PROPOSAL DAYA TARIK PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) OLEH HUMAS PT. PERTAMINA BANTEN MENGENAI PENANAMAN POHON MANGROVE DI BANTEN TERHADAP CITRA PERUSAHAAN DI KALANGAN MASYARAKAT BANTEN


BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang Masalah
Dalam era kompetisi, era komunikasi, era perang citra atau lebih dikenal dengan era globalisasi, luberan informasi menjadi suatu hal yang tidak dapat dibendung lagi. Berbagai perusahaan di tuntut untuk selalu memberikan berita-berita baik perusahaan terhadap media. Karena citra atau nama baik perusahaan sangat penting, bagi keberlangsungan perusahaan. “Hidup ini dikendalikan oleh media massa”. Kalimat itu tidak dapat kita pungkiri bila kita amati indivu atau masyarakat terhadap berbagai program komunikasi melalui media massa seperti surat kabar, majalah, radio, televisi dan film. Belum ladi munculnya media on line (internet). Sejak bangun tidur, melakukan aktivitas harian sampai tidur kembali kita tidak lepas dari terpaan atau menerpakan  diri terhadap media massa.Di tengah hiruk pikuknya pasar maka perusahaan berupaya keras untuk membuat suatu cara penjualan yang unik sehingga dapat membedakan produknya dari para pesaingnya di benak konsumen. CSR (Corporate Social Responsibility) dapat berperan untuk menciptakan loyalitas konsumen atas dasar nilai khusus dari etika perusahaan yang juga merupakan nilai yang dianut masyarakat.
Public Relations (PR) atau sering disebut Humas (hubungan masyarakat) adalah fungsi manajemen dari ciri-ciri yang terencana dan berkelanjuatan melalui organisasi dan lembaga swasta atau Negara untuk memperoleh pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang terkait atau mungkin ada hubungannya dengan penelitian opini public diantara mereka. Untuk mengaitkannya, sedapat mungkin kebijaksanaan dan prosedur yang mereka pakai untuk melakukan hal itu direncanakan dan disebarkanlah informasi yang lebih produktif dan pemenuhan keinginan bersama yang lebih efesien.
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau CSR adalah suatu konsep atau manajemen dari PR. Programnya berisi tentang perusahaan agar memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang di antaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Oleh karena itu, CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", di mana suatu organisasi, terutama perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya tingkat keuntungan atau deviden, melainkan juga harus menimbang dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang. CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak (minimisasi dampak negatif dan maksimisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku kepentingannya.
Peraturan pemerintah pada beberapa negara mengenai lingkungan hidup dan permasalahan sosial semakin tegas, juga standar dan hukum seringkali dibuat hingga melampaui batas kewenangan negara pembuat peraturan (misalnya peraturan yang dibuat oleh Uni Eropa. Beberapa investor dan perusahaam manajemen investasi telah mulai memperhatikan kebijakan CSR dari Surat perusahaan dalam membuat keputusan investasi mereka, sebuah praktek yang dikenal sebagai "Investasi bertanggung jawab sosial" (socially responsible investing).
Dunia bisnis, selama setengah abad terakhir, telah menjelma menjadi institusi paling berkuasa di atas planet ini. Institusi yang dominan di masyarakat manapun harus mengambil tanggung jawab untuk kepentingan bersama. Setiap keputusan yang dibuat, setiap tindakan yang diambil haruslah dilihat dalam kerangka tanggung jawab tersebut. Secara singkat CSR bukanlah sekedar kegiatan amal, di mana CSR mengharuskan suatu perusahaan dalam pengambilan keputusannya agar dengan sungguh-sungguh memperhitungkan akibat terhadap seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) perusahaan, termasuk lingkungan hidup. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk membuat keseimbangan antara kepentingan beragam pemangku kepentingan eksternal dengan kepentingan pemegang saham, yang merupakan salah satu pemangku kepentingan internal.
Analisis dan pengembanganini yang menjadi perhatian terbesar dari peran perusahaan dalam masyarakat telah ditingkatkan yaitu dengan peningkatan kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan dan masalah etika. Masalah seperti perusakan lingkungan, perlakuan tidak layak terhadap karyawan, dan cacat produksi yang mengaibatkan ketidak nyamanan ataupun bahaya bagi konsumen adalah menjadi berita utama surat kabar.
Berdasarkan fenomena di atas peneleiti melakuan penelitian pada salah satu perusahaan untuk mengetahui program CSR yang yang berjalan di perusahaan tersebut. Penulis melakukn penelitian di PT. PERMAINA (Persero) Banten yang berada di provinsi Banten, dimana perusahaan ini adalah perusahaan milik BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak pada bidang minyak dan gas. Memiliki reputasi terpercaya dan terbaik dibidangnnya terntu menjadi tujuan dari perusahaan BUMN, seperti halnya PT. PERTAMINA. Untuk mencapai tujuan tersebut tentunya perusahaan harus dapat menyesuaikan terhadap perkembangan.
Namun program CSR yang dilakukan PT. PERTAMINA banyak dikritik dan dikatakan hanyalah sekadar "pemanis bibir". Secara umum, alasan terkait bisnis untuk melaksanakan biasanya berkisar satu ataupun lebih dari argumentasi. Manajemen risiko merupakan salah satu hal paling penting dari strategi perusahaan. Reputasi yang dibentuk dengan susah payah selama bertahun-tahun dapat musnah dalam sekejap melalui insiden seperti skandal korupsi atau tuduhan melakukan perusakan lingkungan hidup. Kejadian-kejadian seperti itu dapat menarik perhatian yang tidak diinginkan dari penguasa, pengadilan, pemerintah dan media massa. Membentuk suatu budaya kerja yang "mengerjakan sesuatu dengan benar", baik itu terkait dengan aspek tata kelola perusahaan, sosial, maupun lingkungan yang semuanya merupakan komponen CSR pada perusahaan dapat mengurangi risiko terjadinya hal-hal negatif tersebut. Sehingga hal ini sedikit dianggap biasa saja atau kurang menarik bagi masyarakat, karena hanya dianggap sebagai pengalihan kasus saja.
   Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti bermaksud untuk mengambi judul “DAYA TARIK PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) OLEH HUMAS PT. PERTAMINA BANTEN MENGENAI PENANAMAN POHON MANGROVE DI BANTEN TERHADAPCITRA PERUSAHAAN DI KALANGAN MASYARAKAT BANTEN

1.2         Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah peneliti uraikan, maka peneliti mengidentifikasikan masalah Dampak Media Sosial Facebook Terhadap Proses Komunikasi, sebagai berikut:
daya tarik program csr pt. pertamina banten mengenai penanaman pohon mangrove di banten terhadapcitra perusahaan di kalangan masyarakat banten
1.    Sejauh mana daya tarik rasionalprogram CSR PT. Pertamina Banten mengenai penanaman pohon mangrove di Banten terhadapcitra perusahaan di kalangan masyarakat Banten?
2.    Sejauh mana daya tarik emosional program CSR PT. Pertamina Banten mengenai penanaman pohon mangrove di Banten terhadapcitra perusahaan di kalangan masyarakat Banten?
3.    Sejauh mana daya tarik moral program CSR PT. Pertamina Banten mengenai penanaman pohon mangrove di Banten terhadapcitra perusahaan di kalangan masyarakat Banten?
4.    Sejauh mana daya tarikprogram CSR PT. Pertamina Banten mengenai penanaman pohon mangrove di Banten terhadap kognisi perusahaan di kalangan masyarakat Banten?
5.    Sejauh mana daya tarikprogram CSR PT. Pertamina Banten mengenai penanaman pohon mangrove di Banten terhadap persepsi perusahaan di kalangan masyarakat Banten?
6.    Sejauh mana daya tarikprogram CSR PT. Pertamina Banten mengenai penanaman pohon mangrove di Banten terhadapmotivasi perusahaan di kalangan masyarakat Banten?
7.    Sejauh mana daya tarikprogram CSR PT. Pertamina Banten mengenai penanaman pohon mangrove di Banten terhadap sikap perusahaan di kalangan masyarakat Banten?
8.    Sejauh mana daya tarikprogram CSR PT. Pertamina Banten mengenai penanaman pohon mangrove di Banten terhadap citra perusahaan di kalangan masyarakat Banten?

1.3         Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1   Maksud penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk membangun pemahaman perusahaan perusahaan yang belum mempunyai program PR bail jangka pendek maupun jangka panjang. Serta memberikan pemahaman mengenai daya tarik masyarakat terhadap citra perusahaan, karena citra sangat berperan penting bagi keberlangsungan perusahaan.Serta memberikan pemahaman terhadap masyarakat tentang era perang citra yang sedang marak terjadi antar perusahaan di masa sekarang ini.
1.3.2   Tujuan Penelitian
Adapu tujuan Peneliti melakukan penelitian ini adalah?
1.    Untuk mengetahui daya tarik rasionalprogram CSR PT. Pertamina Banten mengenai penanaman pohon mangrove di Banten terhadapcitra perusahaan di kalangan masyarakat Banten?
2.    Untuk mengetahui daya tarik emosional program CSR PT. Pertamina Banten mengenai penanaman pohon mangrove di Banten terhadapcitra perusahaan di kalangan masyarakat Banten?
3.    Untuk mengetahui daya tarik moral program CSR PT. Pertamina Banten mengenai penanaman pohon mangrove di Banten terhadapcitra perusahaan di kalangan masyarakat Banten?
4.    Untuk mengetahui daya tarikprogram CSR PT. Pertamina Banten mengenai penanaman pohon mangrove di Banten terhadap kognisi perusahaan di kalangan masyarakat Banten?
5.    Untuk mengetahui daya tarikprogram CSR PT. Pertamina Banten mengenai penanaman pohon mangrove di Banten terhadap persepsi perusahaan di kalangan masyarakat Banten?
6.    Untuk mengetahui daya tarikprogram CSR PT. Pertamina Banten mengenai penanaman pohon mangrove di Banten terhadap motivasi perusahaan di kalangan masyarakat Banten?
7.    Untuk mengetahui daya tarikprogram CSR PT. Pertamina Banten mengenai penanaman pohon mangrove di Banten terhadap sikap perusahaan di kalangan masyarakat Banten?
8.    Untuk mengetahui daya tarikprogram CSR PT. Pertamina Banten mengenai penanaman pohon mangrove di Banten terhadap citra perusahaan di kalangan masyarakat Banten?

1.4  Kegunaan Penelitian
Pada penelitian ini Penelitimengharapkan manfaat yang maksimal, walaupun dolaksanakan dengan kemampuan yang terbatas, sehingga penyajian jauh dari kesempurnaan. Adapun kegunaannya sebagai berikut:
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap perusahaan yang berlum mempunya program PR baik jangka pendek maupun jangka panjang, serta memberikan pemahaman mengenai daya Tarik masyarakat terhadap citra perusahaan, karena citra sangat berperan penting bagi keberlangsungan suatu perusahaan
1.4.2  Kegunaan Praktis
1.    Bagi Peneliti
Penelitian ini dilakukan untuk menambah pengetahuan dan pemahaman bagi Peneliti mengenai kemajuan dan perkembangan teknologi komunikasi pada masa sekarang dan yang akan dating khususnya mengenai dampak internet, sehingga teori yang diterima dapat dikembangkan dan dipraktikan secara nyata.
2.    Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada peneliti lain atau para akademis yang akan mengambil skripsi atau tugas akhir dalam kajian yang sama sekaligus sebagai referensi di dalam penulisan
3.    Bagi Pengembangan Ilmu
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pembanding antara ilmu manajemen (teori) dengan keadaan yang terjadi langsung di lapangan (praktek). Sehingga dengan perbandingan tersebut akan lebih memajukan ilmu Perkembangan Teknologi Komunikasi yang sudah ada untuk ditahapkan pada dunia nyata dan dapat menguntungkan berbagai pihak.










BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1    Tinjauan Penelitian           
Nama
Irfan Irawan
Bima Ahza
Mimo Pradipto
Asal Universitas
Universitas Indonesia
Universitas Padjajaran
Universitas Islam Bandung
Judul
Efektifitas Program Internal PR Oleh Humas PT. Prudential Terhadap Kinerja Karyawannya
Peranan Perkembangan Teknologi Komunikasi Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di Daerah Bandung
Setrategi Program Internal PR Oleh Humas PT. PLN Bandung Terhadap Motivasi Karyawannya
Tujuan
Untuk mengetahui efektifitas dari program internal PR PT Prudential Bandung terhadap kinerja karyawannya
Untuk mengetahui peranan perkembangan teknologi komunikasi terhadap motivasi belajar siswa di daerah Bandung
Untuk mengetahui  setrategi program internal PT PT. PLN Bandung terhadap mitovasi karyawannya
Metode
Deskriptik Analitik
Kuantitatif
Kualitatif
Hasil
Program internal PR dirasa baik untuk menumbuhkan rasa kekeluargaan di tempat kerja.
Peranan perkembangan teknologi komunikasi banyak membantu untuk memudahkan mencarai berbagai referensi siswa.
Program internal PR dirasa baik karena mampu meningkatkan motivasi kerja karyawannya.
Kesimpulan
Program internal PR diakui ampuh untuk meningkatkan rasa kekeluargaan di tempat kerja.
Perkembangan teknologi komunikasi membantu para siswa untuk mecari referensi.
Program internal PR diakui ampuh untuk meningkatkan motivasi kerja para karyawan.
Tabel 2.1 Literatur

2.2    Studi Pustaka
2.2.1 Tinajauan Tentang Ilmu Komunikasi
2.2.1.1 Definisi Ilmu Komunikasi
Harold Lasswell dalam buku “Pisikologi Komunikasi” Prof. Dr. Nina W Syam, M.S. Berpendapat bahwa komunikasi pada dasarnnya merupakan suatu proses yang  menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dan dengan akibat apa atau hasil apa. (Who says what in which channel to whom and with what effect).
2.2.1.2 Unsur-unsur Komunikasi
Unsur-unsur komunikasi menurut Laswell Dalam buku Dedy Mulyana yang berjudul ”Pengantar Ilmu Komunikasi”
1.    Sumber, adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan dan digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang , lembaga, buku dan dokumen ataupun sejenisnya.
2.    Komunikator, dalam komunikasi, setiap orang ataupun kelompok dapat menyampaikan pesan-pesan komunikasi itu sebagai suatu proses, dimana komunikator dapat menjadi komunikan, dan sebaliknya komunikan dapat menjadi komunikator. Hal-hal yang harus diperhatikan: 1. Penampilan, 2. Penguasaan masalah 3. penguasaan bahasa.
3.    Pesan, adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan ini mempunyai inti pesan (tema) yang sebenarnya menjadi pengarah didalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan dapat secara panjang lebar mengupas berbagai segi, namun inti pesan dari komunikasi akan selalu mengarah kepada tujuan akhir komunkasi itu.
4.    Efek, adalah hasil akhir dari suatu komunikasi, yakni sikap dan tingkahlaku orang, sesuai atau tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Dapat dilihat dari:
2.2.1.3 Tujuan Komunikasi
Dalam buku Dedy Mulayana yang berjudul “Pengantar Ilmu Komunikasi”. Dedy berpendapat bahwa tujuan  dari dilakukannya atau terjadinya komunikasi adalah untuk dapat merubah sikap seseorang atau komunikan, pendapat seseorang atau komunikan, perilakuseseorang atau komunikan dan sosial.
2.2.1.4 Fungsi Komunikasi
Dalam buku Dedy Mulyana yang berjudul “Pengantar Ilmu Komunikasi. Ia berpendapat bahwa fungsi dari komunikasi adalah untuk menyampaikan informasi kepada komunikan, mendidik komunikan, menghibur komunikan dan mempengaruhi komunikan.

2.2.2   Tinjauan Tentang Komunikasi Organisasi
Dalam buku Dedy Mulyana yang berjudul “Komunikasi Organisasi”.Ia mendefinisikan komunikasi organisasi sebuah korelasi antara ilmu komunikasi dengan ilmu organisasi yang terfokus pada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi yang berfokus pada teknik, media, proses dan faktor-faktor yang menjadi penghambat proses komunikasi organisasi.
2.2.3   Tinjauan Tentang Komunikasi Antarpersona
Meunurut Dedy Mulyana dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Ilmu Komunikasi. Komunikasi antar persona adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang, jadi unsurnya adalah komunikator, pesan dan komunikan. Namun terjadinya unpan baik (feedback) komunikator secara akan mengalami pergantian menjadi komunikan, dan begitu pun selanjutnya, komunikan akan menjadi komunikator.
2.2.4Tinjauan Tentang Public Relations
Public Relations (PR) atau humas (hubungan masyarakat) merupakan sesuatu yang belum familiar. Padahal perkembangan PR di Indonesia demikian pesat sehingga bermunculan PR di pemerintahan, perusahaan swasra, BUMN (Badan Usaha Milik Negara), organisasi nirlaba atau lembaga swadaya masyarakat. Pada era tahun 1980-an lahir pula perusahaan konsultan PR, yang kiprahnya sebagian besar di Ibukota Jakarta.
Pengertian PR menurut IPRA/ International Public Relations Association  dalam buku Elvinaro yang berjudul “Hand Book Of PR”. Mendefinisikan PR adalah fungsi manajemen dari ciri-ciri yang terencana dan berkelanjuatan melalui organisasi dan lembaga swasta atau Negara untuk memperoleh pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang terkait atau mungkin ada hubungannya dengan penelitian opini public diantara mereka. Untuk mengaitkannya, sedapat mungkin kebijaksanaan dan prosedur yang mereka pakai untuk melakukan hal itu direncanakan dan disebarkanlah informasi yang lebih produktif dan pemenuhan keinginan bersama yang lebih efesien. Intinya PR adalah goog image (citra baik), goodwill (itikad baik), mutual understanding (saling pengertian), mutual confidence (saling memercayai), mutual appreciation (saling menghargai), tolerance (toleransi).

2.2.5 Tinjauan Tentang Daya Tarik
Definisi daya Tarik berdasarkan buku dari Sindoro yang berjudul “Variabel”. Daya tarik adalah suatu minat, peduli, suka dan memperhatikan sesuatu yang menyita perhatian kita atau menarik perhatian kita untuk memperhatikan sesuatu.
2.2.6 Tinjauan Tentang Citra
Pengertian citra menurut Elvinaro dalam bukunya yang berjudul “Hand Book OfPR”. Citra adalah bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang, suatu komite atau suatu aktivitas. Suatu perusahaan mempunyai citra sebanyak jumlah orang yang memandangnya. Berbagai  citra perusahaan dating dari pelanggan, sataf perusahaan, pesaing, distributor, pemasok, asosiasi pedagang, dan public lainnya yang mempunyai pandangan terhadap perusahaan. Tugas perusahaan dalam membentuk citranya adalah dengan mengidentifikasi citra seperti apa yang ingin dibentuk di mata public atau masyarakatnya.
2.2.7 Tianjauan Tentang Program CSR
Pengertian program CSR menurut Development (WBCSBD) dalam buku Dedy Mulyana, yangberjudul “Pengantar Ilmu Humas”. Development (WBCSD) yaitu suatu asosiasi global yang terdiri dari sekitar 200 perusahaan yang secara khusus bergerak di bidang "pembangunan berkelanjutan" (sustainable development) yang menyatakan bahwa "CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat atau pun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya".
2.2.8 Tinjaua Tentang Masyarakat
Pengertian masyarakat menurut Inu Kencana dalam bukunya yang berjudul “Ilmu Politik”. Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah system semi tertutup, dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata masyarakat sendiri berakar dari kata  dalam bahasa Arab yakni “musyarak”. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu haringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interpenden (saling tergantung satu sama lain). Istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
2.3    Kerangka Pemikiran
2.3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Variabel yang peneliti gunakan pada penelitian ini variable sebab dan akibat. Variable “x” nya adalah “daya Tarik” sedangkan variable “y” nya adalah “citra”. Variable “x” atau “daya Tarik” peneliti mengambil dari dari buku Sindoro.
2.3.2 Kerangka Pemikiran Konsep
Variabel “x”  yang peneliti angkat antara lain daya tarik irasional, daya tarik emosional, daya tarik moral. Sedangkan variabel “y” yang peneliti angkat antara lain adalah kognisi, persepsi motivasi sikap dan citra.
2.4 Hipotesis
2.4.1 Hipotesis Induk
Ha: “Jika” daya tarik program CSR PT. Pertamina Banten mengenai penanaman pohon di Banten “baik” “maka” citra perusahaan di masyarakat Banten”baik”
H0: “Jika” daya tarik program CSR PT. Pertamina Banten mengenai penanaman pohon di Banten “tidak baik” “maka” citra perusahaan di masyarakat Banten”tidak baik”

2.4.2Sub Hipotesis
1.    Ha : Jika daya tarik rasional program CSR PT. Pertamina mengenai penanaman pohon mangrove di Banten “baik”, maka citra perusahaan dimasyarakat Banten “baik”.
H0 :Jika daya tarik rasional program CSR PT. Pertamina mengenai penanaman pohon mangrove di Banten “tidak baik”, maka citra perusahaan dimasyarakat Banten “tidak baik”.
2.    Ha : Jika daya tarik emosional program CSR PT. Pertamina mengenai penanaman pohon mangrove di Banten “tidak baik”, maka citra perusahaan dimasyarakat Banten “tidak baik”.
H: Jika daya tarik emosional program CSR PT. Pertamina mengenai penanaman pohon mangrove di Banten “tidak baik”, maka citra perusahaan dimasyarakat Banten “tidak baik”.
3.    Ha : Jika daya tarik moral program CSR PT. Pertamina mengenai penanaman pohon mangrove di Banten “baik”, maka citra perusahaan dimasyarakat Banten “baik”.
H0 :Jika daya tarik moral program CSR PT. Pertamina mengenai penanaman pohon mangrove di Banten “tidak baik”, maka citra perusahaan dimasyarakat Banten “tidak baik”.
4.    Ha : Jika daya tarik program CSR PT. Pertamina mengenai penanaman pohon mangrove di Banten “baik”, maka kognisi perusahaan dimasyarakat Banten “baik”.
H0 :Jika daya tarik program CSR PT. Pertamina mengenai penanaman pohon mangrove di Banten “tidak baik”, maka kognisi perusahaan dimasyarakat Banten “tidak baik”.
5.    Ha : Jika daya tarik program CSR PT. Pertamina mengenai penanaman pohon mangrove di Banten “baik”, maka persepsi perusahaan dimasyarakat Banten “baik”.
H0 :Jika daya tarik program CSR PT. Pertamina mengenai penanaman pohon mangrove di Banten “tidak baik”, maka persepsi perusahaan dimasyarakat Banten “tidak baik”.
6.    Ha : Jika daya tarik program CSR PT. Pertamina mengenai penanaman pohon mangrove di Banten “baik”, maka motivasi perusahaan dimasyarakat Banten “baik”.
H0 :Jika daya tarik program CSR PT. Pertamina mengenai penanaman pohon mangrove di Banten “tidak baik”, maka motivasi perusahaan dimasyarakat Banten “tidak baik”.
7.    Ha : Jika daya arik program CSR PT. Pertamina mengenai penanaman pohon mangrove di Banten “baik”, maka sikap perusahaan dimasyarakat Banten “baik”.
H0 :Jika daya tarik program CSR PT. Pertamina mengenai penanaman pohon mangrove di Banten “tidak baik”, maka siakp perusahaan dimasyarakat Banten “tidak baik”.
8.    Ha : Jika daya tarik program CSR PT. Pertamina mengenai penanaman pohon mangrove di Banten “baik”, maka citra perusahaan dimasyarakat Banten “baik”.
H0 :Jika daya tarik program CSR PT. Pertamina mengenai penanaman pohon mangrove di Banten “tidak baik”, maka cita perusahaan dimasyarakat Banten “tidak baik”.




BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1         Objek Penelitian
Untuk penyusunan Prorosal ini, peneliti melakukan penelitian di PT. PERTAMINA (Persero) BANTEN, mengenai program CSR yang dilakukan dengan mewujudkan tanggung jawab terhadap lingkungan dengan cara menanam pohon mangrove di sekitar pesisir di wilayah Banten.
3.1.1 Sejarah PT. Pertamina
PT Pertamina (Persero) (dahulu bernama Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara) urutan ke 122 dalam Fortune Global 500 pada tahun 2013, adalah sebuah BUMN yang bertugas mengelola penambangan minyak dan gas bumi di Indonesia.
Pertamina adalah hasil gabungan dari perusahaan Pertamin dengan Permina yang didirikan pada tanggal 10 Desember 1957. Penggabungan ini terjadi pada 1968. Direktur utama (Dirut) yang menjabat saat ini adalah Karen Agustiawan yang dilantik oleh Menneg BUMN Syofan Djalil pada 5 Februari 2009 menggantikan Dirut yang lama Ari Hernanto Soemarno. Pelantikan Karen Agustiawan ini mencatat sejarah penting karena ia menjadi wanita pertama yang berhasil menduduki posisi puncak di perusahaan BUMN terbesar milik Indonesia itu.
3.1.2 Visi Misi PT. Pertamina
Visi: Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia. Untuk mewujudkan Visi Perseroan sebagai perusahaan kelas dunia, maka Perseroan sebagai perusahan milik Negara turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, terutama di bidang penyelenggaraan usaha energi, yaitu energi baru dan terbarukan, minyak dan gas bumi baik di dalam maupun di luar negeri serta kegiatan lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang energi, yaitu energi baru dan terbarukan, minyak dan gas bumi tersebut serta pengembangan optimalisasi sumber daya yang dimiliki Perseroan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat serta mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
Misi: Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat. Misi Perseroan menjalankan usaha inti minyak, gas, bahan bakar nabati serta kegiatan pengembangan, eksplorasi, produksi dan niaga energi baru dan terbarukan (new and renewable energy) secara terintegrasi.
3.1.3 Motto PT. Pertamina
“Semangat Terbarukan”. Menurut uraiannya “Semangat Terbarukan” adalah ibarat bahan bakar dan energi kehidupan. Semangat kerja yang benar-benar baru. Ide-ide baru, kemampuan berimajinasi,dan kecepatan berinovasi. Bagi sebuah perusahaan enerji, istilah terbarukan, barangkali bukanlah sebuah istilah yang asing apalagi baru. Tidak juga bisa dibilang using dan kuno. Karena memang konsep enerji terbarukan adalah tantangan enerji global yang harus terjawab. Mencari sumber enerji yang lebih hijau, dan ramah lingkungan, tetapi juga tidak mudah habis.
Tetapi konsep “Terbarukan” diterapkan sebagai sebuah brand-strategy, sangatlah unik, dan cukup menantang. Ide “Terbarukan” sebenarnya sangat sederhana. Ibarat anda memiliki sebuah koin mata uang. Sisi yang satu adalah semua perubahan besar yang inovatif dan kreatif. Katakan saja semua perubahan yang revolusioner. Sisi yang satunya lagi, adalah semua perubahan yang sifatnya teratur dan disiplin. Kita menyebutnya sebagai perubahan yang bersifat evolusi. Bilamana koin itu diputar seperti gangsing, maka kedua perubahan itu berfusi menjadi satu. Menjadi sebuah proses yang terus menerus diperbaharui. Inilah konsep, - “Terbarukan”.
Ide ini sendiri, bukanlah datang begitu saja. Melainkan lewat sebuah proses pendewasaan yang sangat unik. Usai reformasi tahun 1998, yang membuat pasar Indonesia terbuka lebar, kita diserang berbagai pemain global, seperti Shell, Total hingga Petronas. Maka biarpun pertempuran ini dilakukan di Indonesia, tetapi sifat kompetisi dan persaingannya, merupakan pertempuran global dengan aturan global. PERTAMINA menyadari betul hal ini. Untuk bisa menang, PERTAMINA butuh menyulap dirinya menjadi pemain global yang siap bertempur dengan aturan global. Maka PERTAMINA mengusung program transformasi untuk menyiapkan diri menjadi pemain global. Bisnis pelumas PERTAMINA misalnya, telah mengalami restrukturisasi, baik secara branding dan pemasaran. Maka dengan kualitas dan pemasaran yang lebih baik, pelumas PERTAMINA bisa bersaing dengan sangat efektif melawan competitor asing,dan malah diam-diam sudah diekspor pula ke sejumlah Negara.
3.1.4 Logo
Pada mulanya, PERTAMINA mempunyai logo berupa unsur-unsur logo bintang dan kuda laut, serta banner berwarna kuning. Logo pertamina tahun 1961, dengan banner tertulis PERMINA. Pada tahun 1968 unsur itu dilengkapi empat lengkung berwarna dasar biru, dengan banner kuning bertuliskan PERTAMINA. Seperti gambar di bawah ini :
Gambar 3.1 Logo Pertamina dulu(Sumber: daft Pertamina)
Pada tahun 2006 logo lama ini diubah. Logo awal diganti dengan logo baru, tiga buah bentuk kubisme membentuk  huruf P. Dalam pembuatan logo baru itu Pertamina mengeluarkan. Seperti gambar dibawah ini:
Gambar 3.2 Logo Pertamina baru (sumber: draft Pertamina)
Logo baru lumayan rame dibicarakan di kalangan kreatif dan periklanan Indonesia. Ada beberapa hal yang dibahas.Logo baru Pertamina memiliki makna yang perlu diketahui oleh para pekerja pertamina dan public pada umumnya, Elemen logo membentuk huruf “P” yang secara keseluruhan merupakan representasi bentuk panah , dimaksudkan sebagai Pertamina yang bergerak maju dan progresif. Warna- warna yang berani menunjukkan  langkah besar yang diambil Pertamina dan aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif dan dinamis.  Dimana Biru mencerminkan andal, dapat dipercaya, dan bertanggung jawab. Hijau mencerminkan sumber daya energy yang berwawasan lingkungan . Merah mencerminkan Keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam meghadapi berbagai macam kesulitan.
3.1.5 Struktur PT. Pertamina
3.1.6 Struktur Humas PT. Pertamina
3.1.7 Job Description
3.2         Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan bagian dari metodologi yang secara khusu mendeskripsikan tentang cara mengumpulkan dan menganalisi data. Dalam uapaya mencapai tujuan dari sebuah penelitian diperlukan metodeyang sesuai dan mudah, dalam penelitian ini akan digunakan metode penelitian kuantitatif, yatiu penelitian yang dalam prosedur penelitiaanya menggunakan data kuantitatif dalam bentuk angka, bilangan, numeral, distribusi frekuensi, table dan grafik


3.2.1 Desain Penelitian
Penentuan desain penelitian sangat penting, yang mana dalam proses penelitian ini peneliti akan menggunakan jenis desain penelitian dengan data survey agar diperoleh data yang relevan, dapat dipercaya dan valid sehingga proses prancangan program akan lebih bermanfaat bagi objek yang diteliti.
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data
3.3.3.1 Studi Pustakas
Studi pustaka yaitu pengumpulan data dilengkapi dengan studi pustaka, berupa bahan-bahan tulisan, buku, majalah, dokumen atau penjaringan data haisl yang berhubungan.
3.2.2.2 Studi Lapangan
Studi lapangan yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan turun langsung ke lokasi penelitian. Studi lapangan terdiri dari:
a.    Observasi yatiu teknik pengumpul data dengan cara mengamati secara langsung permasalahan yang ada dengan menggunakan indera penglihatan peneliti.
b.    Wawancara memiliki tujuan mengumpulkan keterangan-keterangan lisan dengan cara bertanya langsung kepada Narasumber untuk mendapatkan informasi tentang hal-hal yang diamati peneliti.
c.    Angket/kuisioner yaitu pengumpulan data malului daftar penrtanyaan dan pernyataan kepada responden terpilih.
3.2.3 Populasi dan Sampel
1.    Populasi, adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang dietapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan.
2.    Sampel, adalah kelompok kecil yang kita amati dan populasi adalah kelompok besar yangmerupakan generalisasi.
3.    Teknik penentuan sampel dapat dilakukan dengan menggunakan Probability Sampling, antara lain:
Ø Simple Random Sampling, dilakukan dengan menggunakan teknik acak seder hana.
Ø Stratified Random Sampling, populasi akan dipilah-pilah terlebih dahulu kedalam stratum yang relevan, baru kemudian ditarik secara random dari masing-masing stratum yang ada.
Ø Cluster Random Sampling, bias digunakan jika populasi yang memiliki jumlah unit yang sangat besar dan heerogen, sementara stratumnya tidak mudah ditentukan atau diidentifikasi.
3.2.3.1 Populasi Pemilihan
Populasi Pemilihan (N) ->            Preisi                 -> Teknik acak
                                                             (Tingkat Kesalahan)
                                                                        2,5 %
                                                             (Tingkat Validitas)
                                                                        97,5%
3.2.3.2 Sample Penelitian
Pengambilan samplingdengan menggunakan rumus Yamane
n =      N___
            N.(d)2 +1
Keterangan :    n= Sampel
                                                N= Populasi
                                                d = Nilai Presisi (tingkat kesalahan ditetapkan 10%)
3.2.4 Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi Variabel, berisi uraian tentang strukbtur penelitian berdasarkan dimensi dan indicator dari masing-masing variable dalam bentuk matriks dan model paradigm penelitian.
3.2.5 Teknik Analisa Data
Teknik Analaisis Data dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan alat bantu statistic, yang meliputi:
3.2.5.1 Uji Validitas
Uji Validitas, dilakukan untuk mengukur sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
3.2.5.2 Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas, dilakukan untuk memperoleh indeks yang menunjukan sejauhmana alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan.
3.2.5.3 Uji Statistik Penelitian
Uji Hipotesis, dapat menggunakan bantuan software statist, seperti SPSS, Lissrel. Untuk menguji hipotesis dap dilakukan statistic uji t.




0 Response to "PROPOSAL DAYA TARIK PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) OLEH HUMAS PT. PERTAMINA BANTEN MENGENAI PENANAMAN POHON MANGROVE DI BANTEN TERHADAP CITRA PERUSAHAAN DI KALANGAN MASYARAKAT BANTEN"