Rangkuman Mata Kuliah Sosiologi


-Pengantar Sosiologi-

“Sosiologi merupakan Ilmu Sosial yang objeknya adalah Masyarakat”
Ciri-ciri Utama:
  1. bersifat Empiris
  2. bersifat Teoritis
  3. bersifat Kumulatif
  4. bersifat non-etis

Menurut  Roucek dan Warren, Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.

Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, Sosiologi (ilmu masyarakat) adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial, dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.

Hakikat Sosiologi:
  1. Sosiologi adalah suatu ilmu sosial, bukan ilmu pengetahuan alam atau ilmu kerohanian
  2. Merupakan disiplin yang kategoris, membatasi apa yang terjadi dewasa ini
  3. Merupakan ilmu pengetahuan murni (Pure Science), bukan ilmu terapan (applied science)
  4. Merupakan ilmu pengetahuan abstrak dan bukan ilmu pengetahuan konkrit.
  5. Merupakan ilmu pengetahuan umum, bukan ilmu pengetahuan khusus.

Objek Sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar manusia, dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.

Menurut Selo Soemardjan, Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan.

Kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan masyarakat agar dapat terus hidup antara lain:
  1. Adanya Populasi
  2. Informasi
  3. Energi
  4. Materi
  5. Sistem Komunikasi
  6. Sistem produksi
  7. Sistem distribusi
  8. Sistem organisasi sosial
  9. Sistem pengendalian sosial
  10. Perlindungan masyarakat terhadap ancaman pada jiwa atau harta bendanya.

Komponen-Komponen dasar suatu masyarakat

-         Populasi, yakni warga-warga suatu masyarakat yang dilihat dari setiap sudut pandangan kolektif.
-         Kebudayaan adalah hasil karya, cipta dan rasa dari kehidupan bersama yang mencakup sistem lambang-lambang dan informasi/
-         Organisasi Sosial, yakni hubungan antara warga-warga masyarakat yang bersangkutan, mencakup individu, peranan-peranan, kelompok sosial, kelas sosial.

-KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT-

Masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan.

Menurut Melville J. Herskovits dan Bonislaw Malinowski, Kebudayaan adalah sesuatu yang super-organic, karena kebudayaan yag turun temurun dari generasi ke generasi tetap hidup terus walaupun orang yang menjadi anggota masyarakat silih berganti dikarenakan kematian dan kelahiran.

Kebudayaan, cultuur (Belanda), Culture (Inggris), “Colore” (Latin), yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan, dengan kata lain sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.

3 wujud kebudayaan menurut Koentjaraningrat (1974):

1.  Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-narma, dan
                 peraturan.
2.  Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari aktivitas kelakuan berpola dari manuisa dalam masyarakat.
3.      Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah, bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Maka dapat diartikan “hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal”

Menurut E.B. Tylor (1871)
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuan serta kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Unsur-unsur Kebudayaan Menurut Melville J. Herskovits:
  1. alat-alat tekonolgi
  2. sistem ekonomi
  3. keluarga
  4. kekuasaan politik

Hasil karya masyarakat menghasilkan teknologi. Pada hakikatnya, teknologi paling sedikit meliputi 7 unsur, yaitu:
  1. alat-alat produktif,
  2. senjata,
  3. wadah,
  4. makanan dan minuman,
  5. pakaian dan perhiasan,
  6. tempat berlindung/perumahan,
  7. alat-alat transpotasi.

Sifat dan hakikat kebudayaan:
  1. Kebudayaan terwujud dan teralurkan dari perilaku manusia,
  2. kebudayaan telah ada lebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu, dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan,
  3. kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya,
  4. kebudayaan mencakup aturan-aturan berisikan kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan yang dilarang dan yang diizinkan.





-LEMBAGA KEMASYARAKATAN (LEMBAGA SOSIAL)-

Lembaga Kemasyarakatan adalah himpunan norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat. Wujud konkrit Lembaga Kemasyarakatan adalah asosiasi.

Contoh: Universitas adalah Lembaga Kemasyarakatan, UNIKOM adalah Asosiasi.
Ciri-ciri Umum dan Fungsi Lembaga Kemasyarakatan
Menurut Gillin dan Gillin, beberapa ciri umum Lembaga Kemasyarakatan:
  1. Adalah organisasi pola-pola pemikiran dan pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas kemasyarakat dan hasil-hasilnya,
  2. suatu tingkat kekekalan tertentu merupakan ciri dari semua Lembaga Kemasyarakatan,
  3. mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu,
  4. mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencaai tujuan lembaga tersebut, seperti bangunan, peralatan, mesin.
  5. lambang-lambang merupakan ciri khas dari Lembaga Kemasyarakatan,
  6. mempunyai tradisi tertulis atau tidak tertulis yang merumuskan tujuan, tata tertib yang berlaku.


Fungsi Lembaga Kemasyarakatan:
Memberi pedoman kepada anggota masyarakat bagaimana bertingkahlaku atau bersikap, menjaga keutuhan masyarakat bersangkutan, memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial (social control).

Paling sedikit ada 5 golongan Alat-alat pengendalian sosial, antara lain:
  1. Mempertebal keyakinan anggota masyarakat akan kebaikan norma-norma kemasyarakatan,
  2. Memberikan penghargaan kepada anggota masyarakat yang taat pada norma-norma kemasyarakatan,
  3. Mengembangkan rasa malu dalam diri atau jiwa anggota masyarakat bila mereka menyimpang,
  4. Menimbulkan rasa takut,
  5. Menciptakan sistem hukum tata tertib yang tegas bagi para pelanggar.


-INTERKASI SOSIAL-

Komunikasi merupakan dasar dari eksistensi suatu masyarakat. Komunikasi sebelum mempunyai bentuk-bentuknya yang konkrit yang sesuai dengan nilai-nilai sosial dalam suatu masyarakat, ia mengalami suatu proses terlebih dahulu. Proses-proses inilah yang dimaksudkan dan disebut sebagai proses sosial. Gillin dan Gillin mengatakan bahwa, Proses Sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut, atau apa yang akan terjadi bila ada perubahan yagn menyebabakan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada.

Bentuk-bentuk umu  proses-proses sosial adalah interaksi sosial yang merupakan kunci dari semua kehidupan sosial.
Interaksi Sosial adalah hubungan antara dua orang atau lebih individu manusia, dimana kelakuan individu yang satu mmpengaruhi, mengubah atau memperbaiki kehidupan individu yang lai atau sebaliknya.

Menurut Gillin dan Gillin, ada dua syarat yang harus dipenuhi agar suatu interaksi sosial mungkin terjadi, yaitu: adanya kontak sosial, dan adanya komunikasi.

3 bentuk Kontak Sosial yaitu, individu dan individu, individu dan kelompok, kelompok dan kelompok.
Penggolongan lain kontak sosial yaitu bersifat primer dan sekunder. Jika kontak dapat langsung bertemu dan berhadapan muka disebut bersifat primer. Sedangkan bila kontak diperlukan suatu perantara berupa perorangan atau media,kontak tersebut disebut bersifat sekunder.

Bentuk-bentuk Interkasi Sosial

Menurut Gillin dan Gillin ada 2 macam proses sosial yang timbul akibat adanya interaksi sosial, yaitu:
  1. Proses Asosiatif, terbagi atas: Akomodasi, Asimilasi dan Akulturasi.
  2. Proses Disosiatif, mencakup: Persaingan dan persaingan yang meliputi kontraversi/pertikaian/conflict.

  1. Kerjasama
Menurut Charles. H. Cooley: kerjasama timbul bila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama, mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian diri, kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama.

Ada 5 bentuk kerjasama
i. Kerukunan, mencakup gotong-royong dan tolong-menolong
ii. Bargaining, pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa 2 organisasi atau lebih.
iii. Ko-optasi, proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan/pelaksanaan politik.
iv. Koalisi, kombinasi antara 2 organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama.
v. Joint-Venture, kerjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, film. Minyak, hotel, dll.

  1. Akomodasi
Tujuan:- untuk mengurangi pertentangan individu atau kelompok
- untuk mencegah meledaknya suatu pertentangan sementara waktu
- memungkinkan kerjasama antara kelompok-kelompok yang hidup terpisah
- mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok yang terpisah.

            Bentuk-bentuk Akomodasi yang penting adalah:
1.      coercion
2.      compromise
3.      arbitration
4.      mediation
5.      cociliation
6.      toleration
7.      stalemate
8.      adjudication

  1. Asimilasi
Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya asimilasi:
    1. toleransi
    2. kesempatan di bidang ekonomi yang seimbang
    3. sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
    4. sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
    5. persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
    6. perwakilan campuran
    7. adanya musuh bersama dari luar.

Faktor-faktor yang menghalangi terjadinya asimilasi:
1.      kehidupan golongan tertentu dalam masyarakat terisolasi
2.      kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi
3.      perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi
4.      perasaan bahwa kebudayaan golongan atau kelompok tertentu superior dari lainnya
5.      perbedaaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri fisik
6.      adanya in-group feeling yang kuat
7.      apabila golongan minoritas mengalami gangguan golongan yang berkuasa
8.      perbedaan kepentingan dan pertentangan pribadi

d. Persaingan / Competition
            Bentuk-bentuk persaingan:
1.      persaingan ekonomi
2.      persaingan kebudayaan
3.      persaingan untuk mencapai kedudukan dan peranan teretentu dalam masyarakat
4.      persaingan karena perbadaan ras

Fungsi persaingan:
1.      untuk menyalurkan keinginan-keinginan yang bersifat kompetitif
2.      kepentingan tersalurkan dengan sebaik-baiknya
3.      sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan seleksi sosial
4.      alat untuk menyaring warga golongan karya untuk mengadakan pembagian kerja.

Hasil suatu persaingan:
  1. perubahan kepribadian
  2. kemajuan
  3. solidaritas kelompok
  4. disorganisasi



  1. Pertentangan atau pertikaian
Suatu proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan dengan ancaman atau kekerasan.

Sebab terjadi pertentangan:
    1. Perbedaan individu
    2. perbedaan kebudayaan
    3. perbedaan kepentingan
    4. perubahan sosial

Bentuk-bentuk pertentangan:
1.      pertentangan pribadi
2.      pertentangan rasial
3.      pertentangan kelas-kelas sosial
4.      pertentangan politik
5.      pertentangan yang bersifat internasional

Akibat dari bentuk pertentangan:
1.      tambahnya solidaritas in-group
2.      goyah atau retaknya persatuan kelompok
3.      perubahan kepribadian
4.      akomodasi, dominasi, dan takluknya satu pihak tertentu.


-SOSIALISASI-

Menurut Peter Berger, Sosialisasi is a process by which a child learns to be a participant member of society. “Proses melalui mana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.

Menurut George Herbert Mead dalam Mind, self, and society menguraikan tahap pengembangan diri manusia. Tahap pertama Play Stage: seorang anak belajar mengambil peran orang disekitarnya, meniru peran, belum sepenuhnya memahami isi perang yang ditirunya.
Tahap kedua Game Stage: telah mengetahui peran yang harus dijalankan oleh orang lain dengan siapa ia berinteraksi.
Tahap ketiga, Generaized Other: seseorang telah mampu mengambil peran yang dijalankan orang lain dalam masyarakat, memahami peranannya sendiri serta orang lain.

Menurut Charles H. Cooley, konsep diri (self-concept)  seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain. Atau disebut Looking-glass self.
Looking-glass self  terbentuk melalui 3 tahap:
  1. seseorang mempunyai persepsi mengenai pandangan orang lain terhadapnya
  2. seseorang mempunyai persepsi mengenai penilaian orang lain terhadap penampilannya.
  3. seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannay sebagai penilaian orang lain terhadapnya.

Agen Sosialisasi (Agents Of Socialization)
Adalah pihak yang melakukan sosialisasi. Jacobs (1973: 168-208) mengidentifikasikan 4 agen sosialisasi utama:
  1. Keluarga
  2. Kelompok Bermain
  3. Media Massa
  4. Sistem Pendidikan

Pola Sosialisasi
  1. Sosialisasi Refresif (Refressive Socialization), menekankan pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan. Peran keluarga sebagai Significant other.
  2. Sosialisasi Partisipatois (Participatory Socialization), merupakan pola yang didalamnya anak diberi imbalan bil bernuat baik, hukuman imbalan bersifat simbolik, anak diberi kebebasan, komunikasi lisan. Peran keluarga sebagai generalized other.


-PENGANTAR KOMUNIKASI-

-         Pengertian
-         Unsur-unsur Komunikasi
-         Bentuk-bentuk Komunikasi.

Definisi Komunikasi menurut Carl. I. Hovland, Komunikasi adalah proses dimana seorang individu mengoperkan perangsang untuk mengubah tingkah laku individu yang lain.

Sedangkan Wilbur Schramm menyatakan, komunikasi berarti kita berusaha mengadakan ”persamaan” dengan orang lain.

Definisi Pengantar Ilmu Komunikasi

Komunikasi non-verbal: komunukasi tak secara langsung (gerak tubuh)
Komunikasi Verbal       : komunikasi secara langsung seorang dengan lainnya
Komunikasi Persona     : komunikasi antara satu individu dengan individu lain
Komunikasi Kelompok : komunikasi antara seorang dengan orang banyak
Komunikasi antarpersona : komunikasi antara seseorang dengan orang lain.
Komunikasi dengan diri sendiri: With Self Communication
Komunikasi Isyarat        : gerak tubuh, ekspresi, bahasa tubuh, respon, umpan balik.
Komunikasi Massa         : Komunikasi yang selalu menggunakan media massa, bersifat Hetrogen.

Publisistik
Publisistik berasal dari kata Publicare (latin) artinya mengumumkan, menyebarkan, memberitahukan.
Menurut Adi Negoro, publisistik adalah ilmu pernyataan antara manusia yang bersifat umum dan aktual.

Menurut Wilbur Schramm, istilah ini berasal dari Communis yang artinya Common, Sama. Wilbur menyatakan jika kita mengadakan komunikasi dengan sesuatu pihak, maka kita menyatakan gagasan untuk memperoleh Commones (persamaan).

Lingkup Ilmu Komunikasi

1.      Komponen Komunikasi
  1. Komunikator
  2. Pesan
  3. Media
  4. Komunikan
  5. Efek

2.      Proses Komunikasi
  1. proses secara primer
  2. proses secara sekunder
3.      Sifat Komunikasi
  1. tatap muka
  2. bermedia
  3. verbal: lisan, tulisan
  4. non-verbal: kial/isyarat badaniah, bergambar.

4.      Metode Komunikasi
  1. jurnalistik: cetak, elektronik, radio, televisi
  2. Hubungan Masyarakat (PR)
  3. Periklanan
  4. Pameran
  5. Publisitas
  6. Propaganda
  7. Penerangan

5.      Teknik Komunikasi
  1. komunikasi informatif
  2. komunikasi persuasif
  3. komunikasi instruktif
  4. hubungan manusiawi

6. Tujuan komunikasi
a. Perubahan sikap
b. perubahan pendapat
c. perubahan perilaku
d. perubahan sosial

7. Fungsi Komunikasi
a. menyampaikan informasi
b. mendidik
c. menghibur

8. Model Komunikasi
a. Komunikasi Satu Tahap
b. Komunikasi dua tahap
c. komunikasi Multitahap

9.      Bidang komunikasi
a.       komunikasi sosial
b.      komunikasi manajemen
c.       komunikasi perusahaan
d.      komunikasi politik
e.       komunikasi international

10.  Bentuk Komunikasi
a. Komunikasi persona: komunikasi intrapersona, komunikasi antarpersonal
b.Komunikasi Kelompok: kelompok besar,
c. Komunikasi Massa: pers, radio, televisi, film.
d.                  Komunikasi Media: surat, telepon, pamlet, poster, spanduk.

-Unsur-Unsur Komunikasi-

  1. Sumber
Adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan dan digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku, dokumen, atau sejenisnya.
  1. Komunikator
Komunikator dapat menjadi komunikan begitu juga sebaliknya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: Penampilan, Penguasaan masalah, Penguasaan Bahasa.
  1. Pesan
Adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator.
-                      Penyampaian Pesan: lisan, face to face, langsung, menggunakan media.
-                      Bentuk pesan: Informatif, Persusif, Koersif.
-                      Syarat-syarat Pesan: Umum, Bahasa Jelas, Positif, Seimbang, sesuai keinginan komunikan.
  1. Channel / Saluran
Adalah saluran penyampaian pesa, biasa disebut media komunikasi. Dikategorikan 2 bagian: Media umum dan Media Massa.
  1. Efek
Adalah hasil akhir dari kegiatan komunikasi.



-Proses Komunikasi Dari Dua Perspektif-

  1. Proses Komunikasi dalam perspektif Psikologis
Terjadi pada diri komunikator dan Komunikan. Pesan komunikasi terdiri dari 2 aspek: Isi Pesan/Pikiran, Lambang/Bahasa.

