubahan dalam masyarakat tanpa peran komunikasi .
2.      Meskipun dikatakan bahwa komunikasi hadir dengan tujuan membawa perubahan, namun komunikasi bukanlah satu-satunya alat yang dapat membawa perubahan sosial.
3.      Media yang digunakan dalam komunikasi berperan melegitimasi bangunan sosial yang ada.
4.      Komunikasi adalah alat yang luar biasa guna mengawasi salah satu kekuatan penting masyarakat
Komunikasi sebagai proses sosial di masyarakat memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
1.      Komunikasi menghubungkan antarberbagai komponen masyarakat.
2.      Komunikasi membuka peradaban  (civilization)  baru manusia.
3.      Komunikasi adalah manifestasi kontrol dalam masyarakat.
4.      Tanpa bisa diingkari, komunikasi berperan dalam sosialisasi nilai ke masyarakat.
5.      Individu berkomunikasi dengan orang lain menunjukkan jati diri kemanusiannya.

C. Komunikasi Sebagai Proses Budaya.
Komunikasi yang ditujukan pada orang atau kelompok, tidak lain adalah sebuah pertukaran kebudayaan. Misalnya A berkomunikasi dengan suku Batak, secara tidak langsung A sedang berkomunikasi berdasarkan kebudayaan tertentu, anda sedang menjalin kerjasama atau mempengaruhi kebudayaan lain.
Dalam proses komunikasi tersebut, terkandung unsur-unsurkebudayaan salah satunya adalah bahasa, sedangkan bahasa adalah alat komunikasi, sehingga komunikasi juga disebut  sebagai proses budaya
Kebudayaan:
            Keseluruhan Gagasan, Budi  & Karya Manusia yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi & karyanya. (koentjaraningrat, 1997). Kebudayaan bukan hanya sekedar konsep, paling tidak kebudayaan mempunyai wujud sebagai berikut:
1.      Wujud sebagai suatu kompleks gagasan, konsep & pikiran manusia.
2.      Wujud sebagai suatu kompleks aktivitas
3.      Wujud sebagai benda.
Wujud Kebudayaan secara operasional dapat di lihat dari isi kebudayaan (Cultural Universal) meliputi:
1.      Peralatan & perlengkapan kehidupan manusia (pakaian, perumahan,alat rumah tangga,senjata alat produksi, sistem distribusi)
2.      Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian,peternakan, sistem Produksi, Sistem Distribusi)
3.      Sistem Kemasyarakatan (Sistem Kekerabatan, Organisasi Politik, Sistem Hukum & Sistem Perkawinan)
4.      Bahasa (Lisan maupun tertulis)
5.      Kesenian (Seni Rupa, Seni Suara, Seni Gerak)
6.      Sistem Pengetahuan
7.      Religi (Sistem Kepercayaan)
·         Komunikasi adalah salah satu wujud kebudayaan, sebab komunikasi hanya bisa terwujud setelah sebelumnya ada suatu gagasan yang akan dikeluarkan oleh pikiran Individu, Jika komunikasi itu dilakukan dalam suatu komunitas, maka menjadi sebuah kelompok aktivitas.
·         Pada akhirnya, komunikasi yang dilakukan  tidak jarang membuahkan suatu bentuk fisik, misalnya: Sebuah bangunan
·         Bangunan dapat berdiri karena ada Konsep & gagasan yang kemudian didiskusikan dengan (Keluarga, pekerja & Arsitek)
·         Maka Komunikasi NYATA menjadi sebuah wujud dari kebudayaan, atau Komunikasi juga bisa disebut sebagai proses budaya yang ada dalam masyarakat.
Secara konkret, Hubungan antara Komunikasi dengan Isi Kebudayaan akan semakin jelas:
1.      Dalam mempraktikkan komunikasi manusia membutuhkan peralatan-peralatan tertentu. (minimal membutuhkan: mulut, bibir dsb, maksimal membutuhkan: Televisi, Surat Kabar, Radio dll)
2.      Komunikasi menhasilkan mata pencaharian manusia. Misalnya: komunikasi yang dilakukan melalui TV, membutuhkan orang yang digaji untuk mengurusi Tv tersebut.
3.      Sistem Kemasyarakatan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari komunikasi. Misalnya: Sistem Hukum Indonesia, sebab komunikasi akan efektif jika diatur dalam sebuah regulasi agar tidak melanggar norma-norma masyarakat.
4.       Komunikasi akan menemukan bentuknya secara lebih baik manakala menggunakan bahasa sebagai alat penyampaian pesan kepada orang lain.
5.      Sistem Pengetahuan atau Ilmu pengetahuan merupakan substansi yang tidak lepas dari komunikasi. Bagaimana mungkin suatu komunikasi (Mis. Perkuliahan) akan berlangsung menarik & dialog tanpa ada dukungan ilmu pengetahuan.
D. Komunikasi Sebagai Proses Politik
·         Mengutip Pendapat Gabriel Almond : “ Komunikasi ibarat aliran darah yang mengalirkan pesan politik berupa tuntutan, protes & dukungan (aspirasi & kepentingan) ke jantung (pusat) pemprosesan sistem politik
·         Hasil Pemprosesan itu dialirkan kembali oleh komunikasi politik yang selanjutnya menjadi feedback sistem politik. (alfian, 1993)
Realitas Politik Indonesia
1.      Politik Orde Baru (Orba) era Soeharto
      Orba telah menciptakan tradisi politik yang sangat khas dibanding dengan rezim lain. Ia juga sangat relevan karena kukuh selama hampir 32 th tanpa goyah & tanpa kontrol secara efektif
      Kekuasaan Orba yakni: homogen, mengumpul & berjumlah tetap, artinya antara pemegang kekuasaan dengan gejala kekuasaan dipandang merupakan satu kesatuan, sehingga aktivitas politik pada dasarnya harus berpusat pada sipemegang kekuasan.
2.      Era habibie
      Kekuasaan presidenan yang sangat absolut (mutlak)  sedikit demi sedikit dikurangi dengan adanya desakralisasi lembaga kepresidenan.
      Habibie sangat terbuka, bahkan terhadap kritik dan cacian yang dialamatkan kepadanya.
      Kebebasan politik diciptakan, sehingga masyarakat bebas berbuat sesuatu. Masyarakat boleh demonstrasi, protes & sebaginya, yang nyaris tidak boleh dilaksanakan pada zaman Soeharto.
3.      Era K.H Abdurrahman Wahid (Gus dur)
Gus Dur juga giat membangun demokratisasi. Disamping menciptakan desakralisasi lembaga kepresidenan, ia juga mengadakan komunikasi dengan warga masyarakat secara lebih baik. Misalnya: setiap selesai sholat jumat, beliauy mengadakan dialog dengan jamaah, dari situ diketahui persoalan yang dihadapi masyarakat .Apa yang dilakukan oleh Gus Dur adalah sebuah tradisi komunikasi politik yang patut diteruskan.
Tradisi Politik Indonesia
Tradisi
      Tatanan keyakinan & tata cara yang diwarisi dari masa lalu, sehingga ketika diupayakan reinterpretasi terhadap masa lalu, tradisi tersebut menjadi berubah.
      Segala yang datang dari masa lalu & dianggap tidak bisa berubah & mereka memaksakan kepada orang lain agar melakukan seperti yang ia lakukan sebelumnya.
1.      Tradisi Kelompok Pertama Diwakili oleh Pemerintah
Dalam posisi ini pemerintah masih berpijak pada tradisi yang selama ini sudah dijalankan dengan sekali-sekali merespon perubahan yang ada di masyarakat.Hal demikian dapat kita lihat pada kebebasan berekspresi yang diberikan, meskipun kebebasan ini masih dimonopoli, Representasi ini bisa dilihat dari adanya UU No.9/98 (UU unjuk Rasa)
2.      Tradisi Kelompok Kedua Diwakili oleh Mahasiswa
Dalam posisi ini, kalangan mahasiswa diwakili oeh para mahasiswa yang menginginkan pemerintah bersih dari tradisi yang selama ini dilakukan.Bagi mahasiswa, harus ada perombakan total di tubuh pemerintah.Mahasiswa masih menggap pemerintah masih merupakan representasi penganut tradisionalisme yang mengagung-agungkan masa lalu & dianggap sudah tidak sesuai lagi
Pergulatan yang tidak berujung pangkal ini membuahkan klaim kebenaran antardua kelompok itu.
Pemerintah menganggap bahwa apa yang dilakukan sudah maksimal & sudah sesuai dengan tradisi, meskipun kalim ini sering dinilai lamban.
Sementara itu, mahasiswa mengganggap bahwa apa yang dilakukan pemerintah tidak lebih dari praktik tradisonalisme (yang dibungkus tradisi) era sebelumnya, maka harus direformasi total, meskipun usahake arah itu perlu waktu lama & tidak bisa satu atau dua hari selesai.
Mahasiswa juga kurang sadar kalau pemerintah (terutama habibie) masih merupakan sisa-sisa pemerintah sebelumnya, apapun alasannya. 
Komunikasi & Proses Politik
Dengan Komunikasi maka:
1.      Realitas, sejarah & tradisi politik bisa dihubungkan dan dirangkai dari masa lalu untuk dijadikan acuan ke masa depan.
2.      Sebagai proses politik, berbagai tatanan politik yang tidak sesuai dengan tuntutan masyarakat akan berubah
3.      Berbagai adopsi tradisi luar juga tidak akan mudah diterima begitu saja & suatu saat akan mengalami kegagalan seandainya bertentrangan dengan tradisi yang sudah ada.
Beberapa catatan Komunikasi sebagai proses politik:
1.      Komunikasi memiliki peran signifikan dalam menentukan proses perubahan politik di indonesia.Hal ini dapat dilihat, pada proses perubahan format lembaga kepresidenan sakral bertubah menjadi desakralisasi, itu semua akibat terbinanya komunikasi pilitik yang lebih baik antara masyarakat & pemerintah.
2.      Kita pernah mewarisi komunikasi politik yang tertutup (Yang mengakibatkan ideologi politik yang tidak terbuka).
3.      Komunikasi masih dipengaruhi oleh tradisi politik masa lalu.Tradisi politik yang mementingkan keseimbangan, harmoni & keserasian masih diwujudkan meskipun dalam kenyataannya mengalami kesulitan, salah satu penyebabnya karena budaya sungkan atau ewuh pakewuh yang masih kental dalam tradisi komunikasi kita.
4.      Sebagai proses politik, komunikasi menjadi alat yang mampu mengalirkan pesan politik (tuntutan & dukungan) ke pusat kekuasaan untuk di proses.Proses itu dikeluarkan kembali dan selanjutnya menjadi umpan balik. Ini artinya, komunikasi sebagai proses politik adalah aktivitas tanpa henti.

BAB IVSISTEM PERS
A. Arti Penting Pers Dalam Sistem Komunikasi
·      Sistem Pers adalah Sub Sistem dari Sistem Komunikasi. Unsur yang paling penting dalam sistem Pers adalah Media Massa (Cetak & Elektronik)
·      Media Massa menjalankan fungsi untuk mempengaruhi Sikap & Perilaku Masyarakat.
Melalui Media:
·         Masyarakat dapat menyetujui atau menolak Kebijakan pemerintah.
·         Berbagai inovasi atau pembaharuan bisa dilaksanakan oleh masyarakat
·         Manusia dapat memeperpanjang & Memperluas Kemampuan Jasmani & Rohaninya.
·         Manusia dapat menyebarluaskan keinginan, aspirasi, pendapat, Sikap & Perasaannya.
·         Sosialisasi dapat dilakukan secara cepat tentang kondisi Perekonomian suatu negara (misalnya info tentang devaluasi, inflasi dsb) ataupun perubahan/kenaikan tunjangan atau gaji PNS
Menurut Wilbur Schramm (1973)
Tidak dapat dipungkiri oleh masyarakat, Pers dapat dianggap sebagai: PENGAMAT, FORUM & GURU (Watcher, Forum and Teacher), Artinga:
1.      Pengamat
Setiap hari pers memberikan laporan, Ulasan mengenai kejadian, dengan kata lain Pers mengamati Kejadian & Melaporkannya kepada masyarakat.
2.      Forum
Pers menyediakan tempat (forum) bagi masyarakat untuk mengeluarkan pendapat secara tertulis atau tempat mengeluarkan ide, atau gagasan serta menanggapinya & Turut mewariskan nilai-nilai kemasyarakatan dari generasi ke generasi
3.      Guru
Pers memiliki kemampuan mendidik masyarakat ke arah kemajuan (Pers memberikan Ilmu pengetahuan serta mengarahkan masyarakat pada pembaharuan)
Pers Memiliki 2 Sisi Kedudukan:
1.      Sebagai Medium Komunikasi yang tertua dibanding medium yang lain.
2.      Kedua, Pets Sebagai lembaga Kemasyarakatan atau institusi sosial merupakan bagian integral dari masyarakat dan bukan merupakan unsur asing atau terpisah
Arti Penting Pers Di Indonesia sebagai Media yang Merupakan unsur dalam Sistem Komunikasi
1.      Menjadi salah satu unsur sistem komunikasi.
Tidak bekerjanya unsur sistem komunikasi akan mempengaruhi kinerja sistem komunikasi. Berbagai informasi yang terjadi tidak bisa disebarkan secara cepat & luas.
2.      Tujuan Pers juga menjadi Tujuan Sistem Komunikasi itu sendiri.
Jika sistem komunikasi mempunyai tujuan mengurangi ketidakpastian dalam pembuatan keputusan, maka melalui pers semua itu bisa diatasi.
3.      Pers adalah unsur pengolah Data, Peristiwa, ide atau gabungan ketiganya menjadi sebuah keluaran atau output ke dalam sisteem komunikasi. Artinya, berbagai informasi yang diolah lewat media menjadi hasil yang berguna bagi proses keluaran atau output sistem komunikasi.
B. Sistem Pers Indonesia
·         Setiap negara memiliki sistem persnya sendiri-sendiri dikarenakan perbedaan dalam tujuan, fungsi dan latar belakang sosial politik yang menyertainya.
·         Akibatnya , karena berbeda dalam tujuan, fungsi & latar belakang munculnya pers , tentu saja berbeda dalam mengaktualisasikannya
·         Nilai, Filsafat Hidup dan ideologi suatu negara juga telah berperan besar dalam mempengaruhi sebuah pers.
·         Sehingga, Sistem yang dikembangkan juga berbeda termasuk di dalam adalah sistem pers.
·         Pola hubungan segi tiga antara pemerintah, pers dan masyarakat menyebabkan sistem pers yang berbeda.
·         Salah satu Alasan kenapa kita perlu mempelajari berbagai macam sistem pers adalah untuk mengetahui sekaligus melakukan perbandingan antara sistem pers. Disamping itu juga agar kita menjadi lebih tahu dimana posisi sistem pers Indonesia.
4 kelompok Besar Teori (Sistem )Pers Menurut Fred Siebert, Wilbur Schramm & Teodore Petersen dalam Bukunya: Four Theories of The Press (1963)
1.      Teori atau Sistem Pers  Otoriter (Abad 15-16)
·         Teori ini dikenal sebagai sistem yang tertua, yaitu pada masa pemerintahan yang absolut.
·         Pers dalam Sistem ini berfungsi sebagai penunjang negara (kerajaan) untuk memajukan rakyat. Pemerintahlah yang menguasai sekaligus mengawasi media
·         Berbagai kejadian yang akan diberitakan dikontrol pemerintah karena kekuasaan raja sangat mutlak. (Negara pusat dari segala kegiatan)
  • Oleh karena itu, individu tidak penting, yang lebih penting adalah negara sebagai tujuan akhir individu.
  • Mussolini (Italia) & Adolf Hitler (Jerman) adalah dua penguasaa yang mewarisi Sistem Pers Otoriter.
2.      Sistem Pers Liberal (Libertarian) (Abad 17-18)
·         Sistem ini muncul  sebagai akibat munculnya revolusi Industri dan adanya tuntutan kebebasan pemikiran di negara Barat yang sering disebut Aufklarung (pencerahan).
·         Esensi dasar sistem ini memandang manusia mempunyai hak asasi & meyakini bahwa manusia akan bisa mengembangkan pemikirannya secara bijak jika diberi kebebasan.
·         Manusia dilahirkan sebagai makhluk bebas yang dikendalikan akal & bisa mengatur sekelilingnya untuk tujuan yang mulia. Kebebasan adalah hal yang utama dalam mewujudkan esensi dasar itu, sedangkan  kontrol pemerintah dipandang sebagai “Pemerkosa” kebebasan berpikir
·         Sehingga , Pers harus diberi tempat yang sebebas-bebasnya  untuk membantu mencari kebenaran Kebenaran akan diperoleh jika pers diberi kebebasan, sehingga kebebasan pers menjadi tolak ukur dihormatinya hak bebas yang dimiliki manusia.
3.      Sistem Pers Komunis (Sistem Pers Totalitas Soviet/ Soviet Totalitarian atau Pers Komunis (Abad 20)
·         Sistem ini berkembang karena munculnya negara Uni Soviet yang berpaham komunis.
·         Sistem ini dipengaruhi oleh pemikiran Karl Marx, tentang perubahan sosial yang diawali oleh dialektika Hegel.
·         Pers dalam sistem ini merupakan:
            - Alat pemerintah atau partai & menjadi bagian integral dari negara
            - Alat atau organ partai yang berkuasa
            Segala sesuatu ditentukan oleh Negara (Partai)
·         Kritik di izinkan sejauh tidak bertentangan dengan ideologi partai.
·         Bagi Lenin,(Penguasa Uni Sovie waktu itu) pers harus melayani kepentingan kelas dominan dalam masyarakat.
·         Fungsi Pers adalah Indokrinisasi Massa, pendidikan atau Bimbingan Massa yang dilancarkan partai. (Ini juga diakui Stalin, pemimpin sesudah Lenin)
4.      Sistem Pers Tanggung Jawab (Social Responsibility) (Abad ke 20)
·         Munculnya Sistem ini sebagai protes terhadap Kebebasan Mutlak dari Libertarian yang mengakibatkan Kemerosotan moral Masyarakat.
·         Dasar Pemikiran ini adalah Sebebas-bebasnya Pers Harus Bisa Bertanggung Jawab Kepada Masyarakat tentang apa yang diaktualisasikan.
·         Sistem ini muncul di Amerika Serikat ketika Kebebasan yang telah dinikmati oleh Pers Amerika selama 2 tahun, di nilai harus diadakan pembatasan atas dasar moral & Etika
  • Penekanan pada tanggung jawab sosial dianggap penting untuk menghindari kemungkinan terganggunya ketertiban Umum.
  • Menurut Peterson, Kebebasan Pers harus disertai Kewajiban untuk bertanggung jawab kepada masyarakat guna melaksanakan tugas pokok yang dibebankan kepada komunikasi massa dalam dalam masyarakat modern selama ini.
  • Sistem ini lebih menekankan pada kepentingan umum dibanding dengan kepentingan pribadi.
BAB V
KONSEP TATANAN BARU KOMUNIKASI DAN INFORMASI DUNIA
Konsep tatanan baru komunikasi dan informasi dunia adalah bentuk nyata dari keterkaitan Sistem Komunikasi Indonesia (SKI) dengan sistem-sistem komunikasi multi nasional yang mengandung arti bahwa transaksi komunikasi telah mengkemas kompleksitas problema kehidupan yang paling mendasar yaitu problema hak-hak asasi manusia.
Paradigma lama telah melahirkan abstraksi imajinatif tentang adanya pilar-pilar pengaruh berdasarkan kemajuan teknologi.
Para ideologis yang muncul adalah bipolarisasi (berbagai pola) yang merupakan abstraksi historis perang dunia ke II yaitu:
·         Pola Negara Adikuasa (Amerika Serikat)
·         Pola Negara Adikuasa (Unisovyet)
Lenyapnya Unisovyet  sebagai salah satu pola bergeser kekawasan teknologi yang membagi 2 ambang batas yang disebut :
·         Negara Utara
·         Negara Selatan
Negara Utara
Negara-negara yang telah menikmati produk teknologi mutakhir yang mengembangkan pemasaran di kawasan selatan yang disebut Negara berkembang.
Beberapa pendapat dan teori-teori yang menganalisis postur sosok dan perilaku Negara-negara berkembang dari berbagai disiplin ilmu :
1.      Prof. Dr. Robert P.Clark
Mengatakan Negara berkembang adalah Negara “dunia ketiga” yang mempunyai ciri-ciri sangat lemah dalam penguasaan politik domestik (disiplin ilmu politik)
2.      Prof. Dr. J. W. Schoorl
Mengatakan Negara berkembang yaitu masyarakat nasional yang berada dalam proses modernisasi untuk mengurangi jarak ketinggalan untuk memaksimalkan status dalam system stratifikasi internasional (disiplin ilmu sosiologi)
3.      Dos Santos T.
Mengatakan bahwa Negara berkembang adalah Negara dalam posisi ekonominya cenderung bergantung kepada Negara-negara dominan atau Negara maju (disiplin ilmu komunikasi)
Dari berbagai pandangan di atas, tidak menunjukan perbedaan, meskipun dilihat dari berbagai disiplin ilmu. Seperti: Pendapat pakar komunikasi:
·         Tentang Negara berkembang, dilihat dari sisi fasilitas komunikasi yang dimiliki, masih dalam batas partikularistik tertentu karena dominannya penguasaan Negara maju yang telah menikmati produk teknologi komunikasi mutakhir.
Diferensiasi penguasaan fasilitas menimbulkan ketimpangan dan ketidakadilan pemasaran data komunikasi dan informasi, karena hanya Negara maju yang mampu menguasai pasaran (yang menjadi sasaran adalah Negara berkembang).
Catatan :
·         Dengan adanya era globalisasi komunikasi, muncul pandangan pesimistis, melihat ufuk masa depan bagi dunia berkembang, dimana tampak akan suram karena dilanda oleh pembiasan-pembiasan budaya luar yang masuk dalam simpul syaraf budaya intra Negara sehingga neuror system yang berproses mengakibatkan norma yang tadinya identitas budaya menjadi semu atau bahkan berubah total.
Sementara itu:
·         Sebagian orang berpendapat wajar, karena kondisi semacam itu sebagai konsekuensi era globalisasi bahkan pandangan ekstrim menyatakan terpaan era globalisasi akan desa dunia (global village). Pandangan ini kalau tidak dikatakan keliru/salah, sungguh suatu konstruksi imajinatif yang melebihi kapasitas kemampuan berpikir.
Jadi, Era Globalisasi:
·         Bukan cermin cekung atau cembung yang dapat mengubah pandangan proyektif. Namun era globalisasi adalah sebagai cermin datar yang lebih mengkilap dari semula dengan ketetapan ukuran pantulan menurut sumbernya.
Oleh sebab itu:
·         Untuk mengantisipasi  irisan-irisan negative, maka sumber komunikasi, fasilitas dan mekanisme serta pengelolaan dan penguasaannya harus merata disetiap Negara nasional, sehingga tidak ada dominasi suatu kekuatan tertentu, yang dapat menimbulkan ketergantungan Negara-negara berkembang.
Konsep tatanan baru komunikasi dan informasi dunia sebagai konsep ideal yang bersifat abstrak dan normative. Beberapa komponen dasar yang memperkokoh terlaksananya konsep ideal dari tatanan baru komunikasi dan informasi dunia, yaitu:
1.      Konsep bukan bersifat antisipatif tapi harus bersifat integrative
2.      Pendekatan lebih berbobot kepada pendekatan sosio cultural
3.      Keterlibatan secara aktif lembaga internasional
4.      Konsep harus memasuki ambang masa depan
Keempat komponen di atas, tidak dapat dipilih ke dalam prioritas pelaksanaan, tetapi harus bersifat holistic dalam posisi keterkaitan.
Ad.1 Makna antisipatif dan integrative
         Makna Antisipatif :
         Adalah suatu konsep untuk memecahkan problem-problem deskripsi yang bersifat khusus dan mempunyai cirri-ciri khas.
Konsep antisipatif akan menumbuhkan 2 alternatif situasional yakni:
1.      Terpecahnya problem yang dihadapi tanpa mengkaitkan objek yang di antisipasi
2.      Akan melahirkan sifat-sifat toleransi melalui transaksi-transaksi persyaratan normative sesuai system nilai pembuat konsep.
Catatan:
·         Situasi pertama akan melahirkan suatu kekuatan imbang atau pola yang dapat memenuhi kebutuhan minimal tanpa menghiraukan masukan luar.
·         Sedangkan situasi ke-2 berdampak menghasilkan bentuk kerjasama untuk memenuhi kepentingan bersama.
Terapan konsep tersebut tidak dapat dijadikan standar, karena masing-masing pola berputar menurut rotasinya masing-masing pada suatu waktu akan timbul problem apabila tidak terpenuhi salah satu atau ke-2 nya.
Makna Integratif
·         Suatu konsep yang memunculkan proses pembentukan persepsi tentang manfaat konsep ideal untuk pemerataan kesejahteraan seluruh Negara nasional
·         Transaksi yang terjadi adalah transaksi integrative sikap perilaku nasional ke sikap perilaku internasional yang membentuk moral internasional.
·         Konsep integrative bukan melebur nilai-nilai internasional, namun integrative harus diartikan sebagai penyesuaian persepsi, pandangan dan pola piker dalam konteks global yang berdasar pada hakekat hak-hak asasi manusia.
Ad. 2. Pendekatan lebih bersifat Sosiokultural.
·         Konsep sosiokultural lebih menyentuh dimensi kejiwaan, menggugah rasa tanggung jawab atas kebutuhan warga dunia.
Untuk melestarikan wujud suatu bangsa konsep tatanan baru harus mengakomodasikan beberapa masalah yang mengkaitkan masalah budaya yaitu:
1.      Memelihara asset budaya Negara nasional
2.      Temuan teknologi komunikasi harus merupakan factor penegak dan penguat terhadap pribadi-pribadi Negara nasional
3.      Konsep harus mengarah pada penyediaan, perbaikan dan pemantapan infrastruktur budaya pada setiap Negara nasional
4.      Konsep harus dapat memotivasi nilai-nilai kebanggaan Negara-negara nasional di atas budaya pribadi Negara
5.      Adanya pusat pengkajian tentang metode, cara, mekanisme pemeliharaan keadilan budaya
6.      Agenda lawatan seni budaya secara bergilir
7.      Rekonstruksi peristiwa-peristiwa hilangnya nilai-nilai budaya
8.      Rekonstruksi dalam bentuk visual dan model-model tentang kekejaman perang yang memusnahkan peradapan
Ke-2 negara di atas melakukan 3 cara:
1.      Menjauhkan kompetisi dengan associated press AS
2.      Sajian berita-berita Amerika dalam kualitas rendah
3.      Menyajikan berita-berita yang menguntungkan Negara-negara bersangkutan.
Dalam hal yang sama, Christian Breunig (pakar komunikasi Jerman) dan Jhon C. Merill mengungkapkan:
·         Untuk mengurangi keterbatasan dan ketergantungan Negara-negara berkembang terhadap Negara-negara maju, diperlukan tatanan yang memacu pada “Tatanan Baru Informasi Dunia”, dan arus bebas hendaklah mengutamakan “keseimbangan dan keadilan”.
Dari pendapat pakar di atas, tampak 2 pola yaitu:
1.      Pola doktrin
Adalah suatu kenyataan empiris yang saat ini sedang  melanda Negara-negara berkembang, sehingga mendorong Negara-negara berkembang terutama Negara-negara Non Blok untuk mengajukan suatu konsep tatanan baru.
Pola-pola doktrin dan konsep, diharapkan jangan sampai menjadi 2 pola yang saling berhadapan, sehingga akan menambah problema baru bagi tatanan komunikasi dan informasi global. Sehingga,
2.      Pola konsep yang akan dibentuk harus bersifat integrative sebagaimana yang telah diungkapkan.
Ad 3 Keterlibatan secara aktif lembaga internasional, Tidak disampaikan pada pertemuan ini karena   suatu pembahasan yang sangat panjang & Luas.
Ad. 4 Konsep Harus Memasuki Ambang Masa Depan
Konsep tatanan baru komunikasi dan informasi dunia sebagai konsep ideal yang mengkonstruksikan abstraksi-abstraksi masa yang akan datang, yaitu suatu konstruksi renovatif terhadap kenyataan-kenyataan masa kini atau penyempurnaan terhadap konsep yang telah ada dan telah diterapkan.
-          Konsep tatanan baru bukan berarti merubah total, tapi merupakan suatu penyempurnaan yang ada dengan memasukkan unsur “keseimbangan, keadilan dan pemertaan” yang mengandung sifat-sifat integrative.
-          Dua dimensi waktu konsep tatanan baru yaitu:
·         Masa dating
Berada dalam jangka waktu relative pendek yaitu 1 s.d. 5 tahun maksimal 10 tahun
·         Ambang Masa Depan
Berada dalam jangka waktu 10 s.d. 25 tahun, maksimal 50 tahun.
Namun ke-2 dimensi diatas berada diambang abstrak, yang perlu ditembus melalui kecermatan berpikir dan persisi analisis berdasarkan kelengkapan data dan fakta serta tingkat relevansi dengan probabilitas peristiwa-peristiwa masa depan, yang memunculkan suatu abstraksi imajinatif melalui komponen-komponen masa depan yaitu:
a.       Tingkat kualitas genetif terus berkembang
b.      Variable interaktif intra dan ekstra Negara nasional semakin kompleks
c.       Kesempurnaan fasilitas teknologi
d.      Kepadatan outer space oleh penempatan satelit bumi
e.       Sumber alami dalam batas marginal atau diambang langka (scare).
f.       Pergeseran struktur system nilai
g.      Ketajaman egopartikel pada tingkat kebutuhan.
Komponen-komponen tersebut harus terakomodasi  dalam konsep dan cara pemecahannya mendekati pemecahan oleh pelaku msa depan. Untuk meminimalkan pemikiran abstraksi pelaku masa depan dalam merekomendasi peristiwa-peristiwa saat ini, maka teknologi harus mampu manyimpan kelengkapan data informasi dan komunikasi sebagai bahan olahan pelaku masa depan. Dengan demikian, maka  tatanan baru dapat berlanjut dimasa depan, kalaupun terjadi perubahan-perubahan konsep sebatas tidak mengubah identitas principal.
Diagram V.1

Gambaran Tembusan Ambang Masa Depan


0 Response to "Handout Mata Kuliah Sistem Komunikasi Indonesia"