  1. Proses Komunikasi dalam perspektif Mekanis
Kompleks dan rumit, sebab bersifat situasional, bergantung pada situasi ketika komunikasi itu berlangsung.

    1. Proses Komunikasi secara Primer,
adalah proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu lambang (symbol) sebagai media (saluran).
Lambang verbal, Parabahasa: berbagai hal yang mengiringi pengucapan kata-kata ketika sesorang berbicara atau berpidato.
Lambang Nirverbal: lambang yang dipergunakna dalam komunikasi yang bukan bahasa, misalnya; isyarattubuh, mata, bibir, tangan, jari.

    1. Proses Komunikasi secara Sekunder
Adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagi media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.

    1. Proses Komunikasi secara Linear
Adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal. Berlangsung dalam situasi tatap muka maupun bermedia.

    1. Proses Komunikasi secara Sirkular.
Berarti bulat atau bundar. Yaitu adalah terjadinya “feedback” ata umpan balik, arus dari komunikan ke komunikator.

Hambatan Komunikasi
  1. Gangguan: Mekanik, Semantik
  2. Kepentingan
  3. Motivasi terpendam
  4. Prasangka.

Model proses Komunikasi oleh Philip Kotler dalam bukunya Marketing Manajemen, berdasarkan paradigma Harol Laswell
 











Konteks Komunikasi

1.      Komunikasi Dua Orang.
Disebut komunikasi diadik (Dyadic Communiation). Merupakan satuan dasar komunikasi, mencakup hubungan antara manusia yang paling erat.
2.      Wawancara
 Biasanya melibatkan 2 orang. Jadi dipandang sebagai bentuk komunikasi diadik khusus.
3.      Komunikasi Kelompok Kecil
 Diartikan seagai proses pertukaran pesan verbal dan non-verbal antara 3 orang atau lebih anggota kelompok yang bertujuan untuk saling mempengaruhi.
4.      Komunikasi Publik
      Sering dinyatakan sebagai berpidato di depan umum (public speaking)
5.   Komunikasi Organisasional
      Sebagai arus pesan dalam suatu jaringan hubungan yang saling bergantung (Goldbaher, 1990:11).
6.   Komunikasi Massa
      Menggunakan media (cetak atau elektronik), merupakan komunikasi yang paling formal dan mahal.
7.   Komunikasi Antarbudaya
      Komunikasi antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (ras, etnik, sosial, dll)


Apakah Komunikasi Efektif itu?

Komunikasi efektif terjadi ketika pesan yang anda sampaikan kepada orang lain dengan cara tertentu dapat diterima dengan jelas.
Komunikasi efektif adalah komunikasi dalam makna yang distimulasikan serupa atau sama dengan yang dimaksudkankomunikator. Pendeknya adalah “Makna Bersama” (Verdenber, 1987:7)

Rumus: R  =             Makna yang ditangkap         p
             S      Makna yang dimaksudkan pengirim


Lima hal yang menjadi ukuran bagi komunikasi yang efektif:
1. Pemahaman
2. Kesenangan
3. Mempengaruhi Sikap
4. Memperbaiki Hubungan
5. Tindakan

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam berbicara efektif:
1. Berfikir sebelum mengatakan
2. Bahasa wajar
3. Topik menarik kedua belah pihak
4. Sikap wajar
5. Joke kalau perlu
6. Jangan memutuskan percakapan/perbincangan

-Komunikasi Interpersonal-

Menurut Joseph A. Devito, Komunikasi interpersonal adalah suatu pengiriman pesan seseorang kepada orang lain atau sekelompok kecil orang dengan beberapa efek dan umpan balik secara langsung.
Ciri-ciri:
-adanya situasi yang dialogis
-dapat berbentuk verbal dan non-verbal
-dapat dilakukan secara tatap muka atau tidak
-paling sedikit 2 orang
-terjadi umpan balik secara langsung.

-Komunikasi Kelompok-

Adalah interaksi tatap muka dari 3 individu atau lebih dengan tujuan yang sudah diketahui sebelumnya seperti anggotanay dapat mengingat karakteristik pribadi anggota lainnya dengan tepat (Pratikto 1987:56)
Kelompok Primer: -interaksi lebih intensif, dekat, kekeluargaan
Kelompok Sekunder: -interaksi anggota tidak langsung, berjauhan, objektif
                                   -Kurang bersifat kekeluargaan
                                   -Adanya pertimbangan utung dan rugi

-Komunikasi Massa-
Menurut Bitter, Komunikasi Massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui medai massa pada sejumlah orang.
Ciri-ciri:
-         berlangsung satu arah
-         komunikatornya melembaga
-         pesan bersifat umum
-         media komunikasi menimbulkan keserampakan
-         bersifat heterogen

-Komunikasi Organisasi-
Menurut Evert M.Rogers, Komunikasi Organisasi adalah “sistem yang mapan dari mereka yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan atau pembagian tugas.
Dimensi Komunikasi Organisasi:
1. komunikasi Internal
      Terbagi atas: Komunikasi Vertikal dan Komunikasi Horizontal
2. komunikasi Eksternal
      Terbagi atas: Komunikasi dari organisasi kepada khalayak
                            Komunikasi dari khalayak kepada organisasi

      Arus Komunikasi dalam Organisasi: Komunikasi ke atas, ke bawah, Lateral/sejajar, kabar burung.
Permasalahan dsalam organisasi:
-motivasi         -iklim komunikasi organisasi
-kekuasaan      -aliran informasi dalam organisasi.

KOMUNIKASI, MASYARAKAT, DAN BUDAYA
DISKUSI KELOMPOK-

1.      Apa yang kamu ketahui tentang sosiologi komunikasi?
2.      Apa yang dimaksud dengan kebudayaan, beri contoh salah satu kebudayaan di Indonesia.Jelaskan!
3.      Apakah budaya itu bisa mati? Mengapa? Jelaskan!
4.      Jelaskan kegunaan Ilmu Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari!
5.      Berikan contoh kasus, apa yang terjadi bila anak tidak mengalami sosialisasi!

– MAHZAB DALAM SOSIOLOGI-

Teori-Teori Sosiologi

Teori merupakan hubungan antara 2 variabel atau lebih yang telah diuji kebenarannya.
Variabel merupakan karakteristik dari orang-orang, benda-benda atau keadaan yang mempunyai nilai-nilai yang berbeda, misalnya usia, jenis kelamin, dsb.

Kegunaan Teori:

a.       teori merupakan ikhtisar daripada hal-hal yang telah diketahui serta diuji kebenarannya.
b.      Memberi petunjuk terhadap kekurangan seseorang yang memperdalam pengetahuannya di bidang sosiologi.
c.       Untuk lebih mempertajam atau mengkhususkan fakta yang dipelajari oleh sosiologi.
d.      Mengembangkan sistem klasifikasi fakta, membina struktur konsep, serta definisi penting untuk penelitian.
e.       Memberikan kemungkinan untuk mengadakan proyeksi sosial.

Salah satu tokoh perkembangan teori sosiologi yaitu August Comte (1798-1853), adalah orang pertama yang membedakan antara ruang lingkup dan isi sosiologi dari pengetahuan lainnya. Anggapannya, sosiologi terdiri dari 2 pokok: social statistics dan social dynamics.
-social statistics merupakan ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara lembaga-lembaga kemasyarakatan.
-social dynamics meneropong bagaimana lembaga-lembaga tersebut berkembang dan mengalami perkembangan sepanjang masa.

3 tahap perkembangan pikiran manusia:
1. Tahap Teologis, ialah tingkat pemikiran manusia bahwa semua benda di dunia ini mempunyai jiwa
    disebabkan oleh sesuatu kekuatan yang berada di atas manusia.
2. Tahap Metafisis, manusia percaya bahwa gejala-gejaladi dunia ini disebabkan oleh kekuatan-kekuatan
    yang berada di atas manusia.
3. Tahap Positif, manusia telah sanggup untuk berfikir secara ilmiah. Pada tahap ini berkembanglah ilmu
    pengetahuan.

Mahzab Geografi Dan Lingkungan

Menurut Edward Buckle (1821-1862),
karyanya History Of Civilization In England. Buckle meneruskan ajaran sebelumnya tentang pengaruh keadaan alam terhadap mayarakat. Dia telah menemukan keteraturan hubungan antara keadaan alam dengan tingkah laku manusia. Misalnya terjadi bunuh diri akibat rendahnya penghasilan, dan tinggi rendahnya penghasilah tergantung keadaan alam. Taraf kemakmuran suatu masyarakat juga tergantung pada keadaan alam di mana masyarakat hidup.

Menurut Le Play (1806-1888)
Dia menganalisis keluarga sebagai unit sosial yang fundamental dari masyarakat. Organisasi keluarga ditentukan oleh cara-cara mempertahankan kehidupannya, yaitu cara mereka bermata pencaharian

Menurut E, Huntington, Karyanya (1915) Civilization and Climate, menguraikan bahwa mentalitas manusia ditentukan oleh faktor iklim.

Mahzab Organis dan Evoilusioner

Menurut Herbet Spencer (1820-1903)
Suatu organis akan bertambah sempurna apabila bertambah kompleks dan dengan adanya diferensiasi antara bagian-bagiannya. Hal ini berarti adanya organisasi fungsi yang lebih matang, integrasi yang lebih sempurna . organisme tersebut ada kriterianya yakni kompleksitas, diferensiasi, and intergrasi.

Menurut Emile Durkheim (1855-1917)
Karyanya Division Of Labor, menurutnya unsur baku dalam masyarakat adalah faktor solidaritas. Dia membedakan antara masyarakat yang bercirikan faktor solidaritas mekanis dengan soliadaritas organis. Pada masyarakat solidaritas mekanis, warga masyarakat belum mempunyai diferensiasi dan pembagian kerja, artinya mempunyai kepentingan dan kesadaran yang sama.
Sedangkan masyarakat solidaritas organis telah mempunyai pembagian kerja, ditandai dengan derajat spesialisasi tertentu.

Menurut FerdinandTonies (1855-1936)
Adalah bagaimana warga suatu kelompok mengadakan hubugan dengan sesamanya. Dasar hubungan tersebut adalah faktor perasaan, simpati pribadi, dan kepentingan bersama. Di sisi lain dasarnya adalah kepentingan rasional dan ikatanikatan yang sifatnya tidak permanen.

Mahzab Formal

Menurut George Simmel (1858-1918)
Seseorang menjadi warga masyarakat untuk mengalami proses individualisasi dan sosialisasi. Tanpa menjadi warga masyarakat tak mungkin seseorang menagalami proses interaksi antara individu dengan kelompok. Denga kata lain, yang memugkinkan masyarakat berproses adalah setiap orang mempunyai peranan yang harus dijalankan.

Menurut Leopold Von Wiese (1876-1961)
Sosiologi harus memusatkan perhatian pada hubungan manusia tanpa mengaitkannya dengan tujuan-tujuan atau kaidah-kaidah. Ajarannya bersifat empiris dan berusaha mengadakan kuantifikasi, terhadap proses-proses sosial yang terjad yang merupakan hasil perkalian dari sikap dan keadaan yang dapat diuraikan dalam unsur-unsur secara sistematis.

Menurut Alffred Vierkandt
Sosiologi menyoroti situasi-situasi mental yang merupakan hasil perilaku yang timbul akibat interaksi antar individu-individu dan kelompok-kelompok masyarakat. Denga demikian, tugas sosiologi adalah untuk menganalisis dan mengadakan sistematika terhadap gejala sosial dengan menguraikan ke dalam bentuk kehidupan mental.



Mahzab Psikologi

Menurut Albion Small (1854-1926)
Mengadakan analisis terhadap reaksi-reaksi individu terhadap invidu, maupun kelompok terhadap kelompok lainnya.

Menurut Horton Cooley (1864-1924)
Individu menemukan bentuknya di dalam masyarakat. Dalam karyanya Social Organization dia mengembangkan konsep kelopok utama (Primary Group), yang ditandai dengan hubungan antar pribadi yang dekat sekali.

Menurut L.T. Hobhouse (1864-1929)
Sangat tertarik pada konsep-konsep pembangunan dan perubahan sosial. Dia menolak penerapan prinsip-prinsip biologis terhadap studi masyarakat manusia. Psikologi dan etika merupakan kriteria yang diperlukan untuk mengukur perubahan sosial.


Mahzab Ekonomi

Menurut Karl Marx (1818-1883)
Marx mempergunakan metode sejarah dan filasafat untuk membangun teori tentang perubahan yang menunjukkan perkembangan masyarakat menuju suatu keadaan dimana ada keadlian sosial. Menurutnya, selama masyarakat masih terbagi atas kelas-kelas, maka kelas yang berkuasalah akan terhimpun segala kekuatan dan kekayaan, hukum, filsafat, agama, dan kesenian, merupakan refleksi dari status ekonomi kelas tersebut.


Menurut Max Weber (1864-1920)
Tingkah laku individu-individu dalam masyarakat dapat diklasifikasikan menurut 4 ide aksi sosial:
i. aksi bertujuan yakni tingkah laku yang ditujukan untuk mendapatkan hasil-hasil yang efisien
ii. aksi yang berisikan nilai yang telah ditentukan, diartikan sebagai perbuatan untuk merealisasikan dan mencapai tujuan.
iii. aksi tradisional yang menyangkut tingkah laku yang melaksanakan suatu aturan yang bersanksi
iv. aksi yang emosional, yaitu yang menyangkut perasaan seseorang.
Mahzab Hukum

Menurut Emile Durkheim
Menurutnya hukum adalah kaidah-kaidah yang bersanksi yang berat ringannya tergantung pada sifat pelanggaran, anggapan-anggapan serta keyakinan masyarakat tentang baik-buruknya suatu tindakan. Di dalam masyarakat terdapat 2 macam sanksi kaidah-kaidah hukum, yaitu sanksi refresif (hukum pidana) dan sanksi restritutif (hukum perdata, hukum dagang, hukum administrasi, dan hukum tata negara setelah dikurangi dengan unsur-unsur pidananya)

Menurut Max Weber
Ada 4 tipe ideal hukum:
-Hukum irasional dan materiil, yaitu di mana pembentuk undang-undang dan hakim mendasarkan
  keputusannya semata-mata pada nilai-nilai emosional tanpa menunjuj pada suatu kaidah pun.
-Hukum rasional dan formal, yaitu dimana pembentuk undang-undang dan hakim berpedoman pada
  kaidah-kaidah di luas akal,oleh karena disasarkan pada wahyu atau ramalan.
-Hukum irasional dan materiil, dimana keputusan-keputusan para pembentuk undang-undang dan hakim
  menunjuk pada suatu kitab suci, kebijaksanaan penguasa dan ideologi.
-Hukum rasional dan formal, yaitu dimana hukum dibentuk semata-mata atas dasar konsep-konsep abstrak
  dari ilmu hukum.



– PERSPEKTIF DALAM SOSIOLOGI-
Perspektif Evolusionis
1. Merupakan Perspektif teoritis yang paling awal dalam sosiologi
2. Didasarkan pada karya August Comte (1978-1857) dan Herbert Spencer (1820-1903)
3. Perspektif ini memberikan keterangan bagaimana masyarakat manusia  berkembang dan tumbuh.
4. Para sosiolog mencari perubahan dan perkembangan yang muncul dalam masyarakat yang berbeda.
5. perspektif evolusioner adalah perspektif yang aktif, sekalipun bukan utama dalam sosiologi.

Perspektif Interaksionis
1.      yang dapat ditelaah secara langsung hanyalah orang-orang  dan interkasinya saja.
2.      Para ahli seperti G.H.Mead dan C.H. Cooley memusatkan perhatiannay terhadap interaksinya antara individu dan kelompok.
3.      W.I. Thomas mengungkapakan tentang definisi suatu situasi yang mengutarakan bahwa ita hanya dapat bertindak tepat bila kita telah menetapkan sifat situasinya.
4.      Berger dan Luckman dalam Social Constructions od Reality (1966): Masyarakat adalah suatu Kenyataan Objektif, dalam arti orang, kelompok, lembaga-lembaga. Masyarakat adalah juga Kenyataan Subjektif, dalam arti bagi setiap orang, lembaga lain tergantung pada pandangan subjektif orang tersebut.
5.      Erving Goffman dan Herbert Blumer menekankan bahwa orang tidak menanggapi orang lain secara langsung, sebaliknya mereka menanggapi sesuai dengan bagaimana membayangkan orang itu.

Perspektif Fungsionalis
1.      Masyarakat dinilai sebagai suatu jaringan kelompok yang bekerjasama dalam cara yang agak teratur menurut seperangkat peraturan dan nilai yang dianut oleh sebagian besar masyrakat tersebut.
2.      Masyarakat dipandang sebagai sistem yang stabil dengan kecenderugnan ke arah keseimbangan yaitu kecenderungan untuk mempertahankan sistem kerja yang selaras dan seimbang.
3.      Talcott Parson (1937), Kinglay Davis (1937), dan Robert Merton (1957), setiap kelompo atau lembaga melaksanakan tugas tertentu dan terus-menerus, karena hal itu fungsional.
4.      Perubahan sosial mengganggu keseimbangan masyarakat yang stabil namun tidak lama kemudian terjadi keseibangan baru.
5.      Perubahan sosial tertentu mempromosikan suatu keseimbangan yang serasi. Hal tersebut disebut fungsional bila perubahan sosial tersebut menggangu keseimbangan, sebaliknya jika tidak membawa pengaruh maka hal tersebut tidak fungsional.


Perspektif Konflik

1.      Didasarkan pada karya Karl Marx (1818-1883) yang melihat pertentangan dan eksploitasi kelas sebagai penggerak utama kekuatan dalam sejarah.
2.      Para teoretisi konflik melihat masyarakat sebagai berada dalam konflik yang terus-menerus diantara kelompok dan kelas.
3.      Teoretisi konflik melihat perjuangan meraih kekuasaan dan penghasilan terkecuali orang-orang muncul sebagai penentang kelas, bangsa, kewarganegraan dan bahkan jenis kelamin.
4.      Teoretisi konflik memandang suatu masyarakat sebagai terikat bersama karena kekuatan dari kelompok atau kelas yang dominan.
5.      Adanya nilai-nilai bersama sebagai suatu ikatan pemersatu tidaklah tidaklah benar-benar suatu konsensus yang benar.


-SOSIOLOGI KOMUNIKASI MASSA-

Mass Communication is the technologically and institutionally based production of the most broadly shared continuous flow of messages in industrial societes” (Gebner, 1967)
(Komunikasi Massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. (Rakhmat, seperti yang dikutip Komala, dalam Karlinah, dkk. 1999).

Karakteristik Komunikasi Massa :
-         Komunikator terlembagakan
-         Pesan bersifat umum
-         Komunikannya Anonim dan Heterogen
-         Media massa menimbulkan Keserampakan
-         Komunikasi mengutamakan Isi ketimbang Hubungan
-         Komunikasi Massa bersifat satu arah
-         Stimuli Alat indera Terbatas
-         Umpan Balik tertunda

Fungsi Komunikasi Massa Bagi Masyarakat, Menurut Dominick (2001), terdiri dari:
-Surveillance (Pengawasan)
-Interpretation (Penafsiran)
-Linkage(Pertalian)
-Transmission Of Values(Penyebaran nilai-nilai)
-Entertainment(Hiburan)

Sedangkan Menurut Karlinah, dalam Karlinah,dkk (1999) mengemukakan Fungsi Komunikasi Secara Umum adalah:

-Fungsi Informasi
-Fungsi Pendidikan
-Fungsi Mempengaruhi
-Fungsi Proses Pengembangan Mental
-Fungsi Adaptasi Lingkungan
-Fungsi Memanipulasi Lingkungan

Menurut DeVito (1997), Fungsi Komunikasi Massa secara khusus adalah
-Fungsi Meyakinkan (to persuade)
-Fungsi Menganugerahkan Status
-Fungsi Membius (Narcotization)
-Fungsi Menciptakan Rasa Kebersatuan
-Fungsi Privitisasi

Bagaimana Orang menggunakan Media Massa?
Sejumlah peneliti  mengklasifikasikan berbagai penggunaan dan kepuasan ke dalam empat kategori sistem:
-         Cognition (Kognisi/pengetahuan)
-         Diversion (hiburan)
-         Social Utility (kepentingan sosial)
-         Withdrawal (Pelarian)

Proses Kominikasi Massa
Severin (Komala, dalam Karlinah. 1999), mengemukakan bahwa pengertian komunikasi massa pada intinya merupakan komunikasi yang menggunakan saluran (media) untuk menghubungkan komunikator dengan komunikan secara masal, bertempat tinggal jauh, heterogen, anonim, dan menimbulkan efetk-efek tertentu.

Harold D.Lasswell seorang ahli politik di Amerika mengemukakan suatu ungkapan yang sangat terkenal dalam teori dan penelitian komunikasi massa. Ungkapan tersebut merupakan suatu formula dalam menentukan scientific study dari suatu proses komunikasi massa dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: Who (siapa), says what (berkata apa), in which channel (melalui saluran apa), to whom (kepada siapa), dan with what effect (dengan efek apa)?
Komponen Komunkasi Massa
  1. Komunikator
  2. Pesan
  3. Media: Pers, Radio siaran, Televisi, Film
  4. Khalayak
  5. Filter(Budaya, Psikologikal,fisikal) dan Regulator Komunkasi Massa
  6. Gatekeeper (penjaga gawang)

Umpan Balik Komunikasi Massa:
-Internal Feedback
-External Feedback
-Representative Feedback
-Cumulative Feedback
-Quantitative Feedback
-Institutionalize Feedback

Efek Komunikasi Massa
Donald K. Robert (Komala, dalam Karlinah, dkk. 1999) mengungkapkan ada yang beranggapan bahwa ”efek hanyalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa”. Oleh karena fokusnya pesan, maka efek harus berkaitan dengan pesan yang disampaikan media massa.

Efek Media Massa
Dapat dilihat dari 3 pendekatan:
1.      Efek Kehadiran Media Massa:
-Efek Ekonomi,
-Efek Sosial
-Penjadwalan kegiatan sehari-hari
-Efek hilangnya perasaan tidak nyaman
-Efek menumbuhkan perasaan tertentu

2.      Efek Pesan:
-Efek Kognitif
-Efek Afektif
-Efek Behavioral

3.      Observasi Terhadap Khalayak (invidu, kelompok, organisasi, masyarakat atau bangsa)
-DAMPAK SOSIAL MEDIA MASSA-

Media membentuk opini publik untuk membawanya pada perubahan yang signifikan. Media massa secara instant dapat membentuk kristalisasi opini publik untuk melakukan tindakan tertentu. Kadang-kadang kekuatan media massa hanya sampai ranah sikap (agee. 2001:24-250)

Dominick (2000) menyebutkan tentang dampak komunikasi massa terhadap pengetahuan, persepsi dan sikap orang-orang. Media massa terutama televisi, yang menjadi agen sosialisasi (penyebaran nilai-nilai) memainkan peranan penting dalam transmisi sikap persepsi dan kepercayaan.

-TEORI DAN MODEL KOMUNIKASI MASSA-
Teori-teori Komunikasi Massa, diantaranya:
1.      Teori Peluru Atau Jarum Hipodermik
2.      Teori Arus Banyak Tahap
3.      Teori Proses Selektif
4.      Teori Pembelajaran Sosial
5.      Teori Difusi Inovasi
6.      Teori Kultivasi

Model-Model Komunikasi Massa, diantanya:
1. Model Komunikasi Satu Tahap (One Step Flow Of Communication)
2. Model Komunikasi Dua Tahap (Two Step Flow Of Communication)
3. Model Komunikasi Banyak Tahap (Multi Step Flow Of Communication)
4. Uses and Gratifications Model
5. Model Agenda Setting
6. Model Wilbur Schramm
7. Model Maletzke
8. Model Melvin D. Defleur
9. Model Mcnelly






-SISTEM MEDIA MASSA-

PERBANDINGAN EMPAT TEORI PERS.


Authoritarian
Libertarian
Social Responsibility
Soviet Totalitairan

Berkembang







Sumber (asumsi dasar)






Tujuan Utama








Pihak Yang Menggunakan Media



Kontrol Media











Yang tidak boleh Dilakukan








Kepemilikan






Masalah pokok/ciri khas
Di Inggris abad 16&17 diterapkan di beberapa negara




Dari falsafah kekuasaan mutlak kerajaan dan pemerintah atau keduanya.




Mendukung dan mengembangkan kebijaksanaan pemerintah yang berkuasa untuk mengabdi kepada negara.



Mereka yang mendapat izin dari kerajaan atau pemerintah.


Media dikontrol oleh pemerintah, terbit hanya atas izin pemerintah bahkan kadang-kadang dengan sensor pemerintah.





Mengkritik mekanisme pemerintah dan pejabat yang sedang berkuasa.






Pemerintah atau Swasta yang mendapat izin pemerintah.



Media merupakan sarana efektif bagi kebijakan pemerintah meski tidak harus dimiliki oleh pemerintah.
Dipraktikan di Inggris setelah tahun 1668, juga di AS dan berkembang ke seluruh dunia.

Dari Karya-Karya Milton Locke, Mill, Falsafah rasionalisme dan hak-hak alam.


Memberi Informasi, menghibur, menjual, menemukan kebenaran untuk mengontrol pemerintah.

Siapa saja yang mempunyai sarana ekonomi.

Media dikontrol melalui proses kebebasan berpikir untuk menemukan kebenaran, juga melalui proses pengadilan.



Melakukan pencemaran nama baik, penghinaan, pornografi, tidak sopan dan melawan pemerintah pada waktu perang.

Pada umumnya adalah swasta




Media merupakan alah mengecek pemerintah untuk memenuhi kebutuhan utama masyarakat.
Dikembangkan di AS pada abad 20.





Dari tulisan W.E.Hocking, rumusan Komisi Kebebasan Pers, para praktisi jurnalistik dan ked etik media.


Memberi Informasi, menghibur, menjual, terutama mengangkat konflik pada forum diskusi.


Setiap orang yang merasa punya sesuatu untuk disampaikan.

Dikontrol dengan pendapat masyarakat (community Opinion), tindakan konsumen (consumer action), etika profesi (professional ethics).

Memuat tulisan yang melanggar hak-hak peribadi yang diakui oleh hukum, dilarang melanggar kepentingan vital masyarakat.


Swasta, kecuali jika pemerintah merasa perlu demi keamanan dan kepentingan umum.

Media harus memenuhi kewajiban sosial, jika ingkar maka masyarakat akan menekan media tersebut untuk mematuhinya
Lahir di UniSoviet berkembang di negara-negara komunis




Marxisme, Leninisme, dan pembauran pikiran Hegel serta cara berpikir Rusia abad 19.



Membantu suksesnya dan berlangsungnya sistem sosialisasi Soviet,khususnya kelangsungan diktator partai.



Para anggota partai yang setia dan ortodoks



Dikontrol dengan pengawasan ketat, dan tindakan-tindakan ekonomi dan politik pemerintah.







Mengkritik tujuan partai dan kebijakannya.








Sepenuhnya dimiliki oleh pemeritah.




Teori ini menunjukkan kontrol ketat oleh pemerintah dan media massa benar-benar menjadi alat negara.









Pendekatan Sosiologis Pada Teori Komunikasi Interpersonal dan Komunikasi Kelompok.

-TEORI KESEIMBANGAN HEIDER-

            Ruang lingkup teori keseimbangan (balance theory) dari Heider adalah mengenai hubungan-hubungan antarpribadi. Teori ini berusaha menerangkan bagaimana individu-individu sebagai bagian struktur sosial (misalnya sebagai suatu kelompok) cendrung untuk menjalin hubungan satu sama lain. Teori Heider memusatkan perhatiannya pada hubungan intra-pribadi (intrapersonal) yang berfungsi sebagi “daya tarik”, yaitu semua keadaan kognitif yang berhubungan dengan perasaan suka dan tidak suka terhadap individu-individu dan objek-objek lain.
            Teori Heider merupakan penjelasan yang sangat menarik tentang gejala-gejala kelompok dan menyediakan bagi para sarjana komunikasi beberapa cara yang bermanfaat untuk melihat kelompok yang mempunyai hubungan dengan kejadian-kejadian intra-pribadi yang berkaitan dengan dimensi-dimensi structural dari perasaan suka. Teori ini mungkin juga bermanfaat untuk menerangkan beberaapaa kehadiran komunikasi terbuka didalam kelompok, walau tidak secara langsung berhubungan dengan tingkah laku pesan.

-SISTEM ABX NEWCOMB-

            System A-B-X dari Newcomb memperluas teori hubungan intrapribadi Heider sampai kepada interaksi yang terjadi diantara anggota dari kelompok yang hanyaa terdiri dari dua orang anggota. Model dari Newcomb melibatkan tiga unsur, yaitu A dan B mewakili dua orang individu yang berinteraksi, dan X sebagai objek pembicaraan (komunikasi). Menurut Newcomb tingkah laku komunikasi terbuka antara A dan B, dapat diterangkan melalui kebutuhan mereka untuk mencapai keseimbangan atau keadaan simetris antara satu sama lain dan juga terhadap X.


-TEORI PROSES PERBANDINGAN SOSIAAL FESTINGER-

            Leon Festinger membedakan antara kenyataan fisik dan kenyataan sosial. Apaabila pendapat, sikap, dan keyakinan kita dapat diukur secara fisik-mungkin dengan menimbang sesuatu atau dengan mengukur panjang lebar atau tinggi- itu berarti kita berhubungan dengan kenyataan fisik, sehingga kita mungkin tidak perlu lagi saling berkomunikasi. Akan tetapi bila pendapat, sikap, serta keyakinan kita tidak didasarkan pada kejadian yang mudah diukur, dan kalau dapat ditemukan bukti-bukti yang mendukung atau mungkin membanyah pendapat, sikap serta keyakinan tersebut, maka kita berhadapan dengan kenyataan sosial, dan ini dapaat diukur secara baik dengan berkomunikasi dengan orang lain yang kita anggap penting bagi kita. Jadi komunikasi kelompok acapkali timbul akibat adanya kebutuhan individu-individu untuk membandingkan pendapat, sikap, keyakinan, dan kemampuan mereka sendiri dengan orang lain.
            Menurut pendapat Festinger,  dorongan yang kita rasakan untuk berkomunikasi tentang sesuatu kejadian dengan anggota lain dalam kelompok akan meningkat bila kita menyadari bahwa kita tidak setuju dengan suatu kejadian, apabila kejadian itu makin menjadi penting, dan apabila sifat ketertarikan kelompok juga meningkat.


-TEORI PERTUKARAN SOSIAL THIBAUT  DAN KILLY-

            Dalam buku mereka yang berjudul The Social Psychology Of Groups, Thibaut dan Kelly memusatkan perhatiannya pada kelompok yang terdiri dari dua orang anggota atau diad. Mereka merasa yakin bahwa usaha memahami tingkah laku yang kompleks dari kelompok-kelompok besar mungkin dapat diperoleh dengan cara menggali hubungan diadis (2 orang). Meskipun pola penjelasan tingkah laku mereka tentang diadis bukan sekedar suatu pembahasan tentang proses komunikasi dalam kelompok dua anggota, beberapa rumusan mereka mempunyai relevansi langsung dalam komunikasi kelompok.
            Model Thibaut dan Kelly mendukung asumsi-asumsi yang dibuat oleh Homans dalam teorinya tentang proses pertukaran sosial, khususnya bahwa interaksi sosial manusia mencakup pertukaran barang dan jasa, serta bahwa tanggapan-tanggapan individu-individu yang muncul melalui interaksi diantara mereka mencakup baik imbalan (rewards) maupun pengeluaran (cost). Apabila imbalan tidak cukup, atau bila pengeluaran melebihi imbalan, interaksi akan terhenti atau individu yang terlibat didalamnya akan merubah tingkah laku mereka dengan tujuan mencapai apa yang mereka cari.

-TEORI SOSIOMETRIS MORENO-

            Sosiometris dapat diartikan sebagai pendekatan metodologi terhadap kelompok-kelompok yang diciptakan mula-mula oleh Moreno dan kemudiaan dikembangakan oleh Jennings dan oleh yang lainnya. Pada dasarnya teori ini berhubungan dengan “daya tarik” (attraction) dan “penolakan”(repultions) yang dirasakan oleh individu-individu terhadap satu sama lain serta implikasi perasaan-perasaan ini bagi pembentukan dan struktur kelompok.
            Meskipun sosiometris tidak langsung berkepentingan dengan komunikasi, struktur sosiometris dari suatu kelompok tidak dapat disangkal berhubungan dengan beberapa hal yang terjadi didalam komunikasi kelompok. Cukup masuk akal untuk menganggap bahwa individu yang merasa tertarik saatu sama lain dan jyang saling menempatkan diri pada perangkat yang tinggi akan lebih suka berkomunikasi sedemikian rupa sehingga membedakan mereka daari berkomunikasi anggota-anggota kelompok yang saling membenci.

-SISTEM INTERNAL DAN EKSTERNAL HOMANS-

            Menurut Homans, adaa tiga unsur dalam struktur kelompok kecil, yaitu : kegiatan, interaksi, dan perasaan. Kegiatan, terdiri dari tindakan kelompok yang berhubungan dengan tugas kelompok. Dalaam melakukan tindakan tersebut, mereka terlibat dalam suatu interaksi, yaitu mereka memperlihatkan saling ketergantungan dan saling menanggapi dalam bertingkah laku. Perasaan disini sama dengan konsep Heider tentang suka dan tidak suka (like and dislike) yang terdiri dari perasaan-perasaan negaatif dan positif yang dirasakan anggota kelompok terhadap anggota lain.
            Meskipun Homans menempatkan interaksi sebagai unsur penting dalam sistemnya, dia tidak menjelaskan unsur tersebut secara sistematis. Sebaliknya, karya Bales yang menitik beratkan perhatiannya pada analisis proses-proses interaksi hamper seluruhnya terdiri dari analisis tentang interaksi kelompok.

-ANALISIS PROSES INTERAKSI BALES-

            Analisis proses interaksi Bales adalah system keseimbangan (equilibrium). Semua unsur-unsur berada daalam keseimbangan. Terdapat jumlah yang sama katagori tidas dan katagori sosio-emosional, dan duan katagori tersebut dibagi sama dalam unsure poisitif dan unsur  negatifnya. Selain itu penelitian menunjukan bahwa kelompok yang terlibat dalam kegiatan komunikasi yang berkaitan dengan tugas selama satu tahapan siding, cendrung “mempertahankan keseimbangan mereka”. Hal ini dilakukan dengan cara meluangkan waktu yang lebih lama pada kegiatan sosio-emosional dalam tahapan sidang berikut, dan begitu juga sebelumnya.

-TEORI RELATIONSHIP MENURUT PALO ALTO-

            Komunikasi antarpribadi tejadi dalam kelompok kecil, besar, organisasi, maupun massa. Pengertian relationship disini lebih luas daripada sekedar interaksi. Relationship adalah in9teraksi antara dua orang yang disadari dan melibatkan persepsi yang mereka miliki satu terhadap yang lain. Ada dua macam teori relationship, yaitu Teori komunikasi yang pragmatis dan teori persepsi antarpribadi.

1.      Teori Komunikasi Yang Pragmatis
Antara tahun 1950-1960an, seorang antropolog, Gregory Bateson mengumpulkan suatu    kelompok peneliti di institute Penelitian Mental di Palo Alto, California. Himpunan ini      melakukan studi tentang hubungan antarpribadi, mereka kemudian membentuk suatu asosiasi           informal yang disebut Kelompok Palo Alto.
             Bateson dan para anggota kelompok itu mengaplikasikan gagasan tentang “interaksiaonal” (satu karangan tentang studi kesehatan mental dan patologi) kedalam ilmu komunikasi. Orientasi klinik dibatasi oleh penampilan teori-teori antarpribadi dalam suatu perspektif teori yang baru. Hasilnya kelompok Palo Alto menerbitkan karya mereka dengan judul : Pragmatics Of Human Communications (Paul Watzlawick, Janice Beavin, Donald Jackson -1967). Mereka melakukan pendekatan terhadap perspektif interaksional dalam komunikasi. Mereka menganalisis individu sebagai objek yang paling penting dalam berhubungan dengan orang lain, lebih utama lagi dalam sisitem interaksional keluarga.
                        Kelompok Palo Alto tidak tertarik terhadap penelitian prilaku, jika dibandingkan dengan penelitian hubungan interaksi antarpribadi. Menurut kelompok Palo Alto yang harus dipertanyakan adalah, apa sebab dan bagaimana orang-orang dapat berhubungan satu dengan yang lain? Mereka memandang yang penting dalam interaksi adalah sumber, pesan, saluran, dan penerima.
                        Mereka menolak paradigma “eksperimen” dalam komunikasi yang mengutamakan hubungan antarvariabel bagi komunikator. Mereka tidak melihat manfaat variabel bebas dan tidak bebas dalam hubungan tersebut. Mereka berpendapat bahwa hubungan antarpribadi merupakan hubungan timbal balik dalam suatu sistem yang dipadu oleh aturan-aturan tertentu. Hubungan tersebut berkembang sehingga timbul pengulangan pola-pola interaksi yang disfungsional yang dapat di identifikasikan atau malah dapat diganti.
                        Asumsi dasar dari teori ini adalah pertukaran pesan yang komunikatif bukan terletak pada individu melainkan pada unsur-unsur prilaku komunikasi yang dilakukan mereka. Unsur-unsur prilaku tersebut diantaranya adalah mimik, gerak-gerik, tekanan suara, dan ekspresi wajah. Berdasarkan asumsi komunikasi antarpribadi, terlihat pada suatu sekuen tingkah laku yang tersusun dalam suatu sistem, siklus, dan episode. Tindakan komunikasi dari suatu sebab dan menghasilkan suatu akibat yang berada dalam suatu sistem.
            Ada lima Aksioma (suatu kebiasaan umum atau hal yang tidak perlu dibuktikan dengan sesuatu yang ilmiah, namun dapat dipastikan kebenarannya) dalam komunikasi antar pribadi, yaitu :
1.      Orang tidak dapat berkomunikasi
2.      Setiap komunikasi antarpribadi  menghasilkan suatu kesenangan dalam berelasi timbal balik, sehingga disebut dengan METAKOMUNIKASI (suatu tanggapan, umpan balik segera yang terjadi secara serempak dalm komunikasi antarpribadi)
3.      Memahami komunikasi antarpribadi hendaklah dalam konteks relationship dan terletak pada sekuen interaksi.
4.      Setiap komunikasi antarpribadi menggunakan sistem kode informasi yang bersifat digital (kode-kode informasi yang mempunyai ciri-ciri tersendiri yang terpisah satu sama lain- variabel/langsung) dan analogis ( kode-kode informasi yang satu samalainnya saling berkesinambungan dan tidak dapat dipisahkan nonverbal, gerak-gerik, mimik.
5.      Setiap komunikasi antarpribadi mencerminkan interaksi yang bersifat simetris (sejajar, searah, dan saling mengembangkan satu sama lainnya) dan komplementer. Sifat simetris terjadi jika membina, mengembangkan karakteristik-karakteristik peserta yang sama. Sedangkan sifat komplementer terjadi saat komunikasi antarpribadi bertujuan untuk saling melengkapi karakteritik-karakteristik peserta komunikasi yang berbeda.
2.      Teori Persepsi Antar Pribadi
           Seorang ahli lainnya yang berpengaruh dalam pandangan tentang relasi dalam komunikasi antar pribadi adalah R.D.Laink.  Dia menulis sebagian pendapatnya tentang proses dan persepsi dalam komunikasi.
           Asumsi dari teori ini adalah perilaku komunikatif seseorang sebagian besar terbentuk oleh persepsi (pengalaman), ketika Ia berinteraksi dengan komunikator yang lain. Laink menggunakan pendekatan fenomologis untuk mempelajari keberadaan manusia melalui analisis terhadap pengalaman manusia maupun kenyataan hidup sebagai suatu pengalaman.
           Link membedakan antar pengalaman dan perilaku. Perilaku adalah suatu tindakan terhadap orang lain yang bisa diamati, karena itu perilaku bersifat umum, ekstrinsik, dan keluar. Sedangkan pengalaman adalah perasaan yang mengiringi perilaku atau persepsi terhadap perilaku orang lain. Pengalaman terdiri dari imajinasi, persepsi, dan memori. Perbedaan antar pengalaman dengan perilaku adalah bahwa pengalaman tidak dapat diamati oleh orang lain.
           Perilaku yang ditujukan kepada orang lain merupakan fungsi dari dua pengalaman yang berkaitan, yaitu pengalaman yang dipelajari dari orang lain dan pengalaman dalam berelasi.
Persisnya yang pertama adalah perilaku komunikatif dapat diperluas bentuknya oleh pengalaman atau persepsi, hanya karena Ia berhubungan dengan seorang komunikan. Jadi seorang komunikator berhubungan dengan komunikan dalam dua tingkat pengalaman dan persepsi komunikan yaitu, perspektif langsung dan metaperspektif.
Perspektif langsung merupakan persepsi yang actual tentang perilaku orang lain atau pengalaman orang tersebut dengan individu yang lain dengan perspektif yang lain. Sedangkan metaperspektif adalah pengalaman seorang komunikator atau upayanya untuk menyimpulkan apa yang dirasa orang lain, yang diterimanya, apa yang dipikirkannya. Dengan kata lain, metaperspektif adalah hal membayangkan tentang persepsi orang lain.
Contoh aplikasi teori persepsi antar pribadi :

Parni hidup dalam suasana dan lingkungan budaya jawa. Kebiasaan komunikasi tatap muka dilaksanakan tanoa harus menatap wajah secara langsung tetapi hanya melalui jarak fisik yang teratur. Aturan Jawa, Mereka yang berusia lebih muda tidak boleh menatap langsung kepada orang yang lebih tua dan volume suara harus lebih kecil dan halus, serta bahasa yang digunakan bahasa yang halus untuk strata atas.
Kebalikannya,Tiur yang dibesarkan dalam budaya Batak, harus terbiasa menggunakan suara yang keras dan tegas. Ketika berkomunikasi tatap muka, mata harus memandang lawan bicara karena Mereka menganggap itu lah sikap sopan, gerak-gerik fisik sangat dianjurkan untuk penegasan pesan. Parni dan Tiur berteman sejak lima tahun yang lalu. Ketika Parni dan Tiur saling berinteraksi satu sama lainnya, tidak ditemukan satu kesulitan berinteraksi. Karena satu sama lainnya sudah saling mengenal karakteristik yang mendasar mereka satu sama lain. Persepsi masing-masing mengenai lawan bicara Mereka sudah terbentuk karena pengalaman interaksi  Mereka yang sudah cukup lama.
Laing menjelaskan bahwa tindakan seorang komunikator lebih didasari atas harapan. Lebih jauh lagi ia perpendapat juga, setiap tindakan komunikator dikatakan berhasil jika dia berhasil mempersepsi orang lain. Apalagi kalau dia dapat membayangkan persepsi orang lain terhadaap suatu objek atau kejadian. Jika komunikator dan komunikan dapat menyamakan betuk persepsi mereka maka itu merupakan hasil komyunikasi antarpribadi.

-TEORI KEBUTUHAN INTERPERSONAL-
Teori system dan komunikasi dalam hubungan salah satu bagian dalam lapangan komunikasi yang dukenal sebagi relational communication sangat dipengaruhi oleh teori system. Inti dari kerja ini adalah asumsi bahwa fungsi komunikasi interpersonal untuk membuat, membina, dan mengubah hubungan dan bahwa hubungan pada giliranya akan mempengaruhi sifat komunikasi interpersonal. Poin ini berdasar pada gagasan bahwa komunikasi sebagai interaksi yang menciptakan struktur hubungan. Dalam keluarga misalnya, anggota individu secara sendirian tidak membentuk sebuah system, tetapi dalam berinteraksi antara satu dengan anggota lainnya, polayang dihasilkan membentuk pada keluarga. Gagasan system yang penting ini secara luas diadopsi dalam lapangan komunikasi. Proses dan bentuk merupakan dua sisi mata uang, saling menentukan satu sama lain.
Seorang antropolog Gregory Bateson adalah pendiri garis teori ini yang selanjutnya dikenal dengan teori rasional. Kerjanya mengarah kepada pengembangan pada dua proporsi mendasar pada mana kebanyakan teori rasional masih bersandar. Pertama yaitu sifat mendua dari pesan : setiap pertukaran interpersonal membawa dua pesan, “report” dan pesan “command”. Report message mengandung substansi atau isi komunikasi. Sedangkan command message membuat pertanyaan mengenai hubungan. Dua element ini selanjutnya dikenal sebagai “isi pesan” dan “pesan hubungan”  atau “komunikasi” dan “metekomunikasi”.
Pesan report menetapkan mengenai apa yang dikatakan, dan pesan command menunjukan hubungan antara komunikator. Isi pesan sederhana seperti “ I Love You” dapat dibawakan dalam berbagai cara, dimana masing-masing mengatakan bahwa sesuatu yang berbeda mengenai hubungan. Frasa ini dapat dikatakan dalam cara yang bersifat dominasi, submissive, pleading (memohon), meragukan, atau mempercayakan. Isi pesan sama, tetapi pesan hubungan berbeda pada tiap kasus.
Proposisi kedua Bateson yaitu hubungan dapat dikarakterisasi dengan komplementer dengan simetris. Dalaam hubungan yang komplementer, sebuah prilaku diikuti oleh lawannya. Contoh, Seorang dominan dalam partisipan  memperoleh prilaku submissive dari partisipan lain. Dalam simetri, tindakan seseorang diikuti oleh jenis yang sama. Dominasi ketemu dengan sifat dominan, atau submissive ketemu dengan submissive.
Disini kita mulai melihat bagaimana proses interaksi menciptakan struktur dalam system. Bagaimana orang merespon satu sama lain menentukan jenis hubungan yang mereka miliki. System yang mengandung seraingkaian pesan submissive akan sanga berbeda dengan yang mengandung raingkaian pesan yang mengandung dominasi. Dan struktur pesan yang mencapur keduanya adalah berbeda pula. Meskipun Bateson seorang Antropologi, gagasannya dengan cepat dibawa kedalam pisikiatri dan diteraapkan dalam hubungan patalogis. Beberapa peneliti komunikasi memenfaatkan kerja Bateson dan kelompoknya. Aubrey Fisher, salah satu yang dikenal dalam kelompok ini, sebagai teoritis system. Dalam buku Perspectives Human Communication dia menerapkan konsep system kedalam komunikasi.
Analisa Feisher dimulai dengan prilaku seperti komentar verbal dan tindakan nonverbal sebagai unit terkecil analisa dalam system komunikasi. Prilaku yang dapat diamati ini dapaat dilihat atau didengar atau merupakan satu-satunya ekspresi pemikiran bagi keterhubungan individu dalam system komunikasi. Dari sudut pandang system, prilaku itu sendiri adalah apa yang dihitung, dan struktur hubungan terdiri atas prilaku yang tersusun ini. Dengan katalain, hubungan kita dengan orang lain ditentukan oleh bagaimana kedua kita bertindak dan apa yang kita katakan. Pola komunikasi dibentuk sekuen tindakan. Ketika kita berkomunikasi kita bertindak dan beraksi dalam sekuen, jadi interaksi adalah arus pesan. Fisher percaya bahwa arus bicara dengan dirinya sendiri mengatakan sedikit mengenai komunikasi, sehingga harus dipecah kedalam unit-unit yang mengandung tindakan dan respon. Fisher mengembangkan metode untuk mengetahui semua pola percakapan, yang terdiri atas pesan-pesan penyandian, sehingga pola respon dapat ditetapkan.
Unit yang paling dasar dari komunikasi dipakai Fisher adalah interact, atau raingkaian dua pesan yang bersambunga diantara dua orang. Contohnya yaitu pertanyaan dari orang pertama diikuti oleh jawaban dari orang kedua. Pertanyaan yang diikuti oleh jawaban akan berbeda dari permintaan yang diikuti persetujuan. Permintaan yang diikuti oleh penawaran adalah berbeda dari suggestion atau saran yang diikuti oleh keberatan. Interaksi dikombinasikan kedalam unit yang lebih besar di sebut double interact (tiga tindakan),dan selanjutnya dikombinasi lagi kedalam triple interact (empat tindakan).Struktur dari keseluruhan interaksi merupakan rangkaian interaksi yang makin lama makin besar. Kebanyakan kerja Fisher melibatkan pembuatan keputusan dalam kelompok kecil.
Dalam risetnya dia menyandi apa yang orang katakan dalam diskusi kelompok dan menganalisa interaksi ini dalam seluruh pola, atau struktur dari diskusi dapat digambarkan. Fisher menunjukan bagaimana interaksi kombinasi dengan bentuk fase pembuatan keputusan kelompok. Diantara pariset yang terkenal dalam komunikasi rasional adalah Edna Rogers dan Frank Millar. Kerja Millar dan Rogers merupakan aplikasi langsung dari gagasan Bateson dan konsisten dengan teori Fisher. Secara khusus mereka bertanggung jawab bagi pengembangan riset mengenai pengkodean dan pengkelompokan pola rasional. Seperti Fisher, Millar dan Rogers mengamati percakapan dan kode tindaka komunikasi dalam suatu cara yang membiarkan mereka menemukan pola yang diciptakan melalui interaksi. Dan risetnya mereka mengembangkan teori yang menunjukan bagaimana hubungan yang mengandung struktur kontrol, kepercayaan dan kekerabatan.


-TEORI PERSENTASI DIRI-

3.        Presentasi diri
Self-presentation (presentasi diri) mengacu pada keinginan untuk menunjukan image seseorang yang diinginkan baik kepada pribadi maupun khalayak umum.
§  False modesty (rendah hati yang salah)
Yaitu ketika seseorang selalu measa bahawa dirinya lebih buruk/rendah dan cenderung memuji kelebihan orang lain. Missal perasaaan yang menganggap dirinya lebih bodoh dan mengagung-agungkan kepandaian orang lain dan kadang berandai-andai “kenapa aku tak seperti mereka”.
§  Self-handicapping
Yaitu menjaga image diri  dengan perilaku dan tindakan yang bersifat menghibur diri untuk menutupi kelemahannya. Sebagai contoh seseorang yang akan wawancara kerja, justru mengandakan pesta besar-besaran bukan mempersiapkan diri, mahasiswa yang akan ujian justru main games darpada belajar. Ketika dalam ujian diia berhasil, ia akan membesar-besarkan bahwa meskipun tidak belajar  ia ternyata mampu, sedangkan jika ia gagal, ia mengatribusikan kegagalannya kepada hal-hal yang bersifat sementara dan remeh. Misal “saya gagal karena badanku agak lelah dan cape waktu ujian atau karna tadi malam kurang tidur, dll”daripada mengakui ketidakmampuannya.
§  Self- perception theory
Berasumsi bahwa tindakan kita adalah self revealing (ungkapan pikiran kita sendiri) ketika terdapat ketidakpastian tentang perasaan atau kepercayaan.
§  Self -presentation : impression management
Kita dapat mengulas sedikit di BAB II bahwa kita selalu sibuk berdandan, diet, berpakaian bahkan ikut operasi plastik hanya karena khawatir akan pikiran orang lain tentang kita. Untuk membuat kita terkesan bagus (good impression) sering kita berusaha untuk meraih reward sosial dan material guna menyamankan diri kita bahkan untuk menyelamatkan identitas sosial kita. Bahkan tak seorang pun ingin tampak seperti orang bodoh, maka ia berusaha untuk menyerasikan antara sikap dan tindakannya. Agar tampak konsisten, kita mungkin pura-pura bersikap yang kita sendiri tidak mempercayainya. Seseorang ynag cenderung membuat keasan baik dengan cara terus menerus memonitor perilaku sendiri dan memperhatikan bagaimana reaksi orang lain serta ia berusaha untuk tampil sesuai dengan tuntutan dan harapan orang lain terhadap dirinya yang disebut sebagai self monitoring tendency.
§  Self- justification: cognitive dissonance (penyelarasan diri : ketegangan kognitif)
Salah satu teori mengatakan bahwa sikap kita berubah karena kita termotifasi untuk tetap menjaga konsistensi kita diantara kognisi-kognisi yang kita miliki. cognitive dissonance theory dari Leon Festinger mengasumsikan bahwa akan muncul ketegangan ketika secara tiba-tiba muncul dua pikiran/kepercayaan “kognisi” yang secara psikis tidak konsisten. Maka untuk mengurangi ketidaknyaman dari kemunculan kognisi tersebut, kita sedapat mungkin menyelaraskan pikiran kita.
§  Self- perception (persepsi diri)
Self- perception theory mengasumsikan bahwa kita menarik kesimpulan diri sama seperti ketika mengamati perilaku kita sendiri. Ketika kita dalam keadaan/ambigu, kita dalam posisi pengamat seseorang dari luar, kita melihat sikap seseorang dengan cara mengamati perilaku mereka secara seksama ketika beraksi dengan perasaan senang. Seperti itu juga kita mengamati sikap kita sendiri. Mendengar diri sendiri, berbicara menginformasikan tindakan kita, mengamati tindakan-tindakan kita, memberikan petunjuk betapa kuatnya kepercayaan kita.
§  Self- monitoring
Baik tempat maupun waktu, para individu sangat bervariasi pendekatannya untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis. Seseorang yang memiliki self monitoring tinggi akan sangat terampil dalam memoniutor perilakunya sendiri dalam segala kondisi. Selain itu dalam menjalin hubungan, ia tidak mau berlama-lama dalam berpacaran dan memiliki itikad baik dalam berhubungan.
Menurut Snyder, Gangestad dan Simpson ( 1983), self monitoring didefinisikan sebagai cara individu dalam membuat perencanaan, bertindak dan berperilaku dalam situasi social. Self monitoring menjadi dua prototif yaitu ; high self monitoring dan low self monitoring.

-TEORI PENGUNGKAPAN DIRI-

Pengungkapan Diri (Self- Disclosure)
            Dalam suatu interaksi antara individu dengan orang lain, apakah orang lain akan menerima atau menolak, bagaimana mereka ingin orang lain mengetahui tentang mereka akan ditentukan oleh bagaimana individu dalam mengungkapkan dirinya. Pengungkapan diri (self disclosure) adalah proses menghadirkan diri yang diwujudkan dalam kegiatan membagi perasaan dan informasi dengan orang lain (Wrightsman, 1987).
            Menurut Morton (dalam Sears, dkk., 1989) pengungkapan diri merupakan kegiatan membagi perasaan dan informasi yang akrab dengan orang lain. Informasi di dalam pengungkapan diri ini bersifat deskriptif atau evaluatif. Deskriptif artinya individu melukiskan berbagai fakta mengenai diri sendiri yang mungkin belum di ketahui oleh pendengar seperti, jenis pekerjaan, alamat dan usia. Sedangkan evaluatif artinya individu mengemukakan pendapat atau perasaan  pribadinya seperti tipe orang yang disukai atau hal-hal yang tidak disukai atau dibenci.
            Pengungkapan diri ini dapat berupa berbagai topik seperti informasi perilaku, sikap, perasaan, keinginan, motivasi dan ide yang sesuai yang terdapat di dalam diri orang yang bersangkutan. Kedalaman dan pengungkapan diri seseorang  tergantung pada situasi dan orang yang diajak untuk berinteraksi. Jika orang yang berinteraksi dengan menyenangkan dan membuat merasa aman  serta dapat membangkitkan semangat maka kemungkinan bagi individu untuk  lebih membuka diri amatlah besar. Sebaliknya beberapa orang tertentu yang dapat saja menutup diri karena merasa kurang percaya  ( Devito, 1992 ).
            Dalam proses pengungkapan diri nampaknya  individu – individu yang memiliki kecenderungan mengikuti norma resiprok ( timbal balik). Bila seseorang menceritakan sesuatu yang bersifat pribadi, maka akan cenderung memberikan reaksi yang sepadan. Pada umumnya mengharapkan orang lain memperlakukan sama seperti memperlakukan mereka ( Raven & Rubin, 1983 )
Seseorang yang mengungkapan informsi pribadi yang lebih akrab dari pada yang kita lakukan akan membuat kita merasa terancam dan kita akan lebih senang mengakhiri hubungan semacam ini. Bila sebaliknya kita yang mengungkapkan diri terlalu akrab dibandingkan orang lain, kita akan merasa bodoh dan tidak aman ( Sears, dkk., 1988 ).
            Kebudayaan juga memiliki pengaruh dalam pengungkapan diri seseorang. Tiap-tiap bangsa dengan corak budaya masing-masing memberikan batas tertentu sampai sejauh mana individu pantas atau tidak pantas mengungkapkan diri. Kurt Lewin (dalam Raven & Rubin, 1983) dari hasil penelitiannya menemukan orang-orang Amerika nampaknya lebih mudah terbuka daripada orang-orang Jerman. Tetapi keterbukaan ini hanya terbatas pada hal-hal permukaan saja dan sangat enggan untuk membuka rahasia yang menyangkut pribadi mereka. Di lain pihak, orang Jerman pada awalnya lebih sulit untuk mengungkapkan diri meskipun untuk hal-hal yang bersifat permukaan, namun jika sudah nenaruh kepercayaan, maka mereka tidak enggan untuk membuka rahasia pribadi mereka yang paling dalam.

Tingkatan- tingkatan pengungkapan diri

            Dalam proses hubungan interpersonal terdapat tingkatan-tingkatan yang berbeda dalam pengungkapan diri. Menurut Powell ( dalam Supratikna, 1995) tingkatan-tingkatan pengungkapan diri dalam komunikasi yaitu :
a.       Basa basi merupakan tarf pengungkapan diri yang paling lemah atau dangkal, walaupun terdapat keterbukaan diantara individu, terapi  tidak terjadi hubungan antar pribadi. Masing-masing individu berkomunikasi basa-basi sekedar kesopanan.
b.      Membicarakan orang lain yang diungkapakan dalam komunikasi hanyalah tebntang orang lain atau hal-hal yang diluar dirinya. Walaupun pada tingkat ini isi komunikasi lebih mendalam tetapi pada tingkat ini individu tidak mengungkapkan diri.
c.       Menyatakan gagasan atau pendapat sudah mulai dijalin hubungan yang erat. Individu mulai mengungkapakan dirinya kepada individu lain.
d.      Perasaan : setiap individu dapat memiliki gagasan atau pendapat yang sama tetapi perasan atau emosi yang menyertai gagasan atau pendapat setiap individu dapat berbeda-beda. Setiap hubungan yang mengingingkan pertemuan antar pribadi yang sungguh-sungguh, haruslah didasarkan atas hubungan yang selama melakukan pengungkapan diri, berikan lawan bicara kita tidak melakukan pengungkapan diri juga, maka ada kemungkinan bahwa orang tersebut tidak menyukai keterbukaan yang kita lakukan.

-TEORI PERSEPSI INTERPERSONAL-

Komunikasi antar pribadi( interpersonal communication ) adalah komunikasi antara individu-individu ( Littlejohn, 1999).
      Bentuk khusus dari komunikasi antar pribadi ini adalah komunikasi diadik yang melibatkan hanya dua orang secara tatap-muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal, seperti suami-isteri, dua sejawat, dua sahabat dekat, seorang guru dengan seorang muridnya, dan sebagainya.
Steward L. Tubbs dan Sylvia Moss ( dalam Deddy Mulyana, 2005) mengatakan cirri-ciri komunikasi diadik adalah :
·         Peserta  komunikasi dalam jarak yang dekat;
·         Peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan, baik secara verbal maupun nonverbal.
Komunikasi antar pribadi sangat potensial untuk menjalankan fungsi instrumental sebagai alat untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena kita dapat menggunakan kelima  alat indera kita untuk mempertinggi daya bujuk pesan yang kita komunikasikan kepada komunikan kita. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi antar pribadi berperan penting hingga kapanpun, selama manusia masih mempunyai emosi. Kenyataannya komunikasi tatap- muka ini membuat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat media massa seperti surat kabar, televise, ataupun lewat teknologi tecanggihpun.
Jalaludin Rakhmat (1994) meyakini bahwa komunikasi antar pribadi dipengaruhi oleh persepsi interpersonal; konsep diri; atraksi interpersonal; dan hubungan interpersonal.
1.            Persepsi Interpersonal
Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi, atau menafsirkan informasi inderawi. Persepsi interpersonal adalah memberikan makna terhadap stimuli inderwi yang berasal dari seseorang  ( komunikan), yang berupa pesan verbal dan nonverbal. Kecermatan dalam persepsi interpersonal akan berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi, seseorang peserta komunikasi yang salah member makna terhadap pesan akan mengakibatkan kegagalan komunikasi.
2.         Konsep diri
Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Konsep diri yang positif, ditandai dengan lima hal, yaitu :
1.      Yakin akan mengatasi masalah
2.      Merasa sastra dengna orang lain
3.      Menerima tanpa rasa malu
4.      Menyadari, bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat
5.      Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya danberusaha mengubah. Konsep diri merupakan factor yang sangat menetukan dalam komunikasi antar pribadi, yaitu;
a)      Nubuat yang dipenuhi sendiri. Karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Bila seseorang mahasiswa menganggap dirinya sebagai orang yang rajin, ia akan berusaha menghadiri kuliah secara teratur, membuat catatan yang baik, mempelajari  materi kuliah dengan sungguh-sungguh, sehingga memperoleh nilai akademis yang baik.
b)      Membuka diri. Pengetahuan tentang diri kita akan meningkatkan komunikasi, dan pada saat yang sama, berkomunikasi dengan orang lain meningkatkan tentang diri kita. Dengan membuka diri, konsep diri menjadi dekat pada kenyataan. Bila konep diri sesuai dengan pengalaman kita, kita akan lebih terbuka untuk menerima pengalaman-penglaman dan gagasan baru.
c)      Percaya diri. Ketakutan untuk melakukan komunikasi dikenal sebagai communication apprehension. Orang yang aprehensif dalam komunikasi disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri. Untuk menumbuhkanpercaya diri, menumbuhkan konsep diri yang sehat menjadi perlu.
d)     Selektivitas. Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita karena konsep diri mempengaruhi kepada pesan apa kita bersedia membuka diri ( terpaan selektif ), bagaimana kita mempersepsi pesan ( persepsi selektif ), dan apa yang kita ingat ( ingatan selektif ). Selain itu konsep diri juga berpengaruh dalam penyandian pesan ( penyandin selektif ).
e.       Atraksi interpersonal
Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya taik seseorang. Komunikasi antar pribadi dipengaruhi atraksi interpersonal dalam hal :
1.      Penafsiran pesan dan penilaian. Pendapat dan penilaian kita terhadap orang lain tidak semata-mata berdasarkan pertimbangan rasional, kita juga makhluk emosional. Karena itu, ketika kita menyenangi seseorang, kita juga cenderung melihat segala hal yang berkaitan dengan dia secara positif. Sebaliknya, jika membencinya, kita cenderung melihat karakteristiknya secara negative.
2.      Efektivitas komunikasi. Komunikasi antar pribadi dinyatakan  efektif bila pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan. Bila kita berkumpul dalam satu kelompok yang memiliki kesamman dengan kita, kita akan gembira dan terbuka. Bila berkumpul dengan orang-orang yang kita benciakan membuat kita tegang, resah, dan tidak enak. Kita akan menutup diri dan menghindari komuinikasi.
f.       Hubungan interpersonal
Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain. Hubungan interpersonal yang baik akan menumbuhkan derajat keterbukaan orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung di antara peserta komunikasi. Miller (1976) dalam Exploration in Interpersonal Communiction, menyatakan bahwa
“ Memahami proses komunikasi interpersonal menuntut hubungan simbiosis antara komunikasi dan perkembangan relasional,dan pada gilirannya (secara serentak), perkembangan relasional mempengaruhi sifat komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut”. 
Lebih jauh, Jalaludin Rakhmat (1994) member catatan bahwa terdapat tiga factor dalam komunikasi antar pribadi yang menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik, yaitu
a.       Percaya 
b.      sikap suportif dan
c.       terbuka.
-Budaya Massa dan Budaya Populer-

Dalam sosiologi, istilah “massa” mengandung pengertian kelompok manusia yang tak bisa dipilah-pilah, bahkan semacam kerumunan (crowd) yang bersifat sementara dan dapat dikatakan: segera mati. Dalam kelompok manusia yang seperti ini, identitas seseorang biasanya tenggelam. Masing-masing akan mudah sekali meniru tingkah laku orang-orang lain yang “sekerumunan.” Puncak dari tingkah laku mereka akan dilalui, katakanlah maksudnya selesai, apabila secara fisik mereka sudah lelah dan tujuan bersamanya tercapai.
Menurut Dennis McQuail (1994:31), kata massa berdasarkan sejarah mempunyai dua makna, yaitu positif dan negatif. Makna negatifnya adalah berkaitan dengan kerumunan (mob),atau orang banyak yang tidak teratur, bebal, tidak memiliki budaya, kecakapan dan rasionalitas. Makna positif, yaitu massa memiliki arti kekuatan dan solidaritas di kalangan kelas pekerja biasa saat mencapai tujuan kolektif.
Blumer (1939) dalam McQuail (2002:41), mengemukakan ada empat komponen sosiologis yang mengandung arti massa, yaitu :
1. Anggota massa adalah orang-orang dari posisi kelas sosial yang berbeda, jenis pekerjaan yang berlainan , dengan latar belakang budaya yang bermacam-macam , serta tingkat kekayaan yang beraneka atau berasal dari segala lapisan kehidupan dan dari seluruh tingkatan sosial.

2. Massa terdiri dari individu-individu yang anonim.
3. Biasanya secara fisik anggota massa terpisah satu sama lainnya dan hanya terdapat sedikit interaksi atau penukaran pengalaman antar anggota-anggota massa dimaksud.
4. Keorganisasian dari suatu massa bersifat sangat longgar , dan tidak mampu untuk bertindak bersama atau secara kesatuan, seperti hanya suatu kerumunan (crowd).
Konsep masssa kemudian mengandung pengertian masyarakat secara keseluruhan " masyarakat massa"( the mass society). Menurut McQuail (2002 :39), massa ditandai oleh
1. memiliki agregat yang besar
2. tidak dapat dibedakan
3. cenderung berpikir negatif
4. sulit diperintah atau diorganisasi
5. refleksi dari khalayak massa.
Menurut Sapardi Djoko Pramono, budayawan dan sastrawan Indonesia , budaya massa sering terlihat sebagai prilaku meniru budaya asing atau barat atau juga amerika. Ia nyatakan berupa kecenderungan dengan perilaku didatanginya konsumen dan dipaksa menerima budaya. Budaya yang telah di-estetika-kan (baca: diberi bentuk ekspresi) dalam dunia imajiner yang dibentuk untuk konsumen. Sebenarnya budaya massa dimulai bersamaan dengan dimulainya masa industri. Dengannya monopoli budaya aristokrasi terlarutkan dan menghapus perbedaan budaya: kelas, tradisi, cita rasa. Ini berasal dari semangat moral universal dan demokratisasi kehidupan yang mementingkan keterlibatan umum, hasrat individu, pengalaman imajinatif, dan kepuasan.
I.       Penggunaan media massa di dalam budaya massa
Media massa adalah institusi yang menghubungkan seluruh unsur masyarakat satu dengan lainnya melalui produk media massa yang dihasilkan. Menurut Dennis McQuail, secara spesifik institusi media massa adalah:
1. Sebagai saluran produksi dan distribusi konten simbolis;
2.Sebagai institusi publik yang bekerja sesuai dengan aturan yang ada;
3. Keikutsertaan baik sebagai pengirim atau penerima adalah sukarela;
4. Menggunakan standar profesional dan birokrasi;
5. Media sebagai perpaduan antara kebebasan dan kekuasaan.
Dalam penyampaian berbagai produk tayangan, media massa berupaya menyesuaikan dengan khalayaknya yang heterogen dan berbagai sosio-ekonomi, kultural, dan lainnya. Produk media pun pada akhirnya dibentuk sedemikian rupa, sehingga mampu diterima oleh banyak orang. Produk media baik yang berupa berita, program keluarga, kuis, film, dan sebagainya, disebut sebagai upaya massa yaitu karya budaya.
Berdasarkan ciri-ciri yang demikian, maka seni hiburan ini banyak diproduksi media untuk menarik sebanyak mungkin khalayaknya. Hal ini tidak hanya dipengaruhi kebutuhan khalayak massa yang heterogen, juga adanya kepentingan komersial media yang kini masuk sebagai industri yang membutuhkan dana besar melalui iklannya. Menurut Burhan Bungin, budaya massa dibentuk disebabkan:
1. Tuntutan industri kepada pencipta untuk menghasilkan karya yang banyak dalam tempo singkat. Maka si pencipta untuk menghasilkan karya yang banyak dalam tempo singkat, tak sempat berpikir lagi, dan dengan secepatnya menyelesaikan karyanya. Mereka memiliki target produksi yang harus dicapai dalam waktu tertentu.
2. Karena budaya massa cenderung ’latah’ menyulap atau meniru segala sesuatu yang sedang naik daun atau laris, sehingga media berlomba untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya.
-Budaya Massa dan Komunikasi Massa-
Komunikasi massa berproses pada level budaya massa, sehingga sifat-sifat komunikasi massa sangat dipengaruhi oleh budaya massa yang berkembang di masyarakat di mana proses komunikasi itu berlangsung. Dengan demikian, menurut Burhan Bungin, budaya massa dalam komunikasi massa memiliki karakter:
1.           Nontradisional, yaitu umumnya komunikasi massa berkaitan erat dengan budaya populer. Acara-acara infotainment, pemilihan idol/bintang. Merupakan contoh dari karakteristik kebudayaan massa
2.           Merakyat, yaitu tersebar dan meluas sehingga tidak menimbulkan kekerucutan di tingkat elite saja.
3.           Memproduksi produk-produk massa, seperti umpamanya infotainment adalah produk pemberitaan yang diperuntukkan kepada massa secara luas. Semua orang dapat memanfaatkannya sebagai hiburan umum.
4.           Budaya massa sangat berhubungan dengan budaya populer, sebagai sumber budaya massa. Bahkan secara tegas dikatakan bahwa, bukan populer kalau bukan budaya massa, artinya budaya tradisional juga dapat menjadi populer apabila menjadi budaya massa. Contohnya adalah Srimulat, Ludruk, maupun Campursari.
5.           Diproduksi menggunakan biaya yang cukup besar, karena itu dana yang besar itu harus menghasilkan keuntungan untuk kontinuitas budaya massa itu sendiri, karena itu budaya massa diproduksi secara komersial agar tidak saja menjadi jaminan keberlangsungan sebuah kegiatan budaya massa namun juga menghasilkan keuntungan bagi kapital yang diinventasikan pada kegiatan tersebut.
6.           Diproduksi secara eksklusif, menggunakan simbol-simbol kelas sosial sehingga terkesan diperuntukkan kepada masyarakat modern, homogen, terbatas, dan tertutup. Namun sebenarnya budaya massa yang eksklusif ini terbuka untuk siapa saja yang ingin menikmatinya. Syarat-syarat utama dari eksklusifitas budaya massa ini adalah keterbukaan dan kesediaan terlibat dalam perubahan budaya secara massal.

Pada umumnya budaya massa dipengaruhi oleh budaya populer. Pemikiran tentang budaya populer menurut Ben Agger dapat dikelompokkan pada empat aliran, seperti di bawah ini:
a)      Budaya dibangun berdasarkan kesenangan namun tidak substansial dan mengentaskan orang dari kejenuhan kerja sepanjang hari;
b)      Kebudayaan populer menghancurkan nilai budaya tradisional;
c)      Kebudayaan menjadi masalah besar dalam pandangan ekonomi Marx Kapitalis;
d)      Kebudayaan populer merupakan budaya yang menetes dari atas.
Kebudayaan populer banyak berkaitan dengan masalah keseharian yang dapat dinikmati oleh semua orang atau kalangan tertentu, seperti pementasan mega bintang, kendaraan pribadi, fashion, model rumah, perawatan tubuh, dan semacamnya. Sebuah budaya yang akan memasuki dunia hiburan, maka budaya itu umumnya menempatkan unsur populer sebagai unsur utamanya. Dan budaya itu akan memperoleh kekuatannya manakala media massa digunakan sebagai by pass penyebaran pengaruh di masyarakat. Seperti Kapten Madison Avenue yang menggunakan media untuk menjual produk melalui televisi.
Makna budaya populer adalah sebagai budaya massa. Menurut Hikmat Budiman, dalam bukunya ”Lubang Hitam Kebudayaan”, secara umum perhatian orang terhadap budaya massa tertuju pada tiga hal, yakni:
1)      Daya tariknya yang demikian besar yang sanggup menjangkau kalangan terbatas dari sebuah kelompok massa dalam sebuah masyarakat. Kalau disederhanakan sebagai suatu produk konsumsi atas produk kultural sehingga daya tarik dari produk-produk kultural tersebut sanggup menyedot ketertarikan orang pada tingkat yang jauh lebih besar dibanding produk-produk yang ada sebelumnya.
2)      Memiliki kekuatan massif untuk menjangkau jumlah massa yang besar pada gilirannya menarik perhatian sejumlah orang untuk mengetahui pengaruh positif atau negatif terhadap bidang-bidang lain dalam kehidupan masyarakat kontemporer, maupun masyarakat pendukungnya secara keseluruhan.
3)      Medium penyebar budaya massa ini melalui media massa.
-PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MEDIA-
Perkembangan teknologi memiliki banyak implikasi pada seluruh bidang kehidupan manusia. Perkembangan teknologi yang begitu pesat ikut mempengaruhi proses eksistensi media. Hal tersebut juga terjadi karena pola perkembangan manusia modern yang cenderung serba instan. Masyarakat pada era globalisasi sekarang ini lebih menggemari kebiasaan menonton daripada kebiasaan membaca. Mereka juga tidak lagi suka membeli surat kabar atau majalah, berganti dengan digandrunginya media elektronik yang menampilkan visualisasi konsep. Kebiasaan ini seiring dengan waktu menjadi perubahan budaya pada manusia.
perkembangan teknologi yang begitu pesat ikut mempengaruhi proses eksistensi media. Media massa sedikit banyak akan mengalami pergeseran atau revolusi ke arah yang lebih canggih. Mulai dari buku, majalah, surat kabar, atau media cetak lainnya tidak memakai kertas lagi karena kita bisa membacanya secara online. Sisi baiknya, tentu jangkauannya lebih luas dan cepat, interaksi tinggi, selalu up-date, dan cost yang dikeluarkan lebih sedikit. Tapi hal tersebut justru akan menurunkan angka minat baca masyarakat terhadap buku dan media cetak.





-Model Adopsi Teknologi-
Salah satu fenomena yang cukup menarik di era globalisasi dan informasi saat ini adalah begitu hebatnya laju perkembangan dan penerapan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pada semua aspek kehidupan manusia.
Berbagai teori perilaku (behavioral theory) banyak digunakan untuk mengkaji proses adopsi teknologi informasi oleh pengguna akhir (end users), diantaranya adalah Theory of Reason Action, Theory of Planned Behaviour, Task-Technology Fit Theory, dan Technology Acceptance Model. Technology Acceptance Model (TAM) merupakan model penelitian yang paling luas digunakan untuk meneliti adopsi teknologi informasi.
Lee, Kozar, dan Larsen (2003) menjelaskan bahwa dalam kurun waktu 18 tahun terakhir TAM merupakan model yang popular dan banyak digunakan dalam berbagai penelitian mengenai proses adopsi teknologi informasi. Model atau teori yang paling mutakhir adalah Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT), yang dikemukakan pertama kali oleh Venkantesh (2003).
II.       INOVASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
Difusi inovasi adalah pemikiran yang melihat bahwa media massa berkontribusi atas seluruh pembaharuan dan inovasi yang berkembang dalam masyarakat. Difusi inovasi akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan masyarakat memahami dan menyadari masalah kemajuan dalam masyarakat itu sendiri.
Ada beberapa yang beranggapan bahwa perkembangan masyarakat sangat ditentukan oleh perkembangan teknologi komunikasi itu sendiri. Itulah determinisme teknologi. Ada beberapa asumsi:
a. Medium is the message, adalah pemahaman bahwa media massa memang membentuk kebudayaan. Bentuk media massa berpengaruh dan bernilai dalam membentuk pola pikir manusia.
b. Teknologi adalah kekuatan dominan. Pada dasarnya, sistem sosial dan ekonomi mempromosikan teknologi dan mendominasi kebudayaan.
-Model Adopsi Teknologi-
Salah satu fenomena yang cukup menarik di era globalisasi dan informasi saat ini adalah begitu hebatnya laju perkembangan dan penerapan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pada semua aspek kehidupan manusia.
Berbagai teori perilaku (behavioral theory) banyak digunakan untuk mengkaji proses adopsi teknologi informasi oleh pengguna akhir (end users), diantaranya adalah Theory of Reason Action, Theory of Planned Behaviour, Task-Technology Fit Theory, dan Technology Acceptance Model. Technology Acceptance Model (TAM) merupakan model penelitian yang paling luas digunakan untuk meneliti adopsi teknologi informasi.
Lee, Kozar, dan Larsen (2003) menjelaskan bahwa dalam kurun waktu 18 tahun terakhir TAM merupakan model yang popular dan banyak digunakan dalam berbagai penelitian mengenai proses adopsi teknologi informasi. Model atau teori yang paling mutakhir adalah Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT), yang dikemukakan pertama kali oleh Venkantesh (2003).
Gambaran singkat,  mengenai beberapa model adopsi tersebut adalah sebagai berikut:
-Theory of Reason Action-
Kings dan Gribbins (2002) menyebutkan bahwa pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an, Fishbein and Ajzen telah mulai mengembangkan suatu teori yang membantu para peneliti untuk memahami dan memprediksi sikap dan perilaku individu. TRA telah berhasil memprediksi dan menjelaskan perilaku pada berbagai wilayah kajian. Teori tersebut paling sering digunakan sebagi model teoritis dalam sistem informasi. Davis, Bagozzi, dan Warshaw (1989) menyatakan bahwa kinerja seseorang mengenai perilaku tertentu ditentukan oleh tujuan untuk menjalankan prilaku, dan tujuan tersebut ditentukan oleh sikap dan norma subyektif.
-Theory of Planned Behavior-
TPB merupakan perluasan dari TRA, yaitu dengan penambahan variabel perceived behavioral control-selain prilaku dan norma subyektif, untuk menerangkan situasi dimana individu tidak memiliki pengendalian terhadap perilaku yang diinginkannya (Ajzen, 1991) di dalam Chau dan Hu (2001). Menurut King (2003), penelitian mengenai adopsi teknologi sudah menggunakan TRA dan TPB sebagai model teoritisnya, tetapi TRA lebih umum digunakan. Chau dan Hu (2001) menggabungkan TPB dengan TAM. Variabel pengendaliannya diukur dengan 3 indikator yaitu kemampuan, pengetahuan, dan sumber daya yang dimiliki.
-Social Cognitive Theory-
Compeau dan Higgins (1999) sudah menggunakan model yang didasarkan pada teori kognitif yang dikembangkan oleh Badura untuk menguji pengaruh computer self-efficacy, ekspektasi hasil, minat atau perhatian, serta kecemasan terhadap penggunaan komputer. Dalam teori ini self-efficacy merupakan antecedent terhadap penggunaan teknologi. Tanggapan emosional seperti perhatian dan kecemasan dipengaruhi oleh self-efficacy.

-Task-Technology Fit Theory-
Inti dari model ini adalah konstruk yang disebut kecocokan tugas dengan teknologi atau Task-Technology Fit (TTF), yaitu kesesuaian antara kemampuan teknologi dengan tuntutan pekerjaan, atau kemampuan teknologi untuk mendukung pekerjaan (Goodhue and Thompson, 1995) di dalam Dishaw, Strong, dan Bandy (2002). Beberapa penelitian yang menggunakan teori atau kontruk tersebut, sebagai pembanding atau dikombinasikan dengan TAM, diantaranya adalah Thompson, Higgins, dan Howell (1991) dengan model utilisasi personnel computer (PC), serta Venkantesh dan Davis (2000) dan Klopping dan McKinney (2004) yang menggunakan varibel kesesuaian tersebut sebagai variabel eksternal terhadap TAM.
-Technology Acceptance Model-
TAM, yang diperkenalkan pertama kali oleh Fred D. Davis pada tahun 1986, adalah adaptasi dari TRA yang dibuat khusus untuk pemodelan penerimaan pengguna terhadap system informasi. Menurut Davis (1989), tujuan utama TAM adalah untuk memberikan dasar untuk penelusuran pengaruh faktor eksternal terhadap kepercayaan, sikap, dan tujuan pengguna. TAM menganggap bahwa 2 keyakinan individual, yaitu persepsi manfaat (perceived usefulness, disingkat PU) dan persepsi kemudahan penggunaan (perceived easy of use, disingkat PEOU), adalah pengaruh utama untuk perilaku penerimaan komputer.
-Unified Theory of Acceptance and Use of Technology-
UTAUT Model, yang dikemukan oleh Venkatesh etall (2003), merupakan model yang disusun berdasarkan teori-teori dasar mengenai perilaku pengguna teknologi dan model penerimaan teknologi yaitu TRA, TAM, TPB, motivational model, Model Pemanfaatan Personal Computer, teori difusi inovasi, dan SCT. Model ini terdiri dari 4 variabel sebagai determinant terhadap tujuan dan penggunaan teknologi informasi yaitu ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, pengaruh social, dan kondisi pendukung; serta 4 variabel sebagai moderator antara determinant dengan tujuan dan penggunaan teknologi informasi, yaitu jenis kelamin, usia, pengalaman, dan voluntariness.
-Inovasi ICT di Pendidikan Dasar-
Tak bisa dipungkiri, dalam jangka waktu yang relatif singkat, teknologi informasi dan komunikasi khususnya teknologi komputer multimedia, Internet dan Web berkembang dengan sangat pesat.
Pengguna Internet dan web di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Berdasarkan data perkiraan APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) sampai dengan akhir tahun 2005 pengguna internet indonesia mencapai 16 juta pengguna, naik hampir 50 % dibandingkan dengan data pengguna internet tahun 2004 yang mencapai 11 juta pengguna. Perkembangan Teknologi Pendukung media-media pembelajaran juga berkembang dengan sangat pesat seiring dengan inovasi dan perkembangan dunia teknologi yang berkembang pesat. Hal ini dikarenakan secara nyata teknologi informasi mampu mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Industri, biro perjalanan, rumah sakit, perbankan, pendidikan dan pemerintahan memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan efisiensi operasional mereka. Dengan memanfaatkan teknologi informasi, pengguna di mungkinkan untuk saling berkomunikasi tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.
Dalam kebijakan nasional, Teknologi Informasi (TI) menjadi kunci dalam dua (2) hal yaitu effisiensi proses dan memenangkan kompetisi; demikian juga dengan lembaga pendidikan (sekolah). Tanggung jawab sekolah dalam memasuki era globalisasi baru ini yaitu harus menyiapkan siswa untuk menghadapi semua tantangan yang berubah sangat cepat dalam arus masyarakat kita. Sehingga sekolah dituntut untuk mampu menghasilkan SDM-SDM unggul yang mampu bersaing dalam kompetisi global ini. Peningkatan kualitas dan kemampuan siswa dapat dilakukan dengan mudah salah satunya dengan memanfaatkan internet serta dengan memaksimalkan media pembelajaran berbasis IT dan Multimedia.
Membangun media pembelajaran serta informasi komunikasi sekolah yang bernuansa IT ini merupakan langkah awal bagi sekolah untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas siswa dalam menangkap pembelajaran melalui pendidikan di sekolah. Secara umum dengan adanya Teknologi Informasi dan Komunikasi serta Multimedia yang memadai dapat meningkatkan kemampuan daya tangkap anak dalam menerima pelajaran, menambah kreativitas dan inovasi karya melalui media-media pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

Ciri-Ciri Masyrakat Informasi

1. Angkatan kerja banyak yang bekerja di sektor informasi
2. Adanya satuan kerja yang mempunyai nilai tukar yang lebih banyak (upah) dibandingkan pekerja
    pekerja sektor lainnya.
3. Pada masyarakat Informasi ditandai dengan adanya ilmu pengetahuan sebagai pusat-pusat keunggulan
    (Center Of Excelent).
4. Pada masyarakat informasi Kepemimipinan/ Elit Komunukasi, Politik pengambil keputusan adalah para
    pekerja informasi.
5. Institusi atau struktur Komunikasi secara aumulatif berbentuk jaringan database yang terintegrasi.
6. Pada masyarakat Informasi, eksplorasi dunia maya mendekati titik yang disebut Virtual Reality.

Peran Komputer Dalam Kehidupan Kita:
1.      Robotisasi dan Otomasi Industri
2.      Telekomunikasi
3.      Alat Kecerdasan Buatan
4.      Akan mengganti sistem informasi dan Komuniakasi ke rumah-rumah


CYBER COMMUNITY
Netiket (etika di Internet) berupa kesepakatan etiket (hukum tidak tertulis) yang perlu di hormati oleh setiap individu yang berinteraksi di Internet. Jika ada individu yang melanggar norma, maka anggota komunitas yang lain biasanya akan mengingatkan individu tersebut untuk tidak mengulangi di lain waktu. Netiket ini yang kemudian menjadi koridor pengikat antar pengguna Internet dalam berinteraksi. Contoh sebuah Netiket dapat dilihat di http://groups.yahoo.com/local/guidelines.html, antara lain melarang pengguna Internet untuk mengganggu, mengancam pengguna lain, melanggar hak cipta, mengirimkan iklan sembarangan, mengirimkan spam, mengirim berita yang merusak nama baik, dan banyak lagi.
Proses pembentukan komunitas biasa memakan waktu cukup lama, antara 1-2 tahun. Biasanya berawal dari kelompok kecil beberapa individu yang berinteraksi akan sebuah hal yang menarik bagi mereka. Anggota forum diskusi dapat bertambah dengan dibuka keanggotaan untuk publik. Dinamika kelompok menjadi sangat menarik pada forum diskusi yang sifatnya terbuka, tidak di moderatori, dan tidak berpanutan pada seseorang atau sekelompok kecil elit.
Proses seleksi alam terjadi dalam komunitas, topik diskusi akan bergeser ke hal-hal yang akan menguntungkan sebagian besar komunitas. Menarik untuk diperhatikan bahwa dalam komunitas yang besar, seperti asosiasi-warnet@yahoogroups.com, itcenter@yahoogroups.com, akan tampak beberapa pimpinan natural hasil seleksi alam yang akan mendorong gerakan kelompok secara keseluruhan. Para pemimpin komunitas cyber biasanya juga merupakan pemimpin sesungguhnya di dunia nyata. Memang berbeda dengan karakter pemimpin negara ini, pemimpin di dunia cyber biasanya di hormati karena kepiawaian (knowledgable leader) dan kebijakannya; bukan karena kekuasaannya.
Dalam komunitas yang besar, biasanya aktiftas cyber juga akan mendorong terbentuknya berbagai aktifitas di dunia nyata yang dapat berupa usaha bersama, seminar atau workshop. Tidak terlalu mengherankan jika di komunitas seperti asosiasi-warnet@yahoogroups.com akan mendorong terselenggaranya berbagai seminar, workshop di berbagai kota di Indonesia dengan frekuensi yang lumayan tinggi, sekitar 1-2 seminar setiap minggu. Dari sisi dunia usaha, keberadaan komunitas besar di dunia cyber sangat menarik karena secara langsung berhubungan dengan proses pengembangan pasar dan kebutuhan; ada kebutuhan (demand) akan mendorong usaha penyedia (supply).
Pada akhirnya dalam komuinitas-komunitas cyber yang besar dan berdiskusi secara positif akan terjadi sebuah proses bola salju menggelinding semakin lama semakin besar, yang akan menguntungkan semua partisipan yang terlibat di dalamnya menuju sebuah tujuan bersama yang baik. Menarik untuk di simak bahwa bangunan yang menjadi pijakan komunitas cyber ini hanyalah sebuah platform berbentuk forum diskusi yang berbasis surat elektronik atau lebih di kenal sebagai e-mail.

-NETIKET-
Internet sebagai media interaktif memberikan kita kemudahan yang sangat besar, tidak perlu lagi kita menghabiskan banyak waktu dan uang untuk melakukan interaksi dengan orang lain. Bahkan dengan internet kita langsung bisa interaksi dengan berbagai orang sekaligus walau kita belum kenal secara visual dan bisa berasal dari mana saja di bumi ini.
Tapi juga internet memiliki banyak kelemahan, dalam interaktif perlu membangun suasana yang nyaman bagi lawan interaktif kita. Salah satu kelemahan internet sebagai media interaktif yaitu:
1. Kita tidak tahu kondisi emosi lawan interaktif,
2. Kita tidak tahu karakter lawan interaktif,
3. Kita bisa dengan tidak sengaja menyinggung perasaan seseorang.
Istilah yang dikenal sebagai 'netiket' atau nettiquette. Netiket adalah etika dalam berkomunikasi dalam dunia maya, di bawah ini khusus untuk berkomunikasi dalam sebuah forum/milis:

1. Jangan Gunakan Huruf Kapital
Karena penggunaan karakter huruf bisa dianalogikan dengan suasana hati si penulis. Huruf kapital mencerminkan penulis yang sedang emosi, marah atau berteriak. Tentu sangat tidak menyenangkan tatkala Anda dihadapkan dengan lawan bicara yang penuh dengan emosi bukan? Walau begitu, ada kalanya huruf kapital dapat digunakan untuk memberi penegasan maksud. Tapi yang harus dicatat, gunakanlah penegasan maksud ini secukupnya saja, satu-dua kata dan jangan sampai seluruh kalimat/paragraf.

2. Kutip Seperlunya
Ketika anda ingin memberi tanggapan terhadap postingan seseorang dalam satu forum, maka sebaiknya kutiplah bagian terpentingnya saja yang merupakan inti dari hal yang ingin anda tanggapi dan buang bagian yang tidak perlu. Jangan sekali-kali mengutip seluruh isinya karena itu bisa membebani bandwith server yang bersangkutan dan bisa berakibat kecepatan akses ke forum menjadi terganggu.

3. Perlakuan Terhadap Pesan Pribadi
Jika seseorang mengirim informasi atau gagasan kepada anda secara pribadi (private message), Anda tidak sepatutnya mengirim/menjawabnya kembali ke dalam forum umum.

4. Hati-hati terhadap informasi/ berita hoax
Tidak semua berita yang beredar di internet itu benar adanya. Seperti halnya spam, hoax juga merupakan musuh besar bagi para kebanyakan netter. Maka, sebelum anda mem-forward pastikanlah terlebih dahulu bahwa informasi yang ingin anda kirim itu adalah benar adanya. Jika tidak, maka anda dapat dianggap sebagai penyebar kebohongan yang akhirnya kepercayaan orang-orang di sekitar anda pun akan hilang.

5. Ketika 'Harus' Menyimpang Dari Topik (out of topic/ OOT)
Ketika Anda ingin menyampaikan hal yang diluar topik (OOT) berilah keterangan, supaya subject dari diskusi tidak rancu.

6. Hindari Personal Attack
Ketika anda tengah dalam situasi debat yang sengit, jangan sekali-kali Anda menjadikan kelemahan pribadi lawan sebagai senjata untuk melawan argumentasinya. Sebab, ini hanya akan menunjukkan seberapa dangkal pengetahuan anda. Lawan argumentasi hanya dengan data/fakta saja, sedikit langkah diplomasi mungkin bisa membantu. Tapi ingat, jangan sekali-kali menggunakan kepribadian lawan diskusi sebagai senjata sekalipun ia adalah orang yang Anda benci. Budayakan sikap Diskusi yang sehat, bukan debat kusir.

7. Kritik dan Saran yang Bersifat Pribadi Harus Lewat PM (Personal Message)
Jangan mengkritik seseorang di depan forum. Ini hanya akan membuatnya rendah diri. Kritik dan saran yang diberikan pun harus bersifat konstruktif, bukan destruktif. Beda bila kritik dan saran itu ditujukan untuk anggota forum secara umum atau pihak moderator dalam rangka perbaikan sistem forum, Anda boleh mempostingnya di dalam forum selama tidak menunjuk orang per orang tertentu.

8. Dilarang menghina Agama :
Ada beberapa forum dalam Situs ini yang memungkinkan terjadinya debat antar agama, atau debat antara Kristiani sendiri yang berlainan denominasinya. Untuk itu diharapkan agar masing-masing netter tidak menghina nama Tuhan, nama nabi, Kitab Suci, Denominasi dst. untuk membenarkan keyakinannya sendiri.

9. Cara bertanya yang baik :
·         Gunakan bahasa yang sopan.
·         Jangan asumsikan bahwa Anda berhak mendapatkan jawaban.
·         Beri judul yang sesuai dan deskriptif.
·         Tulis pertanyaan anda dengan bahasa yang baik dan mudah dimengerti.
·         Buat kesimpulan setelah permasalahan anda terjawab.

-PERAN MEDIA MASSA BAGI MASYARAKAT-
Perkembangan media massa bagi manusia sempat menumbuhkan perdebatan panjang tentang makna dan dampak media massa pada perkembangan masyarakat.  Dalam perkembangan teori komunikasi massa, konsep masyarakat massa mendapat relasi kuat dengan produk budaya massa yang pada akhirnya akan mempengaruhi bagaimana proses komunikasi dalam konteks masyarakat massa membentuk dan dibentuk oleh budaya massa yang ada.  Media massa berperan untuk membentuk keragaman budaya yang dihasilkan sebagai salah satu akibat pengaruh media terhadap sistem nilai, pikir dan tindakan manusia.
Dampak media massa dalam sebuah masyarakat membuat persepsi baru bahwa media massa, masyarakat, budaya massa dan budaya tinggi secara simultan saling berhubungan satu sama lain. Corak hubungan faktor-faktor di atas bersifat “interplay”. Tentu saja perubahan makna sosial tersebut juga dipengaruhi oleh perkembangan sosial baru dalam era modernisasi. Dalam proses ini ada beberapa pertimbangan yang perlu dilihat, yaitu:
Pertama, perkembangan media sampai pada satuan kecil masyarakat membuat kita harus membuat sikap baru dan lebih kompleks terhadap terminologi-terminologi sosial tradisional yang diyakini oleh masyarakat.
Kedua, perkembangan media massa baru seperti televisi sempat mengubah persepsi sosial masyarakat karena pengaruhnya yang sedemikian dahsyat. Bahkan dapat dikatakan bahwa televisi mampu menjadi sentra kehidupan sosial meski tidak menutup kemungkinan bahwa media cetak juga tetap mempunyai kekuatan yang cukup signifikan dalam masyarakat.
Ketiga, proses transisi sosial baru yang dialami oleh masyarakat menuntut kita untuk memperbaharui konsep sosial yang sudah ada.
Keempat, Pemahaman tentang ini juga akan mempengaruhi keseluruhan sikap yang diambil dalam proses perkembangan budaya masyarakat itu sendiri

Media massa sendiri dalam masyarakat mempunyai beberapa fungsi sosial, yaitu fungsi pengawasan sosial, fungsi interpretasi, fungsi transmisi nilai dan fungsi hiburan.
1. Fungsi pengawasan media adalah fungsi yang khusus menyediakan informasi dan peringatan kepada masyarakat tentang apa saja di lingkungan mereka. Media massa meng-up date pengetahuan dan pemahaman manusia tentang lingkungan sekitarnya.
2. Fungsi interpretasi adalah fungsi media yang menjadi sarana memproses, menginterpretasikan dan mengkorelasikan seluruh pengetahuan atau hal yang diketahui oleh manusia.
3. Fungsi transmisi nilai adalah fungsi media untuk menyebarkan nilai, ide dari generasi satu ke generasi yang lain.
4. Fungsi hiburan adalah fungsi media untuk menghibur manusia. Manusia cenderung untuk melihat dan memahami peristiwa atau pengalaman manusia sebagai sebuah hiburan.
Dalam perkembangan selanjutnya, media massa mempunyai fungsi-fungsi baru, yaitu membentuk komunitas dan komunikasi virtual, seperti halnya kelompok internet di dunia maya. Internet dapat dipahami sebagai alat atau media umum yang bisa secara komplet memenuhi fungsi media massa “tua”. Internet bisa menyempurnakan transaksi komersial, menyediakan dukungan sosial dan mengirim jasa pemerintahan.

Dalam media ada berita. Berita sendiri berpengaruh pada masyarakat. Pengaruh itu adalah:
a. Agenda setting adalah pemahaman bahwa berita mempengaruhi agenda publik yang secara rutin diberitakan oleh media massa.
b. Gatekeeping: media bisa menjadi penjaga informasi atau penyaring informasi yang ditujukan kepada masyarakat.
c. Framing terjadi ketika media massa membingkai beberapa isu yang ditonjolkan oleh media kepada masyarakat.

Dengan berapa fenomena di atas, terdapat beberapa kontroversi yang menyatakan bahwa media massa pada dasarnya bias. Hanya memang masalah bias selalu berada dalam diskusi panjang mengenai masalah objektivitas dalam sebuah media massa.

Difusi inovasi adalah pemikiran yang melihat bahwa media massa berkontribusi atas seluruh pembaharuan dan inovasi yang berkembang dalam masyarakat. Difusi inovasi akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan masyarakat memahami dan menyadari masalah kemajuan dalam masyarakat itu sendiri.

Teknologi disadari sebagai alat kemajuan apabila memberikan kontribusi konkret atas masyarakat. Persebaran inovasi bisa dimulai dari tingkat pengetahuan atau idea baru dari media Ada proses penyerapan teknologi dari masyarakat. Selanjutnya masyarakat menyaring teknologi tersebut apakah memang inovasi tersebut bermanfaat. Dari pemahaman dan penyaringan tersebut, masyarakat mengadopsi teknologi atau tidak.

Perkembangan media massa modern tidak terelakkan. Perkembangan yang pelan tapi diakhiri dengan akselerasi perkembangan yang luar biasa. Tapi dalam perkembangan selanjutnya, perkembangan teknologi komunikasi harus diikuti dengan pemahaman yang layak pemakai atas teknologi itu sendiri. Ada beberapa yang beranggapan bahwa perkembangan masyarakat sangat ditentukan oleh perkembangan teknologi komunikasi itu sendiri. Itulah determinisme teknologi. Ada beberapa asumsi:
a. Medium is the message, adalah pemahaman bahwa media massa memang membentuk kebudayaan. Bentuk media massa berpengaruh dan bernilai dalam membentuk pola pikir manusia.
b. Teknologi adalah kekuatan dominan. Pada dasarnya, sistem sosial dan ekonomi mempromosikan teknologi dan mendominasi kebudayaan.
c. Media massa mendorong kebudayaan

Dalam proses ekonomi, media massa juga menerapkan segmentasi. Segmentasi adalah proses penajaman segmen konsume yang mengkonsumsi isi media atau industri media yang ada.

Perkembangan teknologi, industri dan daya serap masyarakat terhadap media mengandaikan perubahan juga di dalam karakter media massa modern. Diperlukan media yang lebih spesifik atau lebih fokus pada khalayak tertentu, sehingga hal ini mengubah pola isi media massa.  Maka tidak mengherankan jika terjadi perkembangan media massa baru. Media massa baru adalah bentuk dan ragam media massa yang dikembangkan sesuai dengan ciri dan karakter masyarakat modern.

Perkembangan dramatis media massa modern adalah personalisasi. Media massa diharapkan semakin masuk dan melayani aspek personal manusia modern. Internet merupakan contoh yang jelas pada segmentasi personal media massa modern. Media modern seperti internet mengakomodir globalisasi yang semakin membuat media massa berkonvergensi. Media interaktif dalam internet membentuk apa yang disebut dengan perdagangan atau ekonomi digital (e-commerce atau digital-economy). Perubahan drastis dalam teknologi komunikasi juga mempengaruhi bentuk-bentuk media massa baru.


-Pengaruh Teori Difusi Inovasi dan Media Multilangkah di Internet-
Internet adalah media massa generasi III yang belakangan ini banyak berperan dalam sebuah komunikasi massa.Dalam dunia cyber ini konteks komunikasi yang terjadi banyak sekali macamanya kalau dibahas satu per satu .Mulai dari komunikasi interpersonal yang dilakukan 2 orang yang sedang memanfaatkan fasilitas chatting di internet sampai pada level komunikasi massa dimana media beraksi dan mempengaruhi kehidupan kita.
Dalam pembahasan ini penulis akan lebih membahas pada konteks komunikasi massa dan komunikasi antar budaya.Mengapa 2 hal tersebut yang akan lebih lanjut dibahas?
Karena pada dasarnya internet adalah suatu media massa yang didalamnya terdapat interaksi oleh masyarakat dunia.Di dalam sebuah masyarakat yang dapat dikatakan sebagai Global Village , dimana semua informasi bisa didapatkan dan diketahui oleh semua orang tanpa memandang jarak dan waktu ,2 konteks komunikasi yang paling penting adalah komunikasi massa (mass communication) dan komunikasi antar budaya (cross cultural communication).
Komunikasi massa lebih mengarah pada masalah interaksi khalayak di internet dan cross cultural communication lebih mengarah pada perbedaan kultur budaya antar negara dalam sebuah proses komunikasi.
Komunikasi Massa (Mass Communication) mengandung pengertian bahwa praktek dan produk penyediaan hiburan dan informasi pada khalayak tidak dikenal (unknown audiences)melalui cara corporate industry procesed,state regulated ,high technology,privately consumed,in modern printed,screen ,radio,audio,internet and any broadcast media (disampaikan pada mata kuliah Komunikasi Massa ;Dosen Bonaventura Satya Bharata M,Si ; FISIP UAJY)
Dalam penggunaan teknologi internet pada komunikasi massa jelas sangat berpengaruh pada kegiatan/interaksi yang dilakukan di internet itu sendiri.Teori komunikasi yang biasa dilakukan media pada khalayak ,dalam hal ini adalah teori pengaruh media multi langkah yang akan dibahas pada bahasan selanjutnya.(McQuail,Denis , Teori Komunikasi Massa)
Komunikasi antar budaya (Cross Cultural Communication) megadung pengertian the pieces of the exchange of thought and meaning beetwen people of differing culture.(disampaikan pada mata kuliah Komunikasi Lintas Budaya;Dosen A.Eko.S,Ms ; FISIP UAJY)Konteks komunikasi antar budaya jika dihubungkan dengan media internet adalah ketika orang dari negara/ kultur / bangsa / budaya berbeda melakukan diskusi dalam sebuah forum di internet.Alasan pemilihan judul : Pengaruh Teori Difusi dan Teori Pengaruh Media Multi langkah karena teknologi pada Internet itu sendiri selalu berkembang ,demikian juga teknologi internet.Dahulu mungkin orang hanya bisa berinteraksi di internet secara tulisan lewat media chatting / MIRC .Tapi sekarang seiring dengan kemajuan teknologi,orang berinteraksi lewat internet secara face to face atau tatap muka dengan menggunakan webcam.Perubahan tampilan audio saja menjadi audio-visual dan perkembangannya adalah salah satu contoh dari bagian penerapan teori difusi inovasi.Sedangkan penerapan dari teori pengaruh media multi langkah salah satu contohnya ialah pada Jurnalisme online di Internet dimana audience juga ikut ambil bagian secara tidak langsung dalam proses editing berita dan berita yang selalu di update ,karena pengaruh media multi langkah berbunyi :”Media mempengaruhi orang banyak ,yang juga saling mempengaruhi ,selanjutnya mempengaruhi media (DeVito,Joseph A , 1997 , 524)

Konsep / Teori yang digunakan :
1. Teori Difusi Inovasi
Difusi mengacu pada menyebarnya informasi baru ,inovasi atau proses baru ke seluruh masyarakat.Inovasi dapat bermacam-macam misalnya tampilan multimedia , komputer,monitor,belajar melalui pengalaman ,dll.(disampaikan pada diskusi kelas;mata kuliah Teori Komunikasi ; Dosen F.Anita Herawati H,M.Si.;FISIP UAJY)
Teori Difusi Inovasi ini penulis gunakan untuk menganalisis tentang masalah mengapa pemakaian MIRC / media interaksi secara tulisan di Internet menjadi jarang digunakan ketika orang sudah dapat berinteraksi secara tatap muka / face to face dengan webcam melalui media Yahoo Messenger .Hal ini akan dibahas pada bahasan selanjutnya.
Adapun 3 tahapan itu adalah :

1)Tahap Akuisisi Informasi :
Orang memperoleh dan memahami Informasi tentang Inovasi.
Contohnya : Orang-orang memperoleh informasi tentang keunggulan Yahoo Messenger daripada MIRC,kemudian mempelajarinya dan mencobanya.

2)Tahap Evaluasi Informasi :
Orang mengevalusi informasi tentang inovasi.
Contohnya : Orang –orang menyadari bahwa Yahoo Messenger lebih menarik,efektif,dan asik untuk digunakan daripada MIRC

3)Tahap Adopsi :
Orang melaksanakan / menolak inovasi.
Contohnya :Orang-orang sudah mulai menggunakan Yahoo Messenger,dan pelan- pelan MIRC mulai ditinggalkan.
Dengan penjelasan di atas kiranya pertanyaan tentang mengapa MIRC mulai ditinggalkan usernya sudah terjawab.Orang-orang sebagai khalayak sudah mulai berpikir untuk menggunakan sesuatu hal yang baru yang kiranya lebih efektif jika digunakan.

2)Teori Pengaruh Media Multi Langkah
”Media mempengaruhi orang banyak ,yang juga saling mempengaruhi ,selanjutnya mempengaruhi media (DeVito,Joseph A , 1997 , 524)
Teori pengaruh media multi langkah ini penulis gunakan untuk menganalisis tentang masalah pada Jurnalisme Online dimana media mempengaruhi orang banyak lewat pemberitaanya ,kemudian audience/pembaca saling mempengaruhi dan selanjutanya mempengaruhi media itu sendiri melalui interkasi antara audience / pembaca dengan seorang Jurnalis Online.
Sebelumnya telah dijelaskan diatas bahwa dalam Jurnalisme Online ,audience juga ikut ambil bagian secara tidak langsung dalam editing berita.Dalam hal ini yang terjadi adalah pengaruh teori media multi langkah karena teori multi langkah ini tampaknya lebih akurat dalam menjelaskan apa yang terjadi dalam pembentukan opini dan sikap.
Sebagai contoh,dalam membaca artikel detik.com di Internet tentang pemberontakan dan pemogokan kerja oleh karyawan BBC media menampilkan bahwa seolah-olah BBC akan membuang 40% karyawannya.Namun dalam hal ini audience yang membaca berita itu merasa berita itu kurang akurat.Maka seorang pembaca mendiskusikan masalah ini dengan pembaca lain dan akhirnya memperoleh kesimpulan bahwa BBC hanya mengurangi karyawan untuk meningkatkan profesionalisme di dunia kerja mereka.Kemudian para pembaca yang memiliki suatu data dan argumen tentang masalah ini, mengirimkan e-mail kepada redaktur di detik.com untuk mengubah /mengupdate beritanya.E-mail yang dikirimkan pembaca selajutnya diterima oleh editor.Kemudian editor merasa bahwa beritanya memang perlu di up-date demi keakuratan suatu berita sehingga dalam hal ini peran pembaca dapat mempengaruhi media.
Dalam hal ini pembaca dipengaruhi oleh media pada awalanya.Namun sesudah itu terjadi, pembaca yang memiliki suatu opini dapat juga mempengaruhi media dengan mengirim up-date an suatu berita.


-Media dan Masyarakat-
Istilah “we can not not communication” merupakan suatu landasan dikembangankannya berbagai macam media untuk berkomunikasi serta salah satu faktor yang menginsirasi para inovator dan kreator untuk menciptakan media-media komunikasi hingga perkembangannya yang pesat tidak dapat dihindari dan karena itulah muncul revolusi besar di bidang komunikasi. Perkembangan di duniakomunikasi itu sendiri juga diawali dengan metamorposis media (mediamorphosis).
Secara umum, media mempunyai banyak peran dalam tatarannya sebagai suatu alat sosialisasi. Diantaranya seperti, jendela, juru bahasa, pengantar atau pembawa informasi, jaringan interaktif yang menghubungkan pengirim dan penerima pesan, papan penunjuk jalan, penyaring untuk memilih, cermin yang memantulkan citra masyarakat itu sendiri dan tirani atau penutup.
Dapat dikatakan juga bahwa sosialisasi antar individu dengan komunitasnya hingga membentuk suatu kelompok masyarakat dilakukan dengan interaksi intens satu sama lain terlepas dari apapun medianya. Kegiatan komunikasi dan medianya memang merupakan dua hal yang secara beriringan berjalan dan saling menyeimbangkan.
Interaksi kini tidak lagi dilakukan hanya dengan tatap muka secara langsung, namun berbagai media komunikasi dengan kecanggihannya masing-masing dapat digunakan dengan tidak menghilangkan atmosfer keberadaan. Dengan kata lain, masyarakat dan komunikasi serta dengan berbagai macam media yang digunakannya merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan sebab dari situlah muncul sebuah peradaban.


-Perkembangan Media Terhadap Masyarakat-

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang seiring dengan kajuan jaman. Dan masyarakat yang modern kini menjadikan informasi sebagai ‘kebutuhan pokok’. Itulah mengapa manusia menggunakan segala cara untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Informasi merupakan hal yang sangat penting dewasa ini. Beberapa negara bahkan memiliki lembaga formal untuk mengatur segala hal mengenai informasi. Kemajuan teknologi dalam dunia pengetahuan kita tentu berimbas pada kemajuan informasi. Sumber-sumber untuk mendapatkan informasi bisa berasal dari mana saja. Baik itu lingkungan yang terdekat dengan kita seperti keluarga dan pertemanan, bisa pula melalui media-media lainnya seperti media cetak. Media cetak dalam hal ini buku, majalah, dan surat kabar memiliki andil besar dalam penyebaran informasi.

Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi komputer dan internet, media cetak pun terpengaruh. Menyadari pentingnya Internet, sekarang pihak penerbit media cetak juga ikut berkontribusi dalam pemberian informasi kepada masyarakat via online. Mereka biasanya mempunyai situs sendiri yang berisi berita yang terdapat juga di media yang mereka cetak. Misalnya situs majalah Seventeen, disana tersedia rubrik-rubrik yang juga terdapat di majalah versi cetak. Bahkan komunikasi tersebut bisa berjalan dua arah dengan cara para pembaca memberikan feedback berupa comment. Contoh lain adalah e-book atau electronic book, merupakan bentuk baru dari buku. Dimana bentuk dari buku telah berubah. Hal tersebut bisa didapatkan lewat internet dengan cara mengunduhnya.
Dengan adanya perkembangan teknologi informasi, perilaku dan sikap kita dapat berubah. Misalkan kita tak perlu lagi bersusah jika ingin membeli buku tertentu. Jika dulu kita harus pergi ke took buku atau membelinya di counter, sekarang kita dapat dengan mudah membelinya lewat situs tertentu, seperti amazon.com misalnya. Bahkan ada beberapa penerbit yang mengijinkan bukunya untuk di download secara cuma-cuma oleh masyarakat luas.
Seiring dengan berjalannya waktu, sumber-sumber informasipun tak lagi hanya melalui media cetak namun telah berkembang melalui media audio dan audio-visual. Musik, kata yang mempunyai sejarah panjang, merupakan salah satu media yang menjadi sumber informasi.

Musik adalah sebuah bahasa universal yang disukai oleh orang di seluruh dunia. Sejarah awal musik berkembang pada saat ditemukannya Phonograph pada tahun 1877 oleh Thomas Alfa Edison. Lagu pertama yang dipedengarkan adalah Mary Had a Little Lamb. Lalu penemuan selanjutnya oleh Emile Berliner pada tahun 1882 yaitu gramophone dimana pertama kalinya digunakan flat disk yang biasa dikenal dengan vinyl. Lalu pada tahun 1906 Victrola dikenalkan dan menjadi phonograph yang biasa digunakan oleh public dan orang banyak.
Perkembangan musik selanjutnya yaitu dimana radio mulai mengudara pada tahun 1924. Pada awal masa tsb, terjadi persaingan yang hebat pada penjualan phonograph karena dengan adanya radio, penjualan phonograph menjadi turun secara drastis. Namun setelahnya, radio digunakan sebagai alat sosialisasi musik terbaru sehingga didengar oleh masyarakat umum dan nantinya masyarakat umum akan membeli musik tersebut melalui vinyl dari phonograph. Sehingga dengan adanya radio, terjadilah hubungan timbal balik positif diantara keduanya.

Perkembangan selanjutnya pada media audio-visual yang sangat efektif dalam menyampaikan informasi. Adalah televisi dan film media audio-visual yang sangat berkembang pesat dewasa ini. Informasi dan pesan yang disampaikan melalui media ini terbilang sangat efektif, sehingga media ini mendominasi dalam proses komunikasi.
Dengan perkembangan teknologi yang demikian pesat, kebutuhan manusia akan informasi akan lebih terakomodasi. Sehingga semakin lama, bentuk media akan semakin beragam yang memungkinkan manusia lebih mudah dalam mengakses informasi.

-Perkembangan Media Seiring Kemajuan Perkembangan Teknologi-
Perkembangan teknologi memiliki banyak implikasi pada seluruh bidang kehidupan manusia. Perkembangan teknologi yang begitu pesat ikut mempengaruhi proses eksistensi media. Hal tersebut juga terjadi karena pola perkembangan manusia modern yang cenderung serba instan. Masyarakat pada era globalisasi sekarang ini lebih menggemari kebiasaan menonton daripada kebiasaan membaca. Mereka juga tidak lagi suka membeli surat kabar atau majalah, berganti dengan digandrunginya media elektronik yang menampilkan visualisasi konsep.
Kebiasaan ini seiring dengan waktu menjadi perubahan budaya pada manusia.            Seperti telah saya sampaikan di atas, perkembangan teknologi yang begitu pesat ikut mempengaruhi proses eksistensi media. Media massa sedikit banyak akan mengalami pergeseran atau revolusi ke arah yang lebih canggih. Mulai dari buku, majalah, surat kabar, atau media cetak lainnya tidak memakai kertas lagi karena kita bisa membacanya secara online. Sisi baiknya, tentu jangkauannya lebih luas dan cepat, interaksi tinggi, selalu up-date, dan cost yang dikeluarkan lebih sedikit. Tapi hal tersebut justru akan menurunkan angka minat baca masyarakat terhadap buku dan media cetak. Media online  memiliki permasalahan, yaitu kompetisi yang berat antara satu situs majalah online dengan majalah online yang lain, proliferasi penerbitan dan isi, gratis, serta ruang iklan yang terbatas, tidak seperti pada media non online. Solusi yang dilakukan ialah dengan pembayaran untuk premium content, iklan pay-per-click, serta langganan.

Media elektronik ikut melakukan perkembangan sesuai permintaan pasar. Perkembangan media elektronik dapat dilihat dalam berbagai bentuk. Bentuk TV digital mendapat kemajuan menjadi TV kabel dan situs Youtube yang fenomenal dalam hal video online merupakan salah satu dari beberapa bentuk perkembangan media elektronik tersebut. Pada dunia penyiaran televisi, perkembangan ini juga terasa pada segmentasi yang diterapkan TV swasta di Indonesia. Media televisi yang sudah ada visualnya sejak dahulu bersifat kapitalis. Masuknya pebisnis sebagai pemimpin media menyebabkan muatan televisi penuh dengan kepentingan bisnis. Kepentingan ini diterapkan secara implisit bahkan terkadang sacara eksplisit. Kejenuhan masyarakat tidak dapat terhindarkan. Masyarakat tidak mempunyai alternatif tontonan. Bidang komunikasi memang tidak dapat dipisahkan dari semua perkembangan teknologi yang berimbas pada perkembangan media. Semua perkembangan ini hendaknya dilihat dari sisi positif. Apabila berhasil memandang semua perkembangan ini dari sisi positif, tidak tertutup kemungkinan untuk menciptakan peluang baru bahkan inovasi baru tentang media dari semua perkembangan teknologi ini.




0 Response to "Rangkuman Mata Kuliah Sosiologi